Benarkah Anak Kedua Cenderung Lebih Nakal?
Apakah Moms menjadi anak kedua di dalam keluarga atau memiliki anak kedua? Mungkin Moms pernah mendengar bahwa anak kedua memiliki stigma tersendiri di dalam masyarakat.
Banyak orang mengatakan bahwa anak kedua merupakan anak yang unik, nakal, dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan anak kedua tidak mendapat cukup perhatian dari orang tua yang mungkin terlalu fokus pada anak pertama dan ketiga.
Baca Juga: 7 Kesalahan Orang Tua yang Tanpa Disadari Membuat Anak Jadi Nakal dan Manja
Karena alasan ini juga banyak yang bilang anak kedua mungkin sedikit lebih caper dan nakal untuk menarik perhatian orang tua. Simak penjelasannya di bawah ini yuk, Moms.
Benarkah Anak Kedua Lebih Nakal?
Foto: Orami Photo Stock
Menurut sebuah studi oleh Joseph Doyle, ekonom MIT, anak kedua memang lebih cenderung menunjukkan perilaku yang memberontak. Hal ini berlaku untuk anak kedua laki-laki.
"Saya menemukan hasil bahwa anak kedua, dibandingkan dengan saudara mereka yang lebih tua, lebih sering terkait dengan kenakalan remaja," ucap Doyle.
Tetapi perilaku ini mungkin juga dipengaruhi karena perilaku-parilaku buruk yang dilihatnya, lalu ditiru oleh si anak kedua. Bisa juga perilaku ini datang dari anak sulung atau anak pertama.
"Anak sulung memiliki panutan, yang adalah orang dewasa. Dan anak kedua, cenderung akan menjadikan kakaknya sebagai panutan,” terang Doyle.
Baca Juga: 4 Faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Anak di Sekolah
Berdasarkan jurnal Examining the Effects of Birth Order on Personality, anak sulung, lebih cenderung menunjukkan perilaku dominan dan menjadi kurang menyenangkan.
Penelitian Mengenai Perilaku Bahwa Anak Kedua Lebih Nakal
Foto: Orami Photo Stock
Untuk menentukan hasil dari pemikiran ini, Doyle menganalisis data dari keluarga di Denmark dan negara bagian Florida. Dari penelitian tersebut, ia mendapatkan hasil yang konsisten mengenai anak kedua lebih nakal di dalam keluarga.
“Dalam keluarga dengan dua anak atau lebih, anak kedua yang berjenis kelamin laki-laki berada di urutan 20 hingga 40 persen lebih mungkin untuk didisiplinkan di sekolah dan terlibat dengan kenakalan remaja jika dibandingkan dengan saudara lainnya,” jelas Doyle terhadap hasil penelitian yang didapatkannya.
Doyle menambahkan bahwa hal ini bisa disebabkan fakta bahwa orang tua menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak pertama daripada dengan anak kedua.
Baca Juga: Tips agar Tidak Bosan Main bersama Anak
Joseph Doyle bersama dengan timnya menemukan bahwa investasi waktu orang tua yang diukur berdasarkan waktu usai kerja lebih tinggi dihabiskan bersama anak pertama di usia 2-4.
Tapi, tidak ada alasan untuk kehilangan putus harapan pada anak kedua. Bagaimanapun, mereka masih memiliki kehendak bebas.
Dan, setidaknya sekarang setidaknya Moms sudah tahu bahwa menghabiskan waktu secara adil bersama anak-anak itu penting untuk perkembangan mereka di masa depan.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.