Batuk Rejan Saat Hamil, Ini Hal yang Patut Moms Ketahui
Selama kehamilan, sistem kekebalan tubuh mengalami penurunan dan membuat ibu hamil lebih rentan terkena infeksi penyakit.
Salah satu kondisi yang tidak jarang dialami ibu hamil adalah batuk, termasuk batuk rejan.
Ketahui lebih lanjut mengenai batuk rejan saat hamil.
Selama kehamilan, sistem kekebalan tubuh mengalami penurunan dan membuat ibu hamil lebih rentan terkena infeksi penyakit.
Salah satu kondisi yang tidak jarang dialami ibu hamil adalah batuk, termasuk batuk rejan.
Ketahui lebih lanjut mengenai batuk rejan saat hamil.
Baca Juga: Segera Ketahui Gejala dan Penanganan Batuk Rejan Pada Bayi
Apa Itu Batuk Rejan?
Foto: momjunction.com
Batuk rejan atau dikenal juga dengan pertusis adalah penyakit pernapasan yang sangat menular, disebabkan oleh bakteri bordetella pertussis.
CDC mengatakan bahwa batuk rejan adalah penyakit serius yang dapat menyebabkan risiko berbahaya hingga bayi mengalami kematian.
Bayi belum bisa membangun perlindungan mereka sendiri terhadap batuk rejan.
NHS mengatakan bahwa ibu hamil dapat membantu melindungi bayi dengan mendapatkan vaksinasi.
CDC merekomendasikan semua ibu hamil menerima vaksin Tdap selama minggu ke-27 hingga ke-36 kehamilan.
Pentingnya Vaksin Bagi Ibu Hamil
Foto: theconvertation.com
Mendapatkan vaksinasi saat hamil sangat efektif melindungi bayi, termasuk dari infeksi yang menyebabkan batuk rejan saat hamil.
Vaksin yang dilakukan ibu hamil akan sampai pada bayi melalui plasenta dan memberikan perlindungan pasif bagi bayi sampai cukup umur untuk divaksinasi.
Vaksin ini aman diberikan untuk ibu hamil dan bayi selama kehamilan.
Manfaat tambahan dari vaksinasi yang dilakukan adalah perlindungan yang diterima ibu akan menurunkan risiko infeksi dan penularan batuk rejan pada bayi dalam kandungan.
Antibodi yang diciptakan setelah dilakukan vaksinasi dapat melindungi dari beberapa komplikasi yang lebih serius.
Risiko seperti pneumonia dan kerusakan otak dapat terjadi jika tidak dicegah segera, salah satunya dengan vaksinasi.
Baca Juga: 5 Fakta Vaksin Difteri bagi Ibu Hamil, Simak Moms!
Efek Samping Vaksin
Foto: pregnancy.lovetoknow.com
NSW Government Health menyatakan hasil studi dari Amerika Serikat dan Inggris yang melibatkan lebih dari 40.000 ibu hamil hanya menemukan efek samping ringan seperti nyeri atau kemerahan pada lengan tempat vaksinasi diberikan.
Efek samping paling umum lainnya adalah tubuh sakit, kelelahan, mual, muntah, diare, dan sakit kepala.
Sebagian efek samping tidak memengaruhi aktivitas harian dan akan membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Reaksi yang lebih serius seperti pembengkakan parah dan reaksi alergi seperti gatal-gatal, pembengkakan wajah dan tenggorokan, kesulitan bernafas, detak jantung yang cepat, dan pusing berlebih.
Baca Juga: Mengenal Pertusis Alias Batuk Rejan yang Membahayakan Nyawa Bayi
Tindakan yang Perlu Dilakukan
Foto: pennmedicine.com
Ibu hamil yang mengalami infeksi batuk rejan perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan vaksin.
Kekebalan yang didapatkan dari vaksin akan memudar dari waktu ke waktu, sehingga ibu hamil harus rutin divaksin selama kehamilan.
Setelah bayi lahir, orang-orang terdekat yang berada di lingkungannya perlu mendapatkan vaksin batuk rejan.
Pastikan anggota keluarga atau pengasuh yang belum mendapatkan vaksin batuk rejan dalam 10 tahun terakhir untuk menyegerakan melakukan vaksinasi setidaknya dua minggu sebelum mereka melakukan kontak dengan bayi.
Tepat waktu melakukan vaksinasi adalah perlindungan terbaik bagi diri ibu sendiri juga bayi dalam kandungan terhadap penyakit serius.
Baca Juga: Tak Perlu Obat, Ini 6 Cara Alami Mengatasi Batuk dan Flu Saat Hamil
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.