Apakah Normal Bayi Baru Lahir Sering BAB? Cek Faktanya!
Bayi baru lahir sering BAB atau buang air besar adalah kondisi yang umum terjadi dan biasanya menjadi perhatian banyak orang tua baru.
Pola buang air besar pada bayi berusia di bawah 6 bulan dapat berbeda-beda, tergantung pada berbagai faktor seperti jenis susu yang dikonsumsi (ASI atau susu formula), pengenalan terhadap makanan pendamping ASI (MPASI), kecukupan asupan cairan, dan kesehatan bayi secara keseluruhan.
Memahami frekuensi dan jenis BAB yang normal pada bayi dapat membantu orang tua dalam memastikan kesehatan pencernaan si kecil tetap terjaga.
Artikel ini akan membahas penyebab, frekuensi, dan apa yang perlu diwaspadai saat bayi baru lahir sering BAB.
Baca Juga: 4 Makanan Ibu Menyusui agar Bayi Lancar BAB, Cek yuk!
Apakah Bayi Baru Lahir Sering BAB Berbahaya?
Bayi baru lahir sering BAB adalah hal yang normal, terutama jika Moms memahami perbedaan antara bayi yang diberi ASI dan susu formula.
Dalam minggu-minggu pertama kehidupan bayi, frekuensi BAB dapat mencapai 4-8 kali sehari atau setiap setelah diberikan minum.
Setelahnya, bayi yang diberikan ASI biasanya memiliki tinja yang lebih encer dengan frekuensi BAB 3-5 kali sehari dibandingkan bayi yang diberi susu formula yang hanya 2-3 kali sehari.
Setelah itu, frekuensinya menurun secara bertahap hingga di usia 2 tahun menjadi hanya 1-2 kali sehari.
Mengetahui pola BAB ini penting untuk memantau kesehatan pencernaan bayi.
Jangan khawatir, Moms, kondisi ini biasanya tidak berbahaya.
Penyebab Bayi Baru Lahir Sering BAB
Bayi baru lahir sering BAB adalah hal yang wajar, terutama dalam 6 minggu pertama.
Berikut adalah beberapa penyebabnya:
1. Pencernaan Bayi yang Belum Matang
Karena proses pencernaan bayi yang masih berkembang, beberapa nutrien tidak terserap secara sempurna dan menyebabkan perubahan frekuensi dan tekstur tinja.
2. Masalah Pencernaan pada Bayi
Masalah yang umum ditemui seperti infeksi, intoleransi laktosa, atau alergi susu sapi bisa dapat menyebabkan bayi sering BAB.
Moms sebaiknya memerhatikan kondisi diare yang ditandai dengan frekuensi BAB yang menjadi lebih sering daripada biasanya dan konsistensi tinja yang cair.
Segera konsultasikan Si Kecil ke dokter spesialis anak subspesialis gastrohepatologi jika gejala ini muncul.
3. Perubahan Pola Makan ke MPASI
Saat bayi mulai mengonsumsi MPASI, frekuensi dan tekstur BAB dapat berubah seiring dengan adaptasi sistem pencernaannya terhadap makanan yang lebih padat.
Baca Juga: BAB Bayi Berbusa, Ini Penyebab hingga Cara Mengatasinya
Pentingnya Mengetahui Frekuensi dan Bentuk BAB Bayi
Memantau frekuensi dan bentuk BAB bayi sangat penting untuk memastikan kesehatan dan nutrisi Si Kecil.
Jika bayi mengalami diare cair, adanya darah di tinja, atau sembelit disertai tinja yang keras, segera hubungi dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Mengetahui pola BAB juga membantu mendeteksi masalah pencernaan, seperti diare dan konstipasi.
Tanda-tanda seperti dehidrasi, demam, atau tinja berwarna hitam pekat memerlukan perhatian medis segera.
Konsultasi dengan dokter atau konselor laktasi juga disarankan jika ada kekhawatiran terkait menyusui bayi.
Tinja Bayi yang Sehat
Berikut adalah ciri-ciri tinja bayi yang sehat:
- Warna Kuning, Jingga, Cokelat, atau Hijau
Tinja yang normal berwarna kuning, jingga, cokelat, atau hijau.
Sedangkan warna tinja seperti hitam, merah, atau putih dapat menandakan masalah kesehatan.
- Tekstur yang Tidak Keras
Tinja bayi yang sehat memiliki tekstur lembek atau padat, tetapi tidak keras.
Tinja yang keras dapat menandakan sembelit, sementara yang terlalu encer dapat mengindikasikan diare.
- Warna Cerah untuk Bayi yang Minum ASI
Bayi yang minum ASI biasanya memiliki tinja yang lebih cerah dan sedikit lebih encer dibandingkan dengan bayi yang minum susu formula.
Hati-hati jika menemukan tinja yang berwarna agak keputihan atau keabu-abuan karena dapat menandakan masalah kesehatan yang serius.
Baca Juga: Begini Warna dan Tekstur BAB Bayi saat Sedang Terkena Diare
Jika Moms melihat perubahan warna atau tekstur feses bayi yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter spesialis anak subspesialis gastrohepatologi, ya.
- http://www.dchs.nhs.uk/home/our-services/find_services_by_topic/healthvisiting/advice_guidance/hvs_bowel_movements
- https://www.fda.gov/consumers/consumer-updates/how-treat-diarrhea-infants-and-young-children
- https://services.aap.org/en/news-room/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.