Ini Dia 5 Komplikasi Stroke dan Cara Mencegahnya
Komplikasi stroke dapat terjadi tergantung dari tingkat keparahan dan juga faktor lainnya.
Journal of American Hearts Association menyimpulkan komplikasi pasca stroke sering terjadi, tetapi bisa dicegah jika ditangani lebih cepat.
Salah satu komplikasi stroke yang sering dialami Moms adalah kesulitan buang air kecil atau besar. Kondisi ini dapat bersifat permanen atau sementara.
Simak penjelasan lengkap tentang cara mencegah komplikasi stroke dalam artikel berikut ini.
Baca juga: Penyakit Lupus: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Cara Mengatasi
Komplikasi Stroke
Foto Ilustrasi Komplikasi Stroke (Orami Photo Stock)
Jenis stroke yang paling umum adalah iskemik.
Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah di otak mengalami pembekuan dan memotong suplai darah ke otak. Sekitar 87 persen pasien stroke menderita jenis ini.
Kondisi stroke yang lebih serius adalah hemoragik. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah yang melemah di otak pecah. Pendarahan (pendarahan dari pembuluh darah) terjadi secara tiba-tiba.
Saat Moms terkena serangan stroke, beberapa komplikasi stroke berikut ini mungkin dapat terjadi.
1. Pembekuan Darah
Risiko pembekuan darah mungkin terjadi saat Moms berada di rumah sakit dalam waktu yang lama.
Ada beberapa jenis stroke tertentu yang berisiko tinggi mengalami pembekuan darah.
American Journal of Cardiovascular Drugs menyebut penggunaan obat antikoagulan atau obat pengencer darah dapat mencegah dan mengobati komplikasi stroke.
Secara umum, pembekuan darah tidak terlalu berbahaya dan dapat pulih dengan sendirinya. Namun, hal ini akan berisiko kematian ketika menyerang pembuluh darah di organ penting, seperti paru-paru.
Gejala pembekuan darah meliputi pembengkakakn di kaki atau lengan. Terkadang, kondisi ini dapat disertai dengan kemerahan atau panas pada kulit.
Pihak rumah sakit biasanya akan sangat fokus terhadap Moms yang mengalami komplikasi stroke seperti pembekuan darah.
Salah satu cara mengatasi komplikasi stroke ini adalah konsumsi obat pengencer darah. Dokter biasanya akan meresepkan obat ini untuk mengurangi risiko pembekuan darah.
Moms mungkin akan diminta melakukan tes darah rutin untuk memastikan dosisi yang diberikan sudah sesuai.
Selama mengonsumsi obat ini Moms harus lebih hati-hati dan tidak boleh mengalami luka atau cedera yang menyebabkan perdarahan.
2. Depresi dan Perubahan Suasana Hati
Depresi merupakan salah satu komplikasi stroke yang mungkin dialami oleh Moms. Namun, dokter menyebut bahwa kondisi ini dapat ditangani dan dicegah dengan mudah.
Seperti yang diketahui, pasien stroke mungkin mengalami gangguan ingatan, sulit tidur dan mungkin kesulitan untuk melanjutkan aktivitas yang menyenangkan sendirian atau bersama keluarga dan teman.
Semua faktor ini dapat berkontribusi pada perasaan sedih, tidak berharga, dan kekurangan energi.
Moms juga mungkin mengalami iritabilitas, apatis, dan ekspresi emosi yang tidak terkendali.
Saat mengalami kondisi ini, dokter mungkin akan menyarankan Moms untuk mengikuti konseling atau meresepkan antidepresan.
Moms juga dapat bergabung dengan kelompok penderita stroke sebagai bentuk pencegahan terjadinya depresi setelah serangan.
Baca juga: Mengenal Sepsis, Komplikasi Infeksi Tubuh yang Dapat Mengancam Nyawa
3. Afasia dan Gangguan Bicara
Kerusakan pada bagian otak yang bertanggung jawab untuk bahasa dapat menyebabkan afasia.
Kondisi ini merusak ekspresi dan pemahaman bahasa serta membaca dan menulis. Afasia dapat terjadi bersamaan dengan gangguan bicara lainnya
Seorang ahli patologi wicara-bahasa akan menyusun rencana terapi untuk Moms dan keluarga.
Hal ini mungkin melibatkan papan kata, perangkat elektronik, dan metode lain untuk membantu meningkatkan komunikasi.
4. Pengencangan atau Kelenturan Otot yang Tidak Disengaja
Beberapa bulan setelah mengalami serangan stroke, Moms mungkin mengalami ketegangan otot dan nyeri pada otot kaki atau lengan.
Seorang ahli terapi fisik kemungkinan akan merekomendasikan peregangan dan latihan lainnya, ditambah kemungkinan belat atau penyangga.
Dokter juga dapat menggunakan toksin botulinum yang disuntikkan untuk mengurangi pengencangan otot yang tidak disengaja dan rasa sakit akibat stroke.
5. Sakit Kepala Kronis
Komplikasi ini lebih sering terjadi pada Moms yang mengalami stroke hemoragik. Karena darah dari perdarahan dapat mengiritasi otak.
Moms tidak boleh menggunakan obat bebas tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Biasanya, dokter juga akan memberikan rujukan kepada Moms untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis dan klinik khusus sakit kepala.
Baca juga: Seputar Terapi Trombolitik, Penanganan untuk Stroke dan Serangan Jantung
Cara Mencegah Komplikasi Stroke
Foto Ilustrasi Cara Mencegah Komplikasi Stroke (Orami Photo Stock)
Komplikasi stroke dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung dari jenis yang diderita oleh Moms.
Biasanya dokter akan memeriksa kondisi Moms untuk menentukan cara mencegah terkena stroke.
1. Mengontrol Tekanan Darah Tinggi
Mengontrol tekanan darah adalah salah satu hal terpenting yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko stroke.
Jika pernah mengalami stroke, menurunkan tekanan darah dapat membantu mencegah TIA atau stroke berikutnya.
Perubahan gaya hidup sehat dan obat-obatan sering digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi.
2. Mengurangi Makanan Berkolesterol
Konsumsi makanan rendah kolesterol dan lemak, terutama lemak jenuh dan lemak trans, dapat mengurangi penumpukan di arteri.
Jika Moms tidak dapat mengontrol kolesterol hanya melalui perubahan pola makan, dokter mungkin akan meresepkan obat penurun kolesterol.
3. Menjaga Berat Badan
Kelebihan berat badan berkontribusi terhadap faktor risiko stroke lainnya, seperti tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular dan diabetes.
4. Mengelola Gula Darah
Diet, olahraga dan menurunkan berat badan dapat membantu menjaga kadar gula darah dalam tubuh.
Jika faktor gaya hidup tampaknya tidak cukup untuk mengendalikan diabetes, dokter mungkin akan meresepkan obat diabetes.
Baca juga: 15 Makanan Penurun Gula Darah dan Paling Ampuh Cegah Diabetes
5. Konsumsi Sayur dan Buah
Diet yang mengandung lima atau lebih porsi buah atau sayuran setiap hari dapat mengurangi risiko stroke.
Diet Mediterania, yang menekankan minyak zaitun, buah, kacang-kacangan, sayuran dan biji-bijian, mungkin bisa membantu.
6. Rutin Berolahraga
Olahraga dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar kolesterol baik, dan meningkatkan kesehatan pembuluh darah dan jantung secara keseluruhan.
Hal ini juga membantu menurunkan berat badan, mengontrol diabetes dan mengurangi stres.
Secara bertahap lakukan setidaknya 30 menit aktivitas fisik sedang — seperti berjalan, jogging, berenang, atau bersepeda — pada sebagian besar, jika tidak semua, hari-hari dalam seminggu.
Baca juga: Macam-Macam Cedera Olahraga yang Sering Terjadi, Hati-hati!
Demikian artikel mengenai komplikasi stroke dan cara mencegahnya. Semoga bermanfaat ya Moms.
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/stroke/symptoms-causes/syc-20350113
- https://health.clevelandclinic.org/after-your-stroke-how-to-handle-5-common-complications/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3840541/
- https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/01.str.31.6.1223
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.