3 Penyebab Balita Mengorok saat Tidur, Sudah Tahu?
Melihat buah hati mengorok saat tidur kerap menimbulkan kecemasan orang tua. Selain soal kenyamanan, balita mengorok saat tidur dikhawatirkan sebagai pertanda masalah kesehatan yang serius.
Mengorok ialah suara yang disebabkan getaran suara di saluran pernapasan bagian atas karena gerakan udara terhambat saat tidur. Meski kadang suaranya terdengar lembut, tetap ada kemungkinan terjadinya gangguan tidur atau sleep apnea.
Gangguan tidur yang tidak tertangani akan membuat anak mengantuk di siang hari, bahkan sampai menimbulkan masalah perilaku dan berbagai kesulitan di sekolah.
Dikutip dari Sleep Foundation, penelitian American College of Chest Physicians menunjukkan, anak-anak yang mendengkur keras dua kali lebih mungkin mengalami masalah belajar. Setelah tidur malam yang buruk, anak-anak cenderung lebih hiperaktif dan sulit memperhatikan.
Hal ini juga tanda-tanda attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD). Gangguan tidur juga dapat dikaitkan dengan pertumbuhan yang tertunda dan masalah kardiovaskular.
Baca Juga: 6 Cara Mengatasi Insomnia pada Balita, Agar Si Kecil Bisa Tidur Nyenyak
Penyebab Balita Mengorok saat Tidur
Alaska Sleep menyebut, mengorok bisa disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
1. Infeksi Pernapasan
Foto: Orami Photo Stock
Jika anak mengalami hidung tersumbat karena pilek atau alergi, kemungkinan mendengkur disebabkan oleh penyumbatan pada sinus. Penyumbatan hidung memaksa mereka untuk bernapas melalui mulut yang dapat menyebabkan balita mengorok saat tidur.
2. Amandel
Foto: Orami Photo Stock
Amandel yang membesar dan kelenjar gondok adalah penyebab utama balita mengorok saat tidur dan indikasi kuat apnea tidur obstruktif potensial. Kelenjar yang bengkak menghalangi jalan udara sehingga anak sulit bernafas sepanjang malam.
Di samping itu, bisa jadi anak menderita septum menyimpang.
Septum yang menyimpang terjadi ketika jalan nafas kedua lubang hidung tidak seimbang. Ini membuat bernafas melalui hidung lebih sulit karena satu lubang hidung lebih kecil daripada yang lain, juga mengurangi aliran udara dan menyebabkan kesulitan bernafas.
Baca Juga: 6 Penyakit yang Membuat Balita Susah Tidur, Catat!
3. Sleep Apnea
Orami Photo Stock
Sekitar 3 persen anak-anak usia 1-9 tahun memiliki Obstructive Sleep Apnea (OSA). OSA sendiri merupakan sebuah kondisi kondisi serius yang membuat aliran udara melalui sistem pernapasan atas menjadi terhambat. Anak jadi sulit bernapas.
Lalu, bagaimana mengenali anak yang mengalami sleep apnea? Ada beberapa hal yang perlu dicermati.
Pada malam hari, anak-anak dengan sleep apnea biasanya mendengkur dengan keras dan teratur. Napasnya terkadang berhenti, terengah-engah, dan mendengus, bahkan benar-benar berhenti bernapas.
Dengusan atau terengah-engah dapat mengganggu tidur mereka. Anak jadi gelisah atau tidur dengan posisi kepala yang tidak biasa. Anak juga berkeringat saat tidur.
Anak-anak dengan gangguan tidur biasanya pada siang hari sulit bangun. Anak mengalami sakit kepala, terutama di pagi hari. Ia menjadi mudah tersinggung, gelisah, agresif, dan rewel. Ia bisa memiliki masalah perilaku, baik di sekolah maupun lingkungan sosialnya.
Anak menjadi sangat mengantuk di siang hari sehingga mereka bisa benar-benar tertidur atau melamun. Anak cenderung berbicara melalui hidung dan bernapas melalui mulut.
Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Balita Susah Tidur di Malam Hari
Jadi, perlukah Moms khawatir jika balita mendengkur saat tidur? Hal penting yang harus dilakukan ialah mengamati kebiasaan anak pada malam dan siang hari. Sampaikan kekhawatiran itu kepada dokter anak, Moms.
Penanganannya akan bergantung pada penyebab sleep apnea yang dideritanya. Beberapa solusi yang mungkin diberikan antara lain menghilangkan pemicu alergen yang mungkin, seperti boneka, hewan peliharaan, atau bantal dan selimut bulu.
Dokter biasanya akan meresepkan obat sinus tersumbat dan alergi.
Solusi lainnya, Moms bisa mengangkat kepala anak saat tidur dengan menggunakan bantal khusus yang bisa meringankan hidung tersumbat.
Jika balita mengorok saat tidur dipicu oleh amandel atau kelenjar gondok, bisa berkonsultasi dengan Dokter Spesialis THT apakah perlu mengangkatnya.
Untuk pemeriksaan menyeluruh apakah anak menderita sleep apnea obstruktif dan bagaimana OSA bisa diobati, perlu konsultasi dengan dokter spesialis gangguan tidur.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.