08 Mei 2024

Bahayakah Bayi Mendengar Suara Keras? Ini Kata Dokter!

Bahaya jika mendengar suara bising terus menerus
Bahayakah Bayi Mendengar Suara Keras? Ini Kata Dokter!

Foto: Freepik

Bayi mendengar suara keras rupanya cukup berbahaya, lho Moms karena dapat mengganggu pendengarannya.

Namun, tidak hanya bayi, sebenarnya orang dewasa juga sebaiknya menghindari mendengar suara terlalu kencang karena berisiko buruk pada pendengaran.

Terlebih, bayi memiliki kepekaan sensorik yang tinggi sehingga rentan terhadap lingkungan sekitarnya.

Salah satu aspek yang sering diabaikan adalah dampak suara keras terhadap pendengaran bayi.

Meskipun mungkin terdengar sepele bagi orang dewasa, suara keras dapat memiliki dampak pada bayi yang masih dalam tahap perkembangan.

Paparan terus-menerus terhadap suara keras dapat menyebabkan kerusakan pendengaran yang permanen pada bayi.

Faktor-faktor seperti kebisingan lalu lintas, alat elektronik yang berisik, atau bahkan kembang api dapat berisiko bagi pendengaran bayi.

Dari penggunaan benda-benda seperti penutup telinga khusus hingga mengatur lingkungan sekitar, bisa menjadi cara untuk mengurangi risiko terhadap bayi.

Untuk itu, yuk simak informasi seputar bayi mendengar suara keras di artikel ini sesuai dengan penjelasan dokter spesialis, Moms.

Baca Juga: Panik Tangan dan Kaki Bayi seperti Kejang? Ini Kata Dokter!

Risiko Bayi Mendengar Suara Keras

Bayi Mendengar Suara Keras
Foto: Bayi Mendengar Suara Keras (medicalnewstoday.com)

Menurut dr. Ashadi Budi, Sp. T. H. T. B. K. L, Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, bayi mendengar suara keras bisa menyebabkan kerusakan pada sel sensorik.

"Paparan terhadap suara yang sangat kencang secara terus menerus dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel sensorik," jelas dokter yang praktik di RSPI Bintaro Jaya ini.

"Pada akhirnya akan berakibat pada hilangnya pendengaran sementara atau tinnitus," lanjutnya.

Tinnitus adalah kondisi ketika seseorang mendengar bunyi seperti berdengung, berdesir, berderit, atau berdenting yang bukan berasal dari suara eksternal.

Baik orang dewasa maupun bayi memiliki risiko yang sama jika mendengar suara yang sangat kencang secara terus menerus.

"Sebaiknya bayi tidak diperdengarkan suara yang terlalu kencang dalam waktu yang lama karena dapat berbahaya bagi pendengarannya," tambahnya.

Namun, tidak hanya bayi saja, lho Moms. Sebaiknya orang dewasa juga tidak mendengarkan suara terlalu kencang dalam waktu lama.

"Umumnya bayi sangat sensitif terhadap suara yang didengar karena mereka belum mengerti tentang apa itu suara," jelas dr. Ashadi Budi.

Baca Juga: Buah yang Dilarang untuk Penyakit Paru-paru, Ini Kata Dokter

Desibel yang Aman untuk Bayi

Bayi Mendengar Suara Keras
Foto: Bayi Mendengar Suara Keras

Berdasarkan informasi dari dr. Ashadi Budi, tingkat volume, durasi, dan frekuensi paparan suara memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan pendengaran.

Semakin tinggi tingkat volume suara dan lama durasi paparannya, semakin tinggi pula risiko terjadinya gangguan pendengaran.

"Besarnya suara yang aman untuk diperdengarkan ke bayi umumnya sama dengan orang dewasa, yaitu rata-rata di bawah 80 desibel (dB)," jawabnya.

Selain itu, mungkin Moms pernah bertanya-tanya bagaimana jika bayi mendengar suara keras seperti petasan?

Nah, menurut dr. Ashadi Budi, jika jarak suara kembang api jauh dari posisi bayi, hal tersebut tidak berbahaya.

Sementara, suara di dalam pesawat dapat mencapai 85-90 desibel (dB).

Namun, hal ini tergantung tipe pesawatnya, suara dalam kabin pesawat bisa saja mengganggu bayi jika penerbangan dilakukan dalam durasi panjang (long flight).

Baca Juga: Bayi 1 Bulan Susah BAB tapi Kentut Terus? Ini Kata Dokter

Risiko Bayi Mendengar Suara Keras

Berikut beberapa risiko jika bayi mendengar suara keras terus menerus, seperti mengutip dari berbagai sumber.

1. Kerusakan Pendengaran

Telinga Bayi
Foto: Telinga Bayi

Salah satu risiko bayi mendengar suara keras yang pertama adalah kerusakan pendengaran.

Bayi memiliki telinga yang sangat sensitif, suara keras dapat merusak sel-sel rambut halus di dalam telinga bagian dalam yang bertanggung jawab atas pendengaran.

Ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen, termasuk tuli.


2. Gangguan Tidur

Bayi membutuhkan tidur yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.

Suara keras bisa mengganggu pola tidur bayi, membuat Si Kecil kesulitan tidur atau sering terbangun.

Akhirnya, dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

3. Stres dan Kecemasan

Suara yang keras dan mendadak bisa menyebabkan bayi merasa cemas dan stres.

Ini tidak hanya membuat bayi merasa tidak nyaman, tetapi juga dapat berdampak negatif pada perkembangan emosional dan sosial mereka, lho Moms.

4. Pengaruh pada Perkembangan Otak

Perkembangan otak pada bayi sangat dipengaruhi oleh lingkungannya.

Paparan berkelanjutan terhadap kebisingan dapat mengganggu perkembangan kognitif dan sensori, mempengaruhi kemampuan belajar dan memori di kemudian hari.

Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Kadar Asam Urat Normal Wanita

Tips Mengurangi Kebisingan agar Bayi Nyaman

Telinga Bayi
Foto: Telinga Bayi (Shutter Stock)

Moms, berikut cara mengurangi kebisingan agar bayi nyaman dan terhindar dari bayi mendengar suara keras yang berdampak pada pendengarannya.

  1. Kurangi volume pada TV, komputer, radio. Matikan perangkat ketika tidak digunakan.
  2. Headphone, earbud, dan perangkat pribadi lainnya dapat menjadi sumber kebisingan keras yang berbahaya.
  3. Buat ruang yang tenang di rumah untuk bermain dan kegiatan keluarga lainnya. Ketenangan penting untuk kesehatan Si Kecil.
  4. Jika Moms dan keluarga pindah ke rumah baru, perhatikan tingkat kebisingan lingkungan di lingkungan tersebut.
  5. Jika pergi makan di luar, pilih restoran yang lebih tenang untuk memudahkan berbicara.
  6. Jika Si Kecil memiliki kondisi seperti autisme atau ADHD, gunakan headphone untuk mengurangi kebisingan atau pelindung telinga.

Terakhir, dr. Ashadi Budi menjelaskan bahwa suara yang didengar oleh bayi sama persis dengan suara yang didengar oleh orang dewasa, tidak ada perbedaan sama sekali.

Hal yang membedakan adalah Si Kecil belum bisa memahami apa yang didengar karena baru belajar mengenal bunyi.

Bayi belum tahu apa itu bahasa, sehingga jika orang dewasa tidak nyaman dengan suara bising tersebut, begitu juga dengan bayi.

Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Perbedaan BBLR dan Prematur

Tanda Bayi Mengalami Gangguan Pendengaran

Telinga Bayi
Foto: Telinga Bayi

Salah satu tanda bayi mengalami gangguan pendengaran adalah ketika ia tidak menoleh atau memberikan respons terhadap suara.

Misalnya ketika dipanggil oleh orang tua atau tidak kaget ketika mendengar suara kencang.

"Selain itu, Si Kecil yang pendengarannya terganggu biasanya terlambat mulai berbicara atau perkembangan bicaranya tidak sesuai dengan usianya," ungkap dr. Ashadi Budi.

Oleh karena itu, jika Si Kecil kurang responsif terhadap suara, sebaiknya segera dikonsultasikan dengan dokter spesialis telinga hidung tenggorok bedah kepala dan leher.

Baca Juga: Panik Tangan dan Kaki Bayi seperti Kejang? Ini Kata Dokter!

Itulah informasi seputar bayi mendengar suara keras. Semoga bermanfaat, Moms!

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.