Balita Mengantuk Terus? Ini Ciri Narkolepsi pada Anak
Narkolepsi pada anak adalah gangguan tidur yang menyebabkan balita mengantuk terus di siang hari dan keinginan tak tertahankan untuk tidur. Apakah Si Kecil mengalaminya?
Jika umumnya balita tidur hanya di malam hari dan 1-2 kali di siang atau sore hari, anak yang mengalami narkolepsi bisa tertidur kapan saja dalam kurun waktu 24 jam. Bahkan, ia bisa tidur pada saat yang sangat tidak biasa seperti ketika mengobrol atau bermain sepeda.
Menurut situs web Children’s Hospital Colorado, usia puncak gejala narkolepsi adalah 15-25 tahun, tapi kondisi ini juga ditemukan pada balita usia dua tahun. Meski relatif tidak umum, dampaknya ke kehidupan Si Kecil bisa dramatis dan bahkan melumpuhkan jika tidak diatasi.
Baca Juga: Cukup Tidur Tapi Terus Mengantuk, Ternyata Ini 5 Penyebabnya!
Gejala Narkolepsi pada Anak
Foto: Daniela Dimitrova from Pixabay
Tanda-tanda narkolepsi berikut bisa muncul sekaligus atau berkembang perlahan dalam beberapa tahun. Terkadang, satu-satunya gejala yang terlihat adalah balita mengantuk terus.
- Mengantuk berlebihan di siang hari
- Biasanya merupakan gejala pertama narkolepsi
- Episode tidur yang tidak diinginkan terjadi beberapa kali sehari. Pada orang dewasa terkadang “serangan tidur” terjadi pada saat yang berbahaya (misalnya saat menyetir mobil).
- Episode tidur bisa terjadi saat Si Kecil sedang terlibat aktif dalam suatu kegiatan. Bukan hanya di situasi yang membuat orang normal mengantuk (misalnya setelah makan), tapi juga di saat orang seharusnya terjaga (misalnya saat menulis).
- Setelah tidur siang, Si Kecil bangun dengan segar
- Di luar episode tidur, Si Kecil merasa mengantuk secara tidak wajar
- Mudah lelah atau capai sepanjang waktu
- Katapleksi (cataplexy, hilangnya kontrol otot secara mendadak saat otot tubuh mengendur)
- Katapleksi bisa ringan seperti merasa lemah sekilas di lutut atau yang berat bisa menyebabkan tubuh ambruk. Namun, Si Kecil sadar sepenuhnya dan tahu apa yang terjadi.
- Berkurangnya atau hilangnya kekencangan otot secara mendadak, tapi bisa kembali seperti semula
- Paling sering disebabkan oleh stres atau emosi yang kuat seperti tertawa, marah, dan terkejut
- Biasanya terjadi sebentar, 30 detik sampai 30 menit
- Katapleksi mungkin baru dialami di usia remaja atau dewasa
Baca Juga: 10 Foto Lucu Ini Membuktikan Jika Mengantuk Anak-Anak Bisa Tidur Di Mana Saja
- Kelumpuhan tidur (sleep paralysis, ketindihan)
- Si Kecil merasa tidak dapat bergerak atau berbicara saat mulai tertidur atau terbangun walau benar-benar sadar akan keadaan di sekelilingnya.
- Meski sangat menakutkan bagi anak-anak, ketindihan tidak berbahaya
- Berbeda dengan katapleksi, menyentuh Si Kecil biasanya membuat kelumpuhan tidur hilang
- Halusinasi hipnagogik (terjadi saat tertidur)
- Pengalaman seperti mimpi yang terjadi saat anak bangun, sehingga sulit membedakan antara mimpi dengan kenyataan.
- Seringkali seperti mimpi buruk yang melibatkan tampilan, perasaan di kulit, atau suara hewan aneh atau orang jahat
- Menyeramkan bagi anak-anak karena mereka sadar tapi tidak bisa mengendalikan aksinya
- Bisa disalahartikan sebagai delusi akibat penyakit mental
- Terganggunya tidur malam
- Sulit tetap terjaga di siang hari, tapi juga sulit tidur di malam hari
- Seringnya terbangun di malam hari membuat Si Kecil semakin mengantuk di siang hari
Baca Juga: 4 Penyebab Mudah Mengantuk, Bisa Jadi Kondisi Kronis!
- Perilaku otomatis
- Mengerjakan tugas rutin tanpa sadar
- Kadang Si Kecil tertidur dan melanjutkan aktivitas, tapi tidak mengingatnya saat terbangun
- Bisa berbahaya jika orang tersebut dengan mengerjakan kegiatan yang berpotensi berbahaya, misalnya memasak
- Gejala lain
- Lesu
- Motivasi rendah
- Tidak mampu berkonsentrasi
- Hilang ingatan
- Si Kecil tidak bisa menjaga pertemanan atau mengikuti tugas sekolah
- Penglihatan ganda
- Sakit kepala
- Pusing
- Mendengkur
- Berat badan berlebih
Baca Juga: Mengantuk Saat Bekerja? Ini 4 Trik Mengatasinya Agar Kembali Segar
Jika balita mengantuk terus disertai tanda-tanda di atas, konsultasikanlah ke dokter. Sebab, hal ini bisa mengganggu kehidupannya sekarang maupun yang akan datang.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.