Apakah Bulan Memiliki Cahaya Sendiri? Ini Jawabannya!
Pernahkan Si Kecil bertanya tentang, apakah bulan memiliki cahaya sendiri?
Jawaban berikut bisa membantu Moms dalam menjelaskannya pada anak.
Pertanyaan tentang apakah bulan memiliki cahaya sendiri mungkin saja muncul saat Moms dan Si Kecil memandang indahnya bulan di langit malam hari.
Faktanya, bulan tidak memiliki cahayanya sendiri. Cahaya rembulan yang kita lihat sebenarnya adalah pantulan cahaya matahari.
Untuk memahami lebih lanjut bagaimana ini terjadi, mari simak lebih lanjut.
Baca Juga: Pengertian Satuan Gaya dalam Fisika, Mulai dari Jenis hingga Rumusnya
Apakah Bulan Memiliki Cahaya Sendiri?
Apakah bulan memiliki cahaya sendiri? Melansir laman NASA, bulan tidaklah memiliki cahayanya sendiri.
Cahaya yang kita lihat dari bulan selama ini merupakan pantulan dari sinar matahari.
Dengan kata lain, bulan memantulkan cahaya matahari yang jatuh padanya.
Ketika matahari berada di sisi yang berlawanan dari bulan, sinar matahari menerangi bulan, dan bagian dari bulan yang menghadap bumi menjadi terang.
Perlu diketahui juga bahwa, bulan dapat mengalami berbagai fase, yakni bulan baru, setengah bulan, dan bulan purnama.
Selama fase bulan baru, kita akan melihat sisi yang tidak terkena cahaya matahari sehingga bulan hampir tidak terlihat di langit malam.
Sebaliknya, selama bulan purnama, sisi bulan yang menghadap bumi menerima cahaya matahari penuh yang membuat kita dapat melihat bulan terang dan penuh di langit.
Baca Juga: 15 Ciri-Ciri Planet Mars, Planet yang Dekat dengan Bumi
Ciri-Ciri Bulan
Bulan adalah satelit alami Bumi dan memiliki sejumlah ciri-ciri khas yang membedakannya dari planet dan benda langit lainnya di tata surya.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri utama bulan:
1. Ukuran Bulan
Moms dan Si Kecil mungkin bertanya-tanya, berapa ukuran bulan yang sebenarnya?
Diameter rata-rata bulan sekitar 3.474 kilometer (2.159 mil). Ini menjadikan bulan memilik ukuran sekitar 1/4 dari diameter bumi.
Dengan ukurannya tersebut, bulan menjadi salah satu satelit terbesar di tata surya.
Tepatnya satelit terbesar kelima setelah ganymede (satelit planet jupiter), titan, (satelit planet saturnus), callisto (satelit planet jupiter), dan io (satelit planet jupiter).
2. Jarak Bulan dengan Bumi
Secara rata-rata, jarak antara bulan dan bumi adalah sekitar 238,855 mil (384,400 kilometer).
Namun, karena orbit bulan tidak berbentuk lingkaran sempurna, jaraknya dapat bervariasi antara sekitar 225,623 mil (363,104 kilometer) pada titik terdekatnya (perigee).
Dan sekitar 251,966 mil (405,696 kilometer) pada titik terjauhnya (apogee).
Baca Juga: 15 Ciri-Ciri Planet Uranus, Memiliki Rotasi yang Esktrem!
3. Suhu Bulan
Dikutip dari laman Space, suhu di khatulistiwa bulan berkisar dari sangat rendah, yaitu minus 280 derajat Fahrenheit (minus 173 derajat Celsius) pada malam hari.
Hingga sangat tinggi, yaitu 260 derajat Fahrenheit (127 derajat Celsius) pada siang hari.
Di beberapa kawah dalam yang berada dekat dengan kutub bulan, suhunya selalu mendekati minus 400 derajat Fahrenheit (minus 240 derajat Celsius).
Baca Juga: 4 Manfaat Astronomi untuk Kecerdasan Anak, Yuk Ajarkan Moms!
4. Permukaan Bulan
Permukaan bulan adalah lanskap yang sangat unik dalam tata surya kita.
Sebagian besar permukaan bulan terdiri dari campuran debu halus, pecahan batuan, dan bebatuan besar.
Karena bulan tidak memiliki atmosfer yang dapat melindunginya dari tumbukan asteroid dan meteoroid, permukaannya juga dipenuhi oleh kawah-kawah besar yang terbentuk selama jutaan tahun.
Dan karena tidak ada cuaca, kawah-kawah tersebut tidak mengalami erosi.
Komposisi rata-rata permukaan bulan berdasarkan beratnya adalah sekitar:
- 43% oksigen
- 20% silikon
- 19% magnesium
- 10% besi
- 3% kalsium
- 3% aluminium
- 0,42% kromium
- 0,18% titanium
- 0,12% mangan
5. Rotasi Bulan
Gerakan rotasi adalah putaran bulan pada porosnya sendiri.
Nah, waktu yang diperlukan untuk satu rotasi bulan sekitar 27,3 hari, hampir sama dengan periode orbit bulan sekitar bumi (sekitar 27,3 hari).
Akibatnya, selalu satu sisi bulan yang menghadap bumi, dan sisi ini disebut "sisi dekat".
Sementara sisi lainnya, yang tidak terlihat dari bumi, disebut "sisi jauh" atau "sisi gelap."
Meskipun sering disebut sebagai "sisi gelap" bulan, sebenarnya sisi tersebut juga menerima cahaya matahari, hanya saja kita tidak dapat melihatnya dari bumi.
6. Tidak Memiliki Atmosfer
Salah satu ciri paling mencolok dari bulan adalah tidak memiliki atmosfer yang nyata.
Ini berarti tidak ada lapisan gas di sekitarnya yang dapat mendukung kehidupan seperti yang kita temukan di bumi.
Tanpa atmosfer, suhu di permukaan bulan dapat bervariasi secara ekstrem, dari sangat panas pada siang hari hingga sangat dingin pada malam hari.
Baca Juga: 12 Rasi Bintang Zodiak, Elemen dan Karakteristiknya
Fakta tentang Bulan
Setelah mengetahui jawaban tentang apakah bulan memiliki cahaya sendiri, mari kenali lebih dekat mengenai satelit alami milik bumi berikut ini.
1. Proses Terbentuknya Bulan
Bulan terbentuk karena dampak dari sebuah peristiwa besar yang disebut "Hypothesis of the Giant Impact" atau Hipotesis Benturan Besar.
Menurut hipotesis ini, sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, ketika tata surya masih sangat muda, sebuah objek berukuran besar yang sekitar ukuran mars bertabrakan dengan bumi dalam benturan yang sangat kuat.
Dampak dari tumbukan ini menyebabkan sebagian besar material dari bumi dan objek yang menabrak dilemparkan ke luar angkasa.
Material ini kemudian mulai berkumpul dan membentuk bulan.
2. Memiliki Gravitasi yang Lemah
Bulan memiliki gravitasi, tetapi tidak sekuat gravitasi bumi.
Gravitasi bulan hanya sekitar 1/6 atau sekitar 16,6% dari gravitasi bumi.
Artinya saat berada di permukaan bulan, kita akan merasa jauh lebih ringan daripada jika berada di permukaan bumi.
Sebagai contoh, jika Moms memiliki berat 60 kilogram di bumi, maka di permukaan bulan, Moms hanya akan memiliki berat sekitar 10 kilogram karena pengaruh gravitasi yang lebih lemah.
Meskipun gravitasi bulan lebih lemah daripada bumi, tetapi ini masih cukup untuk mempertahankan bulan dalam orbit mengelilingi bumi dan memengaruhi pasang surut di bumi.
Gravitasi bulan juga memainkan peran penting dalam fenomena gerhana bulan, di mana bulan masuk ke dalam bayangan bumi karena efek gravitasi.
3. Menyebabkan Pasang Surut Air Laut
Fakta lain yang menarik dari bulan yaitu satelit bumi ini bisa menyebabkan pasang surut air laut.
Pasang surut air laut adalah perubahan dalam tinggi air laut yang terjadi secara berkala.
Perubahan ini dipengaruhi oleh posisi bulan dan matahari.
Saat bulan berada di atas atau di dekat wilayah tertentu di bumi, tarikan gravitasinya menyebabkan air laut menggelembung dan menciptakan apa yang kita kenal sebagai pasang tinggi.
Di sisi lain, ketika bulan berada di posisi yang berlawanan, air laut cenderung menurun, menghasilkan pasang rendah.
Kedua efek ini mengikuti pergerakan bulan di sekitar bumi dan menghasilkan siklus pasang surut air laut yang kita amati setiap hari.
4. Fenomena Gerhana Bulan
Menurut laman Media Center Direktorat Sekolah Dasar, gerhana bulan adalah fenomena astronomi yang terjadi ketika bumi berada di antara matahari dan bulan.
Jadi, bumi menutupi sebagian atau seluruh cahaya matahari yang biasanya memantul dari permukaan bulan.
Hal ini mengakibatkan bulan masuk ke dalam bayangan bumi dan menyebabkan penurunan cahaya bulan.
Fenomena ini dapat terjadi hanya ketika bulan berada dalam fase purnama (full moon), karena pada saat itulah bulan, bumi, dan matahari berada dalam satu garis lurus.
Ketika bulan sepenuhnya tertutup oleh bayangan bumi, itu disebut gerhana bulan total.
Jika hanya sebagian kecil yang tertutup, itu adalah gerhana bulan sebagian.
Dan jika bulan berada dalam bayangan penumbra, yang membuatnya tampak agak redup, itu disebut gerhana bulan penumbra.
5. Jadi Objek Penelitian Manusia
Fakta lain dari bulan yang perlu kita ketahui yakni satelit alami bumi ini telah menjadi objek penelitian oleh manusia dari berbagai belahan dunia.
Sejak dahulu kala, bulan telah menjadi target penjelajahan luar angkasa manusia dan robotik.
Misalnya, manusia pertama mendarat di bulan dalam misi Apollo 11 pada tahun 1969, dan sejak itu, penelitian lanjutan telah dilakukan untuk memahami lebih banyak tentang asal-usul dan evolusi bulan.
Baca Juga: Proses Terjadinya Gerhana Matahari, Yuk Kenalkan pada Si Kecil!
Itulah jawaban mengenai pertanyaan apakah bulan memiliki cahaya sendiri serta fakta-fakta menarik mengenai satelit alami planet bumi.
Yuk, ajakaran pada Si Kecil, Moms.
- https://moon.nasa.gov/moon-in-motion/sun-moonlight/moonlight/#:~:text=The%20Moon%20does%20not%20make,this%20is%20the%20night%20side
- https://science.nasa.gov/moon/facts/
- https://www.space.com/11162-10-surprising-moon-facts-full-moons.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.