Benarkah Pisah Ranjang Solusi Terbaik Masalah Rumah Tangga?
Tidak ada rumah tangga yang selalu terhindar dari konflik. Mulai dari masalah kecil, sampai masalah besar sudah menjadi ‘bumbu’ dalam pernikahan.
Saat konflik begitu besar, hingga salah satu di antara suami-istri tidak bisa menahan emosi, kadang kala pisah ranjang dianggap sebagai solusi terbaik dalam rumah tangga.
Apakah benar begitu? Coba kita lihat dulu, apa yang terjadi saat Moms dan pasangan memutuskan untuk pisah ranjang.
1. Komunikasi Jarak Jauh
Saat pisah ranjang, itu berarti Moms jauh dari pasangan dan komunikasi berjalan tidak seperti biasanya. Sebenarnya di sini ada dua hal yang diuji.
Pertama, dengan pisah ranjang, bisa jadi masalah yang dialami justru semakin buruk, karena tidak adanya komunikasi yang intens.
Namun di sini lain, bisa jadi Moms atau suami saling merindukan kehadiran masing-masing, sehingga ini bisa jadi sarana untuk memulai pembicaraaan.
2. Memulai Pembicaraan
Jika Moms sudah merasa tidak nyaman dengan ‘metode’ pisah ranjang. Tidak ada salahnya menyingkirkan sedikit gengsi untuk sekedar memulai pembicaraan lewat pesan teks.
Ini cara yang cukup aman, untuk meminimalisir pertengkaran daripada berbicara lewat telepon.
Mulailah pembicaraan dengan menanyakan kabar dan pastikan Moms tidak menggunakan kalimat yang menyulut emosi agar tidak memperkeruh keadaan.
3, Bicarakan Masa Depan
Tujuan pisah ranjang sebenarnya untuk memperbaiki hubungan.
Jika masih ada harapan hubungan Moms akan berlanjut, jangan sungkan menanyakan rencana-rencana apa yang akan dilakukan dan tanyakan apa peran Moms untuk mewujudkan rencana tersebut.
4. Ungkapan Perasaan
Apakah Moms tipikal orang yang sulit menyatakan perasaan kepada pasangan? Saat pisah ranjang, Moms perlu ‘menyulut’ lagi rasa cinta Moms kepada pasangan.
Jangan ragu untuk mengungkapkan bahwa Moms tidak bisa berlama-lama jauh dari pasangan Moms.
5. Segera Selesaikan!
Jangan terlalu mengulur-ngulur waktu, jika beberapa hari Moms dan pasangan sudah merasa membaik. Kata maaf bukan lagi terucap lewat kata-kata.
Menjadi pribadi yang lebih baik dan memperbaiki kesalahan yang sudah diperbuat adalah hal yang memang perlu Moms buktikan bahwa kedewasaan dalam berumah tangga bukan dari seberapa hebat Moms dan pasangan mempertahankan ego masing-masing.
Tapi seberapa sederhana alasan Moms bertahan dalam ketidak sempurnaan keadaan pasangan Moms.
Pisah ranjang memang seperti dua mata koin. Di satu sisi, apabila dilakukan dengan penuh kesadaran atas risiko dan ada niat yang baik, maka bisa menjadi sarana untuk introspeksi diri dan memperbaiki hubungan. Namun, jika dibiarkan berlarut-larut, justru akan membuat masalah makin runyam dan bisa berakhir ke perceraian.
Itulah sebabnya, beberapa psikolog, salah satunya Elly Nagasaputra, M.K., CHt, dari www.konselingkeluarga.com tidak menyarankan pisah ranjang saat suami-istri sedang konflik. Menurutnya, sebagai dua orang yang sama-sama dewasa, lebih baik hadapi masalah dengan kepala tegak. “Fase marah-marah pasti ada. Tapi setelah itu harus bisa duduk tenang untuk memikirkan solusi jangka panjang terbaik yang bisa diambil,” kata Elly.
Nah, apakah Moms punya metode lain untuk mempertahankan hubungan rumah tangga Moms?
<LMF>
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.