5 Penyebab Panas Dalam dan Cara Mengobatinya, Penting!
Moms pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah panas dalam. Ternyata, panas dalam tidak ada di dalam kamus medis.
Namun, masyarakat sudah terlanjur mengartikan panas dalam sebagai sebuah penyakit.
Padahal, ‘panas dalam’ merupakan suatu kumpulan gejala yang tidak spesifik yang ditandai dengan sakit dan gatal di tenggorokan, sariawan, demam, rasa pegal-pegal di badan, dan sakit kepala.
Dalam dunia kedokteran, panas dalam bisa disebut sebagai flu musiman atau ISPA (Infeksi Saluran Napas Akut) yang disebabkan oleh infeksi bakteri ataupun infeksi virus.
Umumnya, panas dalam dapat diatasi dengan pola hidup sehat serta memperhatikan makanan yang dikonsumsi dan rajin mengonsumsi air putih.
Moms, untuk mengatasi panas dalam, hal yang paling penting diketahui adalah mengetahui terlebih dahulu penyebabnya.
Kira-kira, apa saja penyebab ya, Moms? Yuk, kita simak penjelasannya di bawah ini!
Baca Juga: Tenggorokan Sakit saat Menelan: Penyebab dan Cara Mengatasi
Penyebab Panas Dalam
Banyak dari kita yang tidak sadar panas dalam sebenarnya menjadi sinyal ketika tubuh mengalami gangguan kesehatan.
Umumnya, penyebab panas dalam setiap orang berbeda-beda.
Anak-anak, ibu hamil, dan lansia biasanya lebih rentan terkena panas dalam, karena memiliki daya tahan tubuh (imunitas) yang lebih lemah.
Penyebab utama terjadinya panas dalam adalah infeksi, baik infeksi bakteri maupun virus yang menyerang sistem saluran nafas (ISPA).
Selain itu, ada beberapa faktor yang bisa memicu timbulnya panas dalam, diantaranya:
1. Pola Makan yang Tidak Sehat
Mengkonsumsi terlalu banyak makanan yang digoreng dan pedas bisa mengiritasi tenggorokan sehingga bisa memicu timbulnya panas dalam.
2. Perubahan Cuaca dan Suhu yang Ekstrem
Paparan sinar matahari langsung dalam waktu yang lama serta kehujanan juga dapat menyebabkan panas dalam.
Panas dalam ini terjadi biasanya disebabkan oleh cuaca ekstrem dan perubahan suhu yang drastis.
Di Indonesia, perubahan cuaca yang drastis ini biasanya terjadi pada bulan Maret, April, September, dan Oktober, atau musim pancaroba.
Ketika cuaca dan suhu berubah secara tiba-tiba, hal itu akan melemahkan dan merusak sistem kekebalan tubuh kita. Perubahan cuaca yang ekstrem juga 'membangunkan' bakteri dan virus yang tidak aktif di lingkungan kita.
Bakteri dan virus tersebut kemudian menyerang tubuh kita, dan ketika sistem kekebalan tubuh kita menurun, bakteri dan virus tersebut dapat menyebabkan infeksi dan demam.
3. Penurunan Imunitas Tubuh
Imun tubuh bertugas melindungi dari berbagai penyakit, infeksi, dan mempercepat pemulihan setelah sakit. Jika sistem kekebalan tubuh menurun, Moms akan rentan terkena infeksi.
Seseorang dengan sistem kekebalan yang lemah kemungkinan besar terkena infeksi lebih sering.
Ada beberapa penyebab sistem imun menurun, yaitu: stres, kurang tidur, kurang vitamin, pola hidup tidak sehat, penyakit kronik (diabetes melitus, penyakit ginjal, penyakit jantung), penyakit autoimmune (lupus), dan HIV.
4. Lingkungan yang Tidak Sehat
Polusi udara dan asap rokok juga ikut berperan serta mengiritasi tenggorokan sehingga rentan untuk terjadinya panas dalam.
5. Penyakit Asam Lambung (GERD)
Asam lambung yang naik hingga ke kerongkongan akan bersinggungan dengan tenggorokan, dan mengiritasi tenggorokan yang menimbulkan rasa tidak nyaman dan sakit ditenggorokan.
Gejala Panas Dalam
Nah, apa saja gejala-gejala yang umumnya dikaitkan dengan panas dalam? Berikut penjelasannya.
1. Sakit Tenggorokan
Salah satu penyakit yang sering berkaitan dengan panas dalam adalah sakit tenggorokan.
Melansir dari jurnal Plus One, sakit tenggorokan disebabkan oleh infeksi atau faktor lingkungan, seperti udara kering dan banyak polusi.
Sakit tenggorokan bisa menyebabkan rasa tidak nyaman saat menelan makanan. Umumnya sakit tenggorokan akan hilang dengan sendirinya.
2. Sariawan
Sariawan terjadi ketika infeksi jamur berkembang di dalam mulut. Ini juga dikenal sebagai kandidiasis oral.
Infeksi sariawan biasanya ringan dan jarang menyebabkan masalah serius. Tetapi, pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah, sariawan bisa saja bahaya.
Kondisi ini dapat menyebar ke bagian tubuh lain dan menyebabkan komplikasi yang berpotensi serius.
3. Asam Lambung Naik
Asam lambung terjadi ketika isi dari perut naik ke kerongkongan.
Penyakit ini dapat menyebabkan rasa terbakar yang tidak nyaman di dada, yang bisa menjalar ke leher.
Dalam beberapa kasus, asam lambung dapat menyebabkan kesulitan menelan. Terkadang dapat menyebabkan masalah pernapasan, seperti batuk kronis atau asma.
Selain itu, panas dalam biasanya disertai dengan:
- Bibir pecah-pecah
- Lemas
- Tidak nyaman saat menelan makanan
- Bau mulut
- Demam
- Sakit kepala
- Badan pegal-pegal
Baca Juga: 7 Manfaat Berkumur Air Garam, Bisa Redakan Sakit Tenggorokan
Cara Mengatasi Panas Dalam
Moms, panas dalam tidak selalu harus diatasi menggunakan obat-obatan. Bisa jadi panas dalam disebabkan oleh pola hidup tidak sehat dan kekurangan vitamin.
Nah, untuk mengatasi penyebab tersebut, ada beberapa cara yang bisa Moms lakukan di rumah, yaitu:
1. Minum Air Putih yang Cukup
Cara mengatasi panas dalam yang satu ini cukup mudah dan sederhana, yaitu minum air putih.
Air putih sangat bermanfaat untuk menjaga sistem kekebalan. Sebanyak 60% tubuh kita berisi cairan, sehingga air putih berperan penting untuk tubuh.
Melansir British Journal of Nutrition, dehidrasi bisa memberikan berbagai macam penyakit, seperti:
- Merusak suasana hati
- Gangguan memori
- Kinerja otak terganggu
Kebutuhan harian air putih antara laki-laki dan perempuan berbeda-beda.
Menurut European Food Safety Authority, laki-laki dianjurkan untuk minum 2 liter air per hari, sedangkan perempuan memerlukan sebanyak 1,6 liter per hari.
2. Istirahat yang Cukup
Kurang tidur memiliki efek pada sistem kekebalan tubuh, seperti stres.
Kurang tidur mengganggu produksi normal sel darah putih, komponen penting dari sistem kekebalan tubuh.
Moms setidaknya harus menargetkan setidaknya 7 jam tidur per hari.
3. Kurangi Makanan Asam dan Pedas
Sariawan menjadi penyebab panas dalam.
Buah yang asam, seperti jeruk, lemon, dan nanas secara tidak langsung menyebabkan sariawan muncul.
Hal ini karena ketika buah asam menekan jaringan mulut yang terluka menyebabkan sariawan bertambah parah.
Moms juga harus menghindari mengonsumsi makanan yang pedas dan panas, karena menyebabkan mulut terluka dan timbul sariawan.
4. Berkumur dengan Air Garam
Obat kumur air garam adalah pengobatan rumahan yang sederhana, aman, dan terjangkau.
Cara ini efektif mengatasi panas dalam. Sebab, berkumur dengan air garam dapat menyembuhkan:
- Sakit tenggorokan
- Infeksi virus pernapasan seperti pilek, atau infeksi sinus
Moms hanya perlu menyiapkan 2 bahan saja, yaitu air hangat dan garam.
5. Konsumsi Vitamin C
Salah satu penyebab utama dari panas dalam adalah kekurangan Vitamin C. Nah, untuk mengatasinya, Moms perlu mengonsumsi vitamin C.
Moms bisa mengonsumsi suplemen vitamin C. Sebelum mengonsumsi suplemen, ada baiknya dikonsumsi sesuai anjuran di kemasan atau anjuran dari dokter.
Selain itu, Moms juga bisa mengonsumsi makanan vitamin C, seperti:
- Jambu biji
- Brokoli
- Sayur kale
- Kiwi
- Pepaya
6. Pola Hidup Sehat
Panas dalam bisa disebabkan dari makanan dan minuman yang tidak sehat. Jika Moms sering mengonsumsi makan pedas, bisa berisiko sakit tenggorokan dan panas dalam.
Menerapkan pola hidup sehat memang tidak mudah. Namun, pola hidup sehat dapat mencegah tubuh kita dari berbagai penyakit salah satunya panas dalam.
Melansir Studi BMJ, mengonsumsi makanan seperti biji-bijian telah terbukti mencegah risiko terkena penyakit.
Sekarang Moms sudah mengetahui lebih lengkap penyakit panas dalam. Jika sudah mengetahuinya, jangan dianggap sepele lagi ya, Moms!
Ada baiknya, jika Moms mengalami panas dalam tetapi tak kunjung sembuh segera periksa ke dokter ya, untuk penanganan lebih lanjut.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4219770/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3553795/
- https://naturalmineralwaterseurope.org/?id=47
- https://www.bmj.com/content/370/bmj.m2206
- medicalnewstoday.com/articles/324930
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.