31 Oktober 2022

Atelektasis: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati dengan Tepat

Apakah Moms sudah tahu apa itu atelektasis? Jika belum, yuk mari kita bareng-bareng pelajari dalam penjelasan di bawah ini.

Atelektasis adalah kondisi saat kantong-kantong udara yang kecil di dalam paru-paru (alveolus) menjadi kempis dan tidak terisi udara.

Paru-paru akan kolaps dan tidak mengembang disebabkan oleh kondisi dari atelektasis itu sendiri.

Maka dari itu, kondisi ini merupakan kondisi yang cukup parah.

Untuk mengetahui lebih lanjut lagi terkait atelektasis, mulai pembahasan dengan mengulas terkait penyebab dan gejala atelektasis.

Baca Juga: Yogurt Mengurangi Risiko Kanker Paru-Paru, Benarkah?

Penyebab Atelektasis

Sakit akibat atelektasis
Foto: Sakit akibat atelektasis (iStockphoto.com)

Alveolus adalah kantung udara kecil di dalam paru-paru yang menjadi tempat terjadinya pertukaran oksigen dan karbon dioksida di dalam paru-paru.

Agar proses pertukaran tersebut bisa berjalan lancar, maka alveolus harus berisi udara.

Akan tetapi, dalam atelektasis, alveolus tidak akan berisi udara.

Maka dari itu, pertukaran oksigen dan karbon dioksida tidak terjadi.

Dilansir dari National Library of Medicine, atelektasis harus segera ditangani dengan cepat.

Jika tidak, dapat membuat tubuh kekurangan pasokan oksiden ke setiap organ tubuh.

Kondisi ini juga berkembang menjadi penyakit yang mengancam nyawa atau keberlangsungan jiwa penderitanya.

Umumnya, penyebab dari atelektasis yaitu adanya sumbatan yang bisa disebabkan oleh banyak hal.

Bisa disebabkan oleh benda asing, lendir, atau bahkan tumor.

Penyumbatan yang terjadi berlangsung di saluran pernapasan seperti trakea, bronkus, dan bronkiolus.

Baca Juga: Pneumotoraks, Paru-Paru Kolaps yang Ditandai dengan Sesak Napas

Beberapa penyebab lainnya sebagai pemicu dari kondisi ini yaitu:

  • Infeksi paru-paru seperti tuberkulosis atau pneumonia.
  • Tumor dada yang menyebabkan tekanan paru-paru sehingga menghambat saluran pernapasan.
  • Pneumothorax merupakan kondisi terkumpulnya udara di rongga pleura.
  • Efusi pleura yang merupakan penumpukan cairan di lapiran pleura.
  • Cedera dada yang menimbulkan rasa sakit hebat saat bernapas.
  • Jaringan parut di bagian paru-paru yang disebabkan oleh cedera, komplikasi penyakit paru, atau efek samping dari operasi paru-paru.

Selain pemicu yang disebabkan di atas, kondisi ini juga dapat disebabkan oleh kurangnya surfaktan di dinding alveolus.

Surfaktan adalah zat yang berfungsi untuk menjaga alveolus agar tetap stabil dan mengembang.

Kekurangan surfaktan menyebabkan alveolus kempis dan tidak dapat mengembang kembali.

Biasanya kondisi di atas kemungkinan diderita oleh bayi yang lahir prematur.

Baca Juga: Hiperventilasi, Kondisi Seseorang Bernapas secara Cepat dan Berlebihan

Faktor Risiko yang Tingkatkan Atelektasis

Faktor risiko lain yang meningkatkan seseorang terkena atelektasis, yaitu:

  • Seseorang yang telah berusia lanjut.
  • Setelah mengalami operasi di bagian dada atau perut.
  • Atau setelah mengalami operasi yang menggunakan bius total.
  • Konsumsi obat-obatan tertentu yang mempengaruhi sistem pernapasan.
  • Kebiasaan merokok yang berat.
  • Seseorang yang menderita gangguan tidur.
  • Seseorang yang menderita penyakit saluran pernapasan, seperti asma, bronkiektasis, cystic fibriosis, atau paru obstruktif kronis.
  • Mengalami cedera yang menyebabkan rasa nyeri dan kesulitan menarik napas.
  • Seseorang yang menderita obesitas atau perempuan yang tengah hamil.

Kondisi atelektasis ini, pada awalnya tidak akan menimbulkan gejala apa pun.

Namun, gejala akan muncul jika bagian paru-paru yang rusak sudah parah dan meluas.

Sehingga tubuh mulai mengalami kekurangan oksigen, jika kondisinya telah begini, maka gejala yang muncul adalah:

  • Batuk dan kesulitan bernapas.
  • Napas dilakukan sangat cepat dan dangkal.
  • Terasa nyeri pada bagian dada kanan atau kiri, bergantung pada bagian paru-paru yang sakit.
  • Akan ada perubahan warna pada kulit, bibir dan ujung jari.
  • Denyut nadi atau detak jantung akan meningkat.

Baca Juga: 5 Masalah Paru-paru yang Kerap Terjadi pada Anak

Cara Mengobati dan Pencegahan Atelektasis

Memeriksa kondisi paru-paru
Foto: Memeriksa kondisi paru-paru (iStockphoto.com)

Dari penjelasan di atas, Moms pasti bertanya, apakah penyakit paru-paru ini bisa sembuh?

Jawabannya tentu saja dapat sembuh, apalagi jika mendapatkan penanganan yang tepat.

Agar mendapatkan penanganan yang tepat, konsultasi dengan dokter wajib dilakukan.

Biasanya dokter akan menanyakan gejala yang dialami dan menanyakan riwayat kesehatan pasien, termasuk riwayat operasi di bagian dada.

Dilansir dari Mayo Clinic, dokter juga akan melakukan pemeriksaan thorax dengan menggunakan stetoskop.

Adapun pemeriksaan penunjang lain yang dilakukan oleh dokter untuk memastikan diagnosis yang dilakukan adalah:

  • Rontgen atau CT scan di bagian dada untuk mengetahui kondisi paru-paru.
  • Bronkoskopi, pemeriksaan melihat kondisi paru-paru dengan mengambil sampel jaringan atau mengatasi sumbatan di saluran pernapasan.
  • Biopsi atau pemeriksaan jaringan, untuk melakukan deteksi ektidaknormalan di jaringan paru-paru, termasuk deteksi tumor kanker atau infeksi lainnya.
  • Melakukan pemeriksaan dengan oksimeter, untuk mengukur kadar oksiden dalam darah.

Terdapat beberapa metode atau cara mengobati agar bisa sembuh.

Metode pengobatan tersebut yaitu fisioterapi dada, melakukan operasi atau mengonsumsi obat-obatan.

Berikut ini pembahasan lebih lengkapnya, yaitu:

1. Fisioterapi Dada

Metode pengobatan ini dilakukan jika sakit atelektasis disebabkan oleh komplikasi setelah operasi.

Tujuannya untuk membantu paru-paru mengembang dan mengempis secara normal.

Fisioterapi yang dilakukan yaitu:

  • Dokter mengajari teknik batuk yang benar untuk membantu mengeluarkan lendir dari dalam saluran pernapasan.
  • Dokter mengajari pasien teknik menarik napas dalam dengan menggunakan alat bantu spirometri insentif.
  • Lakukan terapi ketukan atau perkusi pada dinding dada, baik menggunakan tangan atau menggunakan air pulse vibrator.
  • Terapi terakhir dengan memposisikan kelapa lebih rendah dari tubuh agar mengeluarkan lendir lebih mudah lagi.

2. Tindakan Operasi

Metode pengobatan yang kedua yaitu melakukan operasi, terutama jika sakit atelektasis terjadi disebabkan oleh sumbatan lendir yang terjadi di saluran pernapasan.

Dokter akan melakukan penyedotan lendir dengan menggunakan selang khusus.

Metode ini juga bisa digunakan dengan bronkoskopi.

Bronkoskopi juga bisa digunakan untuk mengangkat benda asing yang tersangkut di saluran pernapasan.

Dokter juga melakukan operasi pengangkatan jaringan, terutama jika penyebabnya adalah tumor atau kanker.

Operasi juga akan dikombinasikan dengan kemoterapi atau radioterapi.

3. Konsumsi Obat

Metode pengobatan terakhir yang bisa dilakukan, yaitu mengonsumsi obat.

Adapun obat yang biasa diberikan oleh dokter yaitu obat:

  • Bronkodilator yang berfungsi melebarkan bronkus dan mendorong pengeluaran lendir yang terjebak di saluran pernapasan.
  • Antibiotik yang bertujuan mengatasi atelektasis yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
  • Mukolitik yang menjadi obat golongan mukolitik yang berfungsi mengencerkan lendir di saluran pernapasan sehingga mudah dikeluarkan.

Baca Juga: Paru-paru Basah: Gejala, Penyebab, Pemeriksaan, Pengobatan, dan Pencegahan

Itulah pembahasan lengkap terkait atelektasis yang bisa dipelajari.

Saat ini, Moms telah mengetahui seperti apa penyebab, gejala, dan cara mengobatinya.

Semoga artikel di atas dapat membantu, ya!

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545316/
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/atelectasis/symptoms-causes/syc-20369684

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.