Bayi Suka Membenturkan Kepala Sendiri Sebelum Tidur, Berbahayakah?
Saat bayi mulai memiliki kebiasaan membenturkan kepala sebelum tidur, para orang tua tentu merasa khawatir.
Kepala bayi yang masih terbilang rapuh, membuat Moms mudah khawatir jika kebiasaan membenturkan kepala ini dapat melukai kepala bayi.
Apakah normal bayi membenturkan kepala sebelum tidur? Cek ulasannya berikut ini.
Kebiasaan Sebelum Tidur
Foto: raisingchildren.net.au
Semua bayi merasakan guncangan saat berada di dalam rahim Moms.
Setelah lahir pun, bayi tetap menikmati kebiasaan digendong dengan cara diayun-ayunkan dalam pelukan orang tua.
Kebiasaan ini rupanya bisa berlanjut saat Si Kecil tumbuh, seperti ketika Si Kecil senang berlompatan atau menari.
Sehingga, kebiasaan mengayun-ayunkan tubuh, membenturkan kepala, atau berguling dengan kepala, menjadi kebiasaan berirama yang umum (sama halnya dengan menghisap jempol) pada bayi.
“Mungkin goyangan dan kebiasaan membenturkan kepala bayi memberikan suatu kesenangan bagi Si Kecil. Gerakan yang menghasilkan ketenangan pada bayi ini disebut dengan dorongan kinestetik,” ungkap Dr. Alan Greene, seperti dikutip dari drgreene.com.
Pada beberapa bayi, membenturkan kepala bisa menjadi cara untuk melepaskan ketegangan dan bersiap untuk tidur.
Ada juga yang melakukan kebiasaan membenturkan kepala ini saat sedang tumbuh gigi atau mengalami infeksi telinga.
Tidak lupa, kebiasaan membenturkan kepala bayi ini juga bisa menjadi cara Si Kecil mencari perhatian.
Semakin banyak reaksi yang diberikan orang tua saat melihat kepala bayi dibenturkan sendiri, maka semakin besar kemungkinan Si Kecil untuk melanjutkan kebiasaan ini.
Baca Juga : Tepatnya, Di Bulan Berapakah Seharusnya Bayi Bisa Mengangkat Kepala?
Gejala Membenturkan Kepala
Foto: hindustantimes.com
Sekitar 50-80 persen bayi sering membenturkan kepala sebelum tidur.
Kebiasaan ini tampaknya dilakukan bayi karena terdorong secara ritmis untuk menggerakkan kepala bayi ke benda padat, seperti dinding atau sisi tempat tidur.
Pada beberapa kasus, bayi juga bisa mengguncang seluruh tubuhnya, tidak hanya pada bagian kepala bayi.
Perilaku ini bisa berlangsung selama beberapa menit atau jam dalam suatu waktu dan kebiasaan membenturkan kepala bayi bisa berlanjut ketika Si Kecil sudah tertidur.
Baca Juga : Kenali Plagiocephaly, Kepala Peyang Pada Bayi
Kapan Saatnya Perlu Khawatir
Foto: verywellfamily.com
Pada bayi yang sehat, jarang sekali dijumpai bayi menjadi terluka karena kebiasaan membenturkan kepala ini.
Rasa sakit akan mencegah bayi untuk membenturkan kepala terlalu keras.
Bahkan jika bayi terlihat membenturkan kepala sekuat tenaga pun, energi anak di bawah usia tiga tahun tidak akan cukup untuk menyebabkan kerusakan otak atau masalah neurologis lainnya.
“Selama Si Kecil tidak menyakiti dirinya sendiri dan dia tidak melakukannya bukan pada waktu untuk tidur, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” ungkap Dr. Jodi Mindell, seperti dikutip dari babysleep.com.
Perilaku kepala bayi dibenturkan sendiri menjadi tidak normal, jika Si Kecil masih melakukannya di atas usia tiga tahun.
Biasanya kebiasaan membenturkan kepala pada bayi akan hilang dengan sendirinya di usia empat tahun.
Namun jika di usia tiga tahun, Si Kecil masih melakukannya, ada baiknya Moms mulai berkonsultasi dengan Dokter, agar dilakukan evaluasi lebih lanjut mengenai kebiasaan kepala bayi dibenturkan sendiri oleh Si Kecil.
(GS/CAR)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.