Berencana Hamil Setelah Tubektomi? Perhatikan 3 Hal Ini
Tubektomi atau ligasi tuba adalah salah satu metode kontrasepsi yang dinilai paling efektif. Tubektomi sendiri merupakan prosedur bedah untuk memotong dan memisahkan sebagian dari masing-masing tuba falopi.
Prosedur ini dapat dilakukan setelah operasi caesar, segera setelah melahirkan secara normal, atau laparoskopi jauh setelah melahirkan.
Lalu, bagaimana jika Moms berencana hamil setelah tubektomi? Masih mungkinkah?
Hamil Setelah Tubektomi Masih Mungkin, Tetapi...
Foto: parenting.firstcry.com
Menurut American Pregnancy, tubektomi merupakan metode kontrasepsi yang bersifat permanen dengan angka kemungkinan kehamilan sekitar 1/1000 setelah tahun pertama dan antara 2-10 / 1000 setelah lima tahun.
Meskipun kemungkinan untuk hamil tergolong rendah, peluangnya masih tetap ada. Sayangnya, kehamilan (tidak terencana) yang terjadi setelah prosedur tubektomi dapat meningkatkan risiko kehamilan ektopik.
Oleh karena itu, jika berencana hamil setelah tubektomi sangat disarankan untuk terlebih dahulu menjalani prosedur rekanalisasi tuba falopi untuk membuka, melepas ikatan, atau menyambungkan kembali tuba falopi.
“Ada dua cara untuk hamil setelah ligasi tuba. Secara tradisional, satu-satunya pilihan bagi pasien adalah melalui operasi rekanalisasi tuba falopi.
Namun, sekarang ada pilihan lain untuk wanita yaitu melalui fertilisasi in vitro atau IVF,” kata Dr. Jason Bromer, spesialis endokrinologi reproduksi dan infertilitas di Frederick, MD, seperti dikutip dari Shady Grove Fertility.
Baca Juga: Vasektomi & Tubektomi, KB Permanen untuk Pria dan Wanita
Tingkat Keberhasilan Kehamilan Tidak Terjamin
Foto: pexels.com
Menurut sebuah penelitian di Frontiers in Surgery, operasi rekanalisasi tuba falopi tidak dapat menjamin kemungkinan hamil. Di mana keberhasilan kehamilan dari masing-masing pasien sangat bergantung pada kelompok usia.
“Keberhasilan rekanalisasi tuba falopi tergantung pada dua faktor. Pertama, cukup atau tidaknya jaringan sehat di setiap ujung tuba untuk dihubungkan kembali dan apakah tabung yang terhubung kembali cukup lama untuk berfungsi dengan baik. Sayangnya, tidak semua pasien memiliki tuba yang dapat dihubungkan kembali,” jelas Dr. Bromer.
“Kadang-kadang bahkan ketika prosedur rekanalisasi tuba falopi berhasil, masih mungkin ada jaring parut yang mengganggu aliran tuba. Ini terjadi pada sekitar 20 persen kasus. Namun, jika HSG mengonfirmasi bahwa tuba terbuka, maka pasien dapat mulai mencoba untuk hamil pada siklus menstruasi berikutnya.”
Inilah mengapa IVF atau program bayi tabung dianggap sebagai pilihan yang lebih baik karena memberikan peluang kehamilan yang lebih tinggi dan menghindarkan pasien dari prosedur bedah yang signifikan.
Baca Juga: Selain Giring, 3 Seleb Ini Juga Melakukan Vasektomi dan Tubektomi
Tidak Semua Wanita Bisa Menjalani Rekanalisasi Tuba Falopi
Foto: mamamia.com.au
Meskipun rekanalisasi tuba falopi sangat disarankan sebelum wanita yang menjalani tubektomi berencana untuk hamil lagi, faktanya prosedur ini tidak dapat dijalani oleh semua pasien.
Seperti halnya sebagian besar perawatan kesuburan, usia diketahui menjadi faktor terpenting yang mempengaruhi keberhasilan.
Hal tersebut telah terbukti melalui sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Human Reproduction. Di mana hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa rekanalisasi tuba falopi memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi pada pasien yang berusia di bawah 37 tahun, sehingga peneliti menyarankan agar pasien yang usianya lebih tua untuk menjalani IVF.
Baca Juga: Bisakah Hamil Lagi Usai KB Steril? Inilah Info Penting Tentang Tubektomi
Jadi, itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan jika Moms berencana untuk hamil setelah tubektomi. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai prosedur terbaik yang perlu Moms jalani untuk bisa hamil setelah tubektomi, baik itu rekanalisasi tuba falopi maupun bayi tabung atau IVF.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.