Apakah Lahir Prematur Pengaruhi Perkembangan Kognitif Bayi?
Kelahiran prematur adalah kelahiran yang terjadi lebih cepat, yang umumnya sebelum 37 minggu kehamilan.
Bayi prematur ini dapat memiliki lebih banyak masalah kesehatan atau perlu tinggal di rumah sakit lebih lama dari bayi yang lahir cukup bulan.
Prematuritas juga dapat menyebabkan masalah bagi bayi sepanjang hidup mereka. Semakin dini bayi dilahirkan, semakin besar pula kemungkinan memiliki masalah kesehatan dan perkembangan.
Beberapa masalah tersebut mungkin tidak muncul dalam beberapa tahun pertama kehidupan bayi, bahkan hingga dewasa.
Salah satu masalah perkembangan yang sering dikaitkan dengan kelahiran prematur adalah perkembangan kognitif bayi. Apakah benar lahir prematur dapat memengaruhi perkembangan kognitif bayi?
Baca Juga: Punya Bayi Prematur, Begini Perkembangannya di Usia 2-3 Bulan
Pengaruh Lahir Prematur Pada Kognitif Bayi
Bayi prematur memiliki risiko lebih besar untuk mengalami kesulitan kognitif, motorik dan perilaku. Masalah-masalah ini bahkan bertahan sepanjang usia sekolah mereka.
Dilansir dari Medicalxpress.com, penelitian yang dipimpin oleh Queen Mary University of London (QMUL) menemukan bahwa anak-anak yang lahir prematur memiliki skor tes IQ, keterampilan motorik, membaca dan mengeja yang rendah pada usia sekolah dasar. Ini bahkan berlanjut hingga usia sekolah menengah.
Anak-anak prematur juga dua kali lebih mungkin didiagnosis Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) daripada anak-anak yang lahir cukup bulan.
Bayi Prematur dari Keluarga Kurang Mampu Memiliki Risiko Lebih Tinggi
Para peneliti dari American Academy of Pediatrics (AAP) melakukan penelitian mengenai hubungan kelahiran prematur dan kemiskinan dengan perkembangan kognitif dan hasil akademik.
Dalam penelitian ini, peserta penelitian yang dilibatkan adalah anak-anak pada usia 3, 5, dan 7 tahun.
Hasilnya, anak-anak yang lahir prematur kurang dari 37 minggu kehamilan atau masa awal 37-38 minggu cenderung mendapatkan skor yang lebih buruk pada penilaian kognitif dibandingkan dengan bayi yang lahir pada usia kehamilan 39-40 minggu.
Defisit yang diperkirakan adalah 20,2 hingga 0,m3 SD. Sementara bayi prematur yang tumbuh dalam keluarga kurang mampu memiliki skor 0,3 hingga 0,4 SD lebih buruk.
Namun, penelitian ini masih memerlukan tindak lanjut untuk menemukan hubungan yang lebih jelas antara kemiskinan dan kelahiran prematur.
Baca Juga: Kapan Bayi Prematur Mulai Belajar Berjalan?
Mengapa Bayi Prematur Memiliki Risiko Kesulitan Kognitif?
Kemungkinan besar karena adanya perubahan cara otak bayi berkembang dan cedera otak ringan yang disebabkan karena meninggalkan rahim terlalu dini.
“Meskipun cedera otak ini signifikan dalam menurunkan IQ, adanya cedera ringan karena kelahiran prematur dapat menghambat elastisitas otak dan perkembangan kognitif normal,” kata Katri Rikkonen, profesor psikologi di Universitas Helsinki, seperti dikutip dari Healthland.com.
Sementara menurut para peneliti di Universitas McMaster Kanada, dua bulan terakhir dalam kandungan sangat penting untuk perkembangan otak, baik untuk beradaptasi ataupun meningkatkannya. Sehingga kelahiran prematur dapat memiliki efek buruk pada hal itu.
Para peneliti di Brigham and the Women’s Hospital di Harvard Medical School juga mengonfirmasi hal yang sama.
Mereka menyebutkan bahwa otak bayi prematur tidak selalu dapat berkembang seperti halnya bayi yang lahir cukup bulan.
Meskipun bayi yang lahir prematur dalam berbagai penelitian memiliki hasil kognitif yang lebih rendah dibandingkan bayi cukup bulan. Hal ini tidak memperbesar efek buruk gangguan perkembangan kognitif pada bayi prematur.
Tidak sedikit bayi prematur yang memiliki kemampuan kognitif sangat baik seiring dengan stimulasi yang diterimanya.
Jadi, sudahkah Moms memberikan stimulasi sesuai dengan usia Si Kecil?
(RGW/INT)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.