Cacing Kremi: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Infeksi cacing kremi disebabkan oleh parasit, seperti cacing atau Enterobius vermicularis.
Parasit ini menginfeksi menginfeksi usus dan daerah sekitar dubur.
Infeksi cacing ini sering kali terjadi pada anak-anak. Meski begitu, orang dewasa juga bisa saja mengalaminya.
Orang dewasa juga berisiko tertular penyakit cacing kremi dari anak-anak yang terinfeksi.
Selain itu, berhubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi juga dapat menularkan penyakit ini.
Melansir Centers for Disease Control and Prevention, kebanyakan orang yang terjangkit infeksi cacing kremi adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun, orang yang menangani anak yang terinfeksi cacing, atau orang yang diisolasi seperti halnya tahanan atau pasien rumah sakit jiwa.
Kelompok tersebut punya 50% kemungkinan untuk terkena infeksi cacing kremi.
Orang dewasa yang bekerja di pusat penitipan anak, sekolah, atau yang berhubungan langsung dengan anak-anak juga lebih berisiko terinfeksi.
Meski begitu, infeksi cacing ini tidak dapat menular ke hewan.
Sebab, manusia dianggap sebagai satu-satunya inang E. vermicularis yang juga dikenal sebagai cacing kremi manusia
Baca Juga: Moms, Ini Cara Mengatasi Cacingan dengan Combantrin!
Gejala Cacing Kremi
Sama seperti pada anak-anak, gejala utama cacing kremi adalah rasa tidak nyaman dan gatal di daerah dubur.
Selain itu, berikut ini gejala cacing kremi pada orang dewasa yang perlu Moms ketahui.
1. Gatal pada Area Dubur
Gejala cacing kremi pada orang dewasa yang pertama adalah gatal pada area dubur.
Area dubur mengalami gatal-gatal, khususnya pada malam hari.
Dr. Adam Ratner, direktur divisi penyakit menular anak-anak di Hassenfeld Children’s Hospital, NYU Langone menyebutkan malam hari merupakan siklus cacing ini bertelur. Hal itulah yang menyebabkan rasa gatal.
"Kami tidak tahu mengapa di malam hari. Tidak diketahui persis. Cacing kremi seperti memiliki sinyal bahwa manusia yang terinfeksi atau ‘tuan rumah’ sudah tidur,” jelasnya.
2. Gatal di Area Vagina
Selain anal, gejala cacing ini juga bisa menimbulkan gatal-gatal pada area vagina. Hal tersebut terjadi ketika cacing dewasa pindah ke vagina.
Cacing kremi sering terlihat pada kulit dubur atau tinja, kadang-kadang terdeteksi di vagina dan dapat menyebabkan keputihan.
Akibatnya, terdapat ruam atau iritasi kulit di sekitar dubur atau vagina.
Baca Juga: Bukan Cuma Cuci Tangan, Lakukan 5 Cara Ini untuk Mencegah Cacingan pada Balita
3. Insomnia
Gejala cacing kremi pada orang dewasa yang selanjutnya adalah insomnia.
Rasa gatal dan iritasi pada dubur dan vagina berdampak pada insomnia atau sulit tidur. Jika sudah begini, Moms akan mudah sekali kelelahan.
4. Sakit Perut dan Infeksi Kandung Kemih
Gejala cacing kremi pada orang dewasa yang jarang terjadi adalah mengalami sakit perut.
Selain itu, infeksi kandung kemih dapat menyebabkan disuria atau ketidaknyamanan kandung kemih.
Meskipun cacing ini menimbulkan rasa tidak nyaman, khususnya pada malam hari, kondisi ini tidak menyebabkan masalah serius. Bahkan, jika tidak terdeteksi lebih awal.
"Tidak seperti banyak infeksi parasit lainnya, infeksi cacing kremi tidak memiliki efek jangka panjang," kata Dr. Ratner.
Baca Juga: Mencegah Cacingan, 1 dari 7 Manfaat Bayam untuk Balita
Penyebab Cacing Kremi
Infeksi cacing kremi sangat menular. Moms bisa terinfeksi karena menelan atau menghirup telur cacing kremi secara tidak sengaja.
Telur-telur ini biasanya disimpan ke permukaan atau benda oleh orang yang telah terinfeksi. Siklus infeksi dimulai dengan menelan telur mikroskopis.
Setelah telur masuk ke tubuh, cacing ini akan berada di usus sampai menetas dan matang.
Saat dewasa, cacing kremi betina berpindah ke usus besar dan keluar dari tubuh melalui anus pada malam hari.
Cacing kremi betina bertelur di lipatan kulit di sekitar anus kemudian kembali ke usus besar.
Kehadiran telur-telur tersebut sering kali menyebabkan dubur gatal dan iritasi.
Saat Moms menggaruk area yang terkena, telur cacing ini mudah berpindah ke jari. Telur bisa bertahan selama beberapa jam di tangan.
Selain itu, jika Moms terinfeksi menyentuh benda-benda rumah tangga seperti tempat tidur, pakaian, dudukan toilet, atau mainan. Telur akan berpindah ke benda-benda tersebut.
Baca Juga: 7 Bahan Alami untuk Mengobati Sakit Perut
Telur ini dapat bertahan hidup di permukaan yang terkontaminasi ini hingga 3 minggu.
Anak-anak dengan mudah memindahkan telur cacing ini karena mereka dapat memasukkan mainan yang terinfeksi atau benda lain langsung ke dalam mulut mereka.
Telur juga dapat berpindah dari jari yang terkontaminasi langsung ke makanan atau cairan.
Meskipun jarang terjadi, orang dewasa juga mungkin menghirup telur di udara saat mengguncang sprei, handuk, atau pakaian yang terkontaminasi.
Cacing kremi umumnya hidup hingga 13 minggu. Menggaruk area yang terkena dapat menyebabkan cacing termakan secara tak sengaja.
Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi ulang dan memulai kembali seluruh proses kehidupan cacing ini.
Terkadang, telur di anus dapat menetas dan larva cacing kremi dapat menginfeksi kembali usus asalnya.
Hal ini dapat menyebabkan infeksi berlanjut tanpa batas waktu jika tidak diobati.
Baca Juga: 6 Jenis Obat Cacingan Anak, Perhatikan Moms!
Cara Mengatasi Cacing Kremi
Pengobatan cacing kremi bertujuan untuk menghilangkan cacing ini dan mencegah infeksi kembali terjadi.
Untuk menghilangkan cacing kremi, berikut ini ada beberapa cara mengatasinya.
1. Penggunaan Obat
Melansir Centers for Disease Control (CDC), obat yang dapat digunakan untuk pengobatan cacing kremi adalah mebendazole, pyrantel pamoate, atau albendazole.
Obat ini diberikan dalam satu dosis pada tahap awal. Kemudian, satu dosis lagi dari obat yang sama 2 minggu kemudian.
- Emverm (mebendazole) dan Albenza (albendazole) adalah obat oral yang menyebabkan cacing kremi dikeluarkan melalui buang air besar. Obat ini umumnya tidak disarankan untuk digunakan pada anak di bawah 2 tahun.
- Meskipun Pin-Away (pyrantel) dan Reese's Pinworm Medicine (pyrantel pamoate) tersedia tanpa resep, obat ini dianggap kurang efektif membunuh cacing kremi daripada pilihan lain.
Namun, obat ini tidak dapat membunuh telur cacing kremi. Oleh karena itu, lakukan pencegah lain yang mendukung mengatasi cacing ini.
2. Membersihkan Rumah
Selain pengobatan, program kebersihan rumah tangga tertentu dapat membantu Moms menghilangkan dan mencegah telur cacing kremi.
Nah, berikut ini cara membersihkan rumah agar telur cacing kremi hilang sepenuhnya:
- Pastikan orang yang terinfeksi dan anggota keluarga mencuci tangan secara menyeluruh dengan air hangat dan sabun. Cara ini sangat penting dilakukan sebelum makan.
- Setiap anggota keluarga di rumah untuk mandi dan mengganti pakaian dalam mereka sehabis pergi.
- Bersihkan kuku dan potong pendek agar tidak menjadi berkembang biaknya cacing kremi.
- Beritahu anggota keluarga untuk berhenti menggigiti kuku.
- Beri tahu orang atau anggota keluarga yang terinfeksi untuk tidak menggaruk area anus.
- Gunakan air panas untuk mencuci semua tempat tidur, handuk, waslap, dan pakaian di rumah. Keringkan barang-barang ini di bawah sinar matahari.
- Hindari mengibaskan pakaian dan alas tidur agar telur cacing ini tidak menyebar ke udara.
- Jangan biarkan anak-anak mandi bersama, karena dapat menyebabkan telur cacing ini menyebar di bak mandi.
- Bersihkan secara menyeluruh semua permukaan yang mungkin terinfeksi, termasuk mainan, lantai, meja dapur, dan dudukan toilet.
- Bersihkan semua area berkarpet dengan hati-hati.
Baca Juga: Moms, Perhatikan 9 Aturan Menjaga Kebersihan Rumah yang Tepat!
Selama waktu perawatan ini dan 2 minggu setelah perawatan terakhir, sebaiknya hindari mandi bersama Si Kecil.
Hindari juga menggunakan handuk yang sama berulang kali, atau berbagi barang-barang mandi pribadi dengan anggota keluarga lain.
Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan kontaminasi air mandi dengan cacing ini.
Infeksi ini bisa terulang terjadi dengan mudah. Pencegahan dan pengobatan harus dilakukan rutin.
Kebersihan tangan yang baik adalah cara pencegahan yang paling efektif.
Bila infeksi cacing ini terjadi lagi, sumber infeksi harus dicari dan diobati, dan harus diobati dengan pengobatan yang sama.
Nah, Moms, itulah gejala, penyebab, serta cara mengatasinya penyakit infeksi cacing kremi.
Jika merasa mengalami gejala yang berkaitan dengan infeksi cacing kremi secara terus-menerus, jangan ragu untuk segera berobat ke dokter, ya, Moms!
- https://www.healthline.com/health/pinworms#prevention
- https://www.cdc.gov/parasites/pinworm/treatment.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.