18 Mei 2018

Bagaimana Cara Mempersiapkan Anak untuk Jadi Kakak?

Bagaimana Cara Mempersiapkan Anak untuk Jadi Kakak?

Tanya:

Saya ingin bertanya, anak saya sekarang berumur 21 bulan, dan saya merencanakan kehamilan kembali setelah anak saya berumur lebih dari 2 tahun.

Tetapi ada banyak hal yang saya pikirkan dan membuat saya jadi takut untuk memberi anak saya adik.

Saya takut bahwa nantinya anak saya akan menjadi kehilangan perhatian, murung, pemarah dan tidak bisa berbagi.

Saya takut juga nantinya anak saya merasa terabaikan dengan kedatangan adiknya.

Jadi, apa yang bisa saya lakukan mulai dari saat ini untuk mempersiapkan anak untuk jadi kakak nantinya?

Dan berapa tahun kah jarak yang ideal antara anak pertama dan kedua? (Femy Putri Widyastuti, Jakarta)

Jawab:

Dari sejumlah penelitian mengatakan, jika dilihat dari sisi kesehatan jarak antara 2 hingga 3 tahun merupakan jarak yang ideal untuk memiliki keturunan lagi.

Hal ini untuk menghindari terjadinya risiko kelahiran prematur dan berat badan kurang. Selain itu juga dari sisi kesehatan sang ibu sudah lebih segar dan kuat untuk hamil kembali.

Nah, kalau dilihat dari sisi psikologis sebaiknya di usia anak minimal 2 tahun, karena pada usia 2 tahun anak sudah lebih siap secara mental untuk menjadi seorang kakak.

Namun jika jaraknya terlalu jauh pun tidak baik karena bisa lebih memicu rasa iri dari sang kakak terhadap kehadiran adik baru, dikarenakan anak sudah terlalu lama menjadi anak tunggal.

Cara Mempersiapkan Anak untuk Jadi Kakak

Pertama, informasikan ke anak tentang kehamilan Moms. Sebaiknya beritahukan ke anak di awal kehamilan.

Sampaikan dengan hati-hati dan cari waktu yang tepat. Moms juga bisa menyampaikannya melalui story telling.

Kedua, libatkan anak dalam mempersiapkan kehadiran sang adik, seperti mengajak anak ketika Moms membeli perlengkapan bayi, lalu tanyakan pendapatnya mengenai baju atau sepatu mana yang bagus untuk adik bayi nanti.

Jika calon adiknya sudah lahir, Moms juga bisa melibatkannya dalam aktivitas mengurus bayi, seperti memintanya untuk mengambilkan diaper sang adik, atau memilih baju yang akan dipakai habis mandi.

Ajak juga anak ketika Moms melakukan pemeriksaan ke dokter, anak bisa melihat calon adiknya dilayar USG, hal ini dapat membantu menumbuhkan bonding antara anak dan calon adiknya, sehingga anak merasa dekat dengan calon adik.

Dengan begitu anak tidak merasa diabaikan oleh orang tua meskipun telah hadir anggota baru dalam keluarga.

Ketiga, bantu anak untuk menyampaikan perasaannya. Jika anak mulai bertingkah dan sulit diatur, bantu ia untuk mengekpresikan emosinya.

Katanya padanya “Kamu boleh marah, tapi tidak dengan menendang dan melempar mainan.”

Memang tidak mudah bagi anak untuk berbagi, namun yakinkan anak bahwa ia tetap penting bagi Moms dan Dads, serta katakan bahwa Moms dan Dads sangat menyayanginya.

Dijawab oleh Nidya Dwika Puteri, M. Psi

Sumber: Forum Orami - Ask The Expert

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.