Areola Kering dan Terasa Nyeri saat Hamil, Bahayakah?
Ketika seorang ibu tengah mengandung, maka akan banyak perubahan yang dialaminya.
Perubahan paling terlihat dari kondisi fisik ibu hamil, seperti payudara membengkak, perubahan pada kulit, kaki membengkak, dan berat badan yang bertambah.
Meskipun sebenarnya, perubahan juga terlihat dari kondisi psikologis seorang ibu hamil.
Bukan menjadi mitos kalau ibu hamil bisa menjadi sangat moody dan sensitif, karena perubahan hormon yang dialaminya.
Melihat perubahan fisik yang dialami oleh ibu hamil, tidak lepas dari perubahan payudara yang signifikan.
Baca Juga : Tak Perlu Takut, Pijat Kehamilan Ternyata Banyak Manfaatnya
Hal ini terjadi karena payudara ibu hamil tengah mempersiapkan produksi ASI yang nantinya akan diberikan kepada calon bayi.
Beberapa masalah pada payudara pun dapat terjadi, salah satunya adalah areola dapat terasa kering hingga terasa nyeri.
Areola adalah bagian berwarna gelap yang mengelilingi puting susu. Areola mengandung banyak kelenjar minyak yang berfungsi sebagai pelindung bagi puting susu.
Sewaktu hamil hingga menyusui, kelenjar ini mengalami pembesaran.
Lalu, apa yang harus dilakukan ketika areola ini terasa kering, nyeri, dan menimbulkan rasa sakit pada ibu hamil? Ini penjelasan yang perlu disimak, ya, Moms.
Perubahan Hormon Menyebabkan Areola Sensitif
Foto: modernmom
Perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil ternyata juga dapat berdampak pada perubahan areola payudara.
Menurut dr. Aini, seorang konselor laktasi yang praktik di RSIA Permata Bekasi dan RSIA Kemang Medical Care, kondisi areola menjadi kering dan nyeri itu wajar terjadi.
“Areola dan puting payudara pada ibu hamil menjadi sangat sensitif karena pengaruh hormon sehingga dapat menebal dan warna berubah," ujar dr. Aini pada Kulwap Orami Community, Kamis (19/2) lalu.
Menurut dr. Aini, jika sudah terasa mengering dan timbul rasa ngilu, sebaiknya segera datang ke dokter laktasi untuk diberikan salep puting yang aman,”
Lalu, sebaiknya tidak memberikan minyak tambahan atau salep tanpa pengetahuan dari dokter laktasi atau dokter yang terpercaya.
“Tidak disarankan untuk memberikan minyak tambahan atau dibersihkan secara ekstra, ya. Cukup mandi seperti biasa,” lanjut dr. Aini.
Baca Juga : Pijat Payudara saat Hamil agar ASI Banyak, Mitos atau Fakta?
Masalah Payudara pada Ibu Hamil
Foto: consumerhealthdigest
Selain areola yang mengering dan dapat menimbulkan rasa nyeri, beberapa masalah payudara yang sering terjadi pada ibu hamil adalah puting payudara terbenam atau rata.
Menurut dr. Aini, cara ini bisa diatasi dengan konsultasi kepada dokter laktasi.
Perubahan ukuran pada payudara dapat menyebabkan payudara terasa nyeri.
Untuk mengatasinya, Moms bisa menggunakan bra dengan ukuran yang lebih besar dan tidak menggunakan kawat agar gerak lebih leluasa.
Jika terdapat cairan berwarna kuning dan bening ketika masa kehamilan, maka hal itu disebut sebagai kolostrum.
Cairan tersebut penting karena mengandung antibodi penting untuk bayi yang baru lahir. Kolostrum terus diproduksi hingga beberapa hari setelah melahirkan.
“Sebaiknya kolostrum tidak dibersihkan karena itu berfungsi melembapkan areola dan puting sehingga tidak mudah lecet pada saat bayi awal-awal lahir menyusui,” ungkap dr. Aini.
Lalu, jika Moms merasa tidak yakin bisa menyusui hingga anak berusia 2 tahun karena bekerja, Moms bisa mempersiapkannya dengan konsultasi ketika usia bayi berusia 1 bulan.
Intinya, selalu nikmati proses kehamilan hingga menyusui dengan pengetahuan yang tepat agar tidak salah menerima informasi, ya, Moms!
(DG/CAR)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.