Ini Kata Dokter Spesialis tentang Terapi Pendukung Pneumonia
Terapi pendukung pneumonia bergantung pada penyebabnya, seperti obat antijamur atau antivirus.
Pneumonia, dikenal juga sebagai paru-paru basah, adalah infeksi yang menyerang paru-paru, sesuai dengan Kementerian Kesehatan RI.
Menurut Lung Health and Disease, terapi disesuaikan dengan jenis pneumonia, tingkat keparahan, usia, dan kondisi kesehatan lainnya.
Tujuan utamanya adalah menyembuhkan infeksi dan mencegah komplikasi, dengan mengikuti rencana terapi hingga sembuh total.
Baca Juga: Bolehkah Anak Makan Telur Setiap Hari? Begini Kata Dokter!
Terapi Pendukung Pneumonia
Menurut dr. Amira Anwar, Sp. P, FAPSR, terapi pendukung pneumonia disesuaikan dengan penyebabnya.
"Pneumonia adalah peradangan parenkim paru yang bisa disebabkan oleh bakteri virus dan jamur yang diterapi dengan sesuai penyebabnya," jelas dr. Amira Anwar.
Nah terapi pendukung pneumonia bisa dengan:
- Obat antibakteri atau antimikroba
- Obat antijamur
- Obat anti-virus dan pengobatan sesuai gejala.
"Selain itu, pengobatan pada pendukungnya yaitu dengan penggunaan alat bantu napas, fisioterapi," jelas dr. Amira Anwar.
"Dan juga dengan bantuan bantuan bronkoskopi apabila diperlukan diagnostik lebih lanjut pada pasien dengan pneumonia," tambahnya.
Jadi, jika Moms sudah mengetahui penyebab pneumonia dan diberikan obat sesuai dengan penyebabnya, sebaiknya konsumsi obat sesuai dengan resep, ya.
Sama halnya seperti melansir dari dari American Lung Association, jika pneumonia disebabkan oleh bakteri, maka dokter biasanya akan memberikan antibiotik.
Penting untuk meminum semua antibiotik hingga sembuh, walaupun mungkin akan mulai terasa lebih baik setelah beberapa hari.
Jika berhenti meminumnya, berisiko terinfeksi kembali, dan infeksi ini akan meningkatkan kemungkinan kuman yang kebal terhadap pengobatan di masa mendatang.
Antibiotik tidak bekerja melawan virus. Jika Moms menderita pneumonia virus, dokter mungkin akan meresepkan obat antivirus untuk mengobatinya.
Lalu, tidak hanya mengonsumsi obat saja, Moms juga harus istirahat agar pengobatan lebih maksimal.
Baca Juga: Sakit Perut Sebelah Kiri Bawah Tanda Hamil? Ini Kata Dokter
Manfaat Terapi Pendukung Pneumonia
Terapi pendukung pneumonia ini memiliki manfaat yang sangat besar, lho Moms menurut dr. Amira Anwar, yakni Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, di RSPI, Jakarta Selatan.
"Manfaat dari terapi pendukung ini sangat besar karena apabila pada pneumonia berat, pasien mengalami gagal bernapas, maka diperlukan penggunaan alat bantu napas," jelas dr. Amira Anwar.
Ventilator adalah alat bantu napas yang umum digunakan untuk membantu pasien bernapas.
Jika ada sumbatan jalan napas, bronkoskopi, yaitu teropong dengan video, bisa digunakan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Kita bisa juga lakukan fisioterapi untuk melakukan evakuasi dari dahak atau slime yang mengental sehingga pasien akan terasa lebih nyaman," kata dr. Amira Anwar lebih lanjut.
Berikut beberapa manfaat terapi pendukung pneumonia lainnya:
1. Peningkatan Fungsi Pernapasan
Terapi pendukung pneumoia bisa meliputi ventilator bagi pasien yang mengalami kesulitan bernapas atau hipoksemia (rendahnya kadar oksigen dalam darah).
Terapi ini membantu memastikan bahwa organ dan jaringan mendapatkan cukup oksigen yang dibutuhkan untuk berfungsi dan memulihkan diri.
2. Hidrasi dan Nutrisi yang Memadai
Pneumonia bisa menyebabkan dehidrasi, terutama jika disertai dengan demam dan berkeringat.
Terapi pendukung meliputi pemberian cairan, baik secara oral atau intravena, untuk menjaga hidrasi yang baik.
Nutrisi yang memadai, baik melalui makanan atau suplemen, juga penting untuk mendukung sistem imun dan mempercepat pemulihan, lho Moms.
3. Mengelola Gejala
Pengobatan gejala seperti demam, batuk, dan nyeri dada adalah bagian penting dari terapi pendukung pneumonia.
Penggunaan antipiretik (pengurang demam) seperti parasetamol, ekspektoran untuk membantu mengeluarkan dahak.
Hingga analgesik untuk mengurangi rasa sakit sehingga dapat memberikan rasa nyaman pada pasien dan mempercepat proses penyembuhan.
Kondisi yang Membutuhkan Terapi Pendukung Pneumonia
Berdasarkan penjelasan dr. Amira Anwar, kondisi yang membutuhkan terapi pendukung pneumonia salah satunya adalah kesulitan bernapas.
"Kondisi-kondisi yang diperlukan untuk terapi pendukung seperti yang saya sebutkan tadi, bila terjadi gagal napas," tegasnya.
Bila pasien masih mengalami kesulitan bernapas bahkan setelah pengobatan, maka terapi pendukung diperlukan.
Selain itu, jika pasien mengalami dahak yang sangat kental juga membutuhkan terapi pendukung, seperti fisioterapi.
"Dengan begitu, pasien dapat dibantu untuk mengeluarkan dahak yang lebih efektif dan pasien juga diajarkan cara batuk yang benar," jelasnya.
Baca Juga: Pneumonia pada Bayi: Gejala Hingga Pengobatan yang Efektif
Pemulihan untuk Pneumonia
American Lung Association mengatakan bahwa mungkin perlu waktu untuk pulih dari pneumonia.
Beberapa orang merasa lebih baik dan dapat kembali ke rutinitas normal mereka dalam seminggu.
Sedangkan pada orang lain, bisa memakan waktu hingga sebulan atau lebih. Kebanyakan orang akan terus merasa lelah selama sekitar satu bulan.
Istirahat yang cukup penting untuk mempertahankan kemajuan agar bisa sepenuhnya pulih dan menghindari kekambuhan.
Baca Juga: Pneumonia pada Anak: Gejala, Penanganan, dan Pencegahannya
Diskusikan dengan dokter kapan waktu yang tepat untuk kembali ke rutinitas.
Saat menjalani terapi pneumonia, batasi kontak dengan orang lain untuk mencegah penyebaran kuman.
Tutupi mulut saat batuk, buang tisu dengan benar, dan cuci tangan sering-sering.
Setelah menyelesaikan antibiotik, dokter akan memastikan rontgen dada normal kembali.
- https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/pneumonia/treatment-and-recovery
- https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1879/ketahui-apa-itu-pneumonia#:~:text=Pneumonia%20juga%20dikenal%20dengan%20istilah,sehingga%20membuat%20penderitanya%20sulit%20bernapas.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.