Bisul pada Bayi, Ini Semua Hal yang Perlu Moms Ketahui!
Pernahkan Moms menemukan bisul pada bayi?
Jangan langsung panik, kenali dahulu penyakit infeksi pada kulit ini.
Selain dewasa, bisul juga bisa dialami bayi dan anak-anak.
Bisul pada bayi sering berhubungan dengan makanan yang bersifat allergen.
Meski begitu, bisul pada bayi sebenarnya bukan kondisi yang berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu.
Yuk, kita ketahui lebih lanjut bisul pada bayi. Mulai dari gejala hingga pengobatannya di bawah ini!
Baca Juga: Moms, Ini Dia Ukuran Normal Hasil USG dan Tahapan Perkembangan Janin!
Apa Itu Bisul pada Bayi?
Bisul adalah benjolan lunak yang muncul di kulit karena infeksi pada kelenjar minyak atau folikel rambut.
Infeksi biasanya terjadi karena bakteri yang disebut staphylococcus aureus.
Bakteri ini hidup di kulit, di hidung, dan mulut.
Kulit biasanya bertindak sebagai penghalang bakteri ini, mencegahnya memasuki tubuh dan menyebabkan infeksi.
Bisul tidak hanya bisa tumbuh pada orang dewasa, namun juga bayi.
Apalagi bayi memiliki kulit yang sensitif, dan sistem kekebalannya masih dalam tahap perkembangan.
Ini menyiratkan bahwa Si Kecil lebih rentan terhadap infeksi.
Saat mendapat goresan, luka atau gigitan, bakteri masuk ke dalam tubuh.
Bakteri ini masuk ke dalam tubuh melalui retakan kecil di kulit atau dari rambut ke folikel. Infeksi ini berkembang menjadi bisul.
Saat kulit bayi terkena bakteri ini, tubuh merespons dengan mengirimkan sel darah putih untuk melawan bakteri tersebut.
Penumpukan sel darah putih, bakteri mati, dan kulit membentuk campuran, yang disebut nanah.
Menurut The British Journal of General Practice, sebanyak 10 persen pasien dengan bisul atau abses akan mengembangkan bisul berulang atau abses dalam 12 bulan setelahnya.
Jika anak Moms mengalami abses yang tidak pecah dan keluar dengan sendirinya, maka kita harus membawa anak ke dokter umum.
Baca Juga: 10 Manfaat Push Up Setiap Hari, Dapat Menguatkan Otot serta Memperbaiki Postur Tubuh
Gejala Bisul pada Bayi
Bisul pada bayi paling sering muncul di wajah, tenggorokan, ketiak, selangkangan dan bokong.
Tapi mereka bisa berkembang di bagian tubuh manapun.
Pada awalnya, Moms mungkin melihat benjolan merah muda yang lembut.
Selama beberapa hari berikutnya, benjolan itu mungkin membesar, lebih merah, dan lebih nyeri.
Nanah akan mulai menumpuk.
Terkadang anak Moms mungkin akan mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di dekat abses. Dia mungkin juga demam.
Seperti pada orang dewasa, bayi yang mengalami bisul juga bisa merasakan nyeri.
Nyeri ini membuatnya merasa tidak nyaman sampai rewel seharian.
Mengutip dari Seattle Children Hospital, berikut ini ciri-ciri bisul pada bayi:
- Terdapat benjolan merah yang membengkak di kulit
- Ukuran benjolan sekitar 1-2 cm
- Setelah satu minggu, bagian tengah bisul penuh dengan nanah
- Bagian tengah menjadi lunak dan lembek
- Terasa nyeri meski tidak menyentuh (bayi merasa tidak nyaman)
- Bisul membesar seperti jerawat besar
Saat kulit bayi bisul, terkadang demam bisa hadir bersamaan dengan munculnya benjolan merah.
Baca Juga: 7+ Menu Masakan Sehari-hari agar Tidak Bosan dan Resepnya, Sederhana dan Enak!
Berapa Lama Bisul pada Bayi Terbentuk?
Saat bisul pada bayi terjadi, benjolan lunak terbentuk pada kulit bayi dan membesar dan memerah seiring waktu.
Benjolan ini nantinya akan mulai terisi dengan nanah dalam waktu sekitar 1 minggu sejak kemunculannya.
Jika dibiarkan pada mekanisme pertahanan alami tubuh, maka bisul pada bayi mungkin mulai mereda dalam beberapa minggu.
Jika bisul tidak hilang atau menunjukkan tanda-tanda mereda bahkan setelah dua minggu, sebaiknya bawa anak ke dokter.
Penyebab Bisul pada Bayi
Bisul pada bayi disebabkan oleh infeksi.
Biasanya infeksi oleh bakteri yang disebut Staphylococcus aureus, yang dapat menyerang kulit.
Tubuh mencoba menghentikan penyebaran infeksi, sehingga mengumpulkan bakteri, sel darah putih, dan jaringan mati di satu tempat.
Bayi mungkin mengalami abses jika kulitnya pecah, seperti abrasi.
Anak-anak dengan kondisi medis seperti diabetes dan obesitas serta anak-anak yang memiliki kekebalan yang rendah setelah transplantasi lebih mungkin mengalami abses.
Berikut ini adalah beberapa kondisi atau penyakit yang dapat menyebabkan infeksi bakteri bisul pada bayi.
1. Infeksi Folikel Rambut
Bakteri di kulit dapat menyebabkan infeksi pada folikel rambut (pangkal atau akar rambut), sehingga menimbulkan bisul pada bayi.
Ada tiga jenis infeksi folikel rambut, antara lain:
- Folikulitis
Melansir StatPearls Journal, folikulitis adalah peradangan pada folikel rambut atau tempat rambut tumbuh.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur.
Meski sering kali tidak berbahaya, folikulitis bisa memburuk dan menyebabkan rambut hilang secara permanen.
- Furunkel
Furunkel adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang bernama staphylococcus aureus yang menyebabkan benjolan yang berisi nanah terasa nyeri atau sering disebut bisulan.
Furunkel atau bisulan sering terjadi sering terjadi pada bagian tubuh yang memiliki rambut, terutama yang sering terjadi gesekan dan daerah yang sering bekeringat dan juga banyak kelenjar minyak.
- Karbunkel
Karbunkel adalah ekelompok folikel rambut yang terinfeksi nanah, di mana kondisi ini lebih besar dan lebih dalam dari furunkel.
Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri dan demam pada bayi
Folikulitis dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan, sedangkan furunkel dan karbunkel perlu ditangani dengan obat-obatan dari dokter.
2. Luka di Kulit Bayi
Selain infeksi bakteri pada folikel rambut, bisul pada bayi juga bisa disebabkan oleh luka akibat gesekan pakaian atau popok.
Saat bayi mengalami luka di kulitnya, bakteri dari kotoran atau debu akan mudah masuk ke dalam kulit dan menimbulkan bisul.
3. Impetigo
Impetigo adalah infeksi bakteri di kulit yang cukup sering terjadi pada bayi.
Penyakit yang bisa menular ini dapat menyebabkan munculnya bisul atau lepuhan pada bagian wajah (sekitar hidung dan mulut), leher, lengan, dan lipatan siku bayi.
Bisul tersebut biasanya akan pecah sendiri dan menimbulkan kerak atau koreng yang berwarna kekuningan.
4. Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS)
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome adalah infeksi berat pada kulit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.
Penyakit ini sering menyerang bayi dan anak-anak.
Saat mengalami SSSS, bayi akan mengalami demam selama beberapa hari, kemudian muncul ruam di sekujur tubuh disertai lepuhan atau bisul yang mudah pecah.
Baca Juga: 22 Manfaat Bunga Lawang untuk Kesehatan, Salah Satunya Melancarkan ASI
Adapun kondisi medis lainnya yang juga dapat membuat bayi berisiko lebih besar terkena bisul. Hal ini bisa terjadi karena:
- Kurangnya kebersihan bayi yang baik.
- Sistem kekebalan tubuh yang rendah.
- Kekurangan nutrisi yang diperlukan dalam tubuh.
- Anemia atau kekurangan zat besi.
- Paparan bahan kimia dari penggunaan sabun, krim atau deterjen yang keras, menyebabkan iritasi kulit.
- Kondisi cuaca yang tidak menguntungkan seperti panas atau kelembapan yang ekstrim.
Cara Mengobat Bisul pada Bayi
Tak perlu panik kalau Si Kecil terkena bisul ya, Moms.
Ada beberapa langkah sederhana yang bisa Moms ikuti untuk mengobati bisul pada bayi di rumah.
1. Kompres Hangat
Jangan percaya begitu saja dengan mitos yang mengatakan kalau mengoleskan balsem dapat membuat bisul cepat “matang” ya, Moms.
Lebih baik gunakan handuk atau kain bersih yang sudah dibasahi dengan air hangat untuk mengompres bisul agar cepat terbuka dan nanahnya keluar.
Berikan kompres setiap 4 sampai 6 jam sekali sampai bisul terbuka dengan sendirinya.
Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh atau memberikan kompres hangat pada bisul Si kecil ya, Moms.
2. Kompres dengan Bubur
Moms juga bisa mencoba perawatan dengan menggunakan bubur.
Buat kompres hangat dengan membungkus bubur dengan kain katun bersih dan mencelupkannya ke dalam susu panas.
Bubur secara efisien akan mengurangi peradangan, sehingga mempercepat proses penyembuhan bisul pada bayi.
Baca Juga: Senam Irama: Gerakan, Prinsip Dasar, hingga Manfaatnya untuk Kesehatan
3. Gunakan Daun Peterseli
Selain itu, Moms mungkin juga bisa menggunakan kompres daun peterseli, yang cukup hanya direbus saja sampai lunak dan tiriskan air ekstra untuk membuat kompres.
Menerapkan kompres ini ke bisul dapat membantu menyembuhkan bisul dengan lebih cepat.
4. Terapi dengan Madu
Mengoleskan madu ke dalam bisul bisa menjadi ide yang baik karena madu adalah antiseptik alami.
Oleskan madu pada daerah yang terluka atau bisul selama 10-15 menit dan kemudian cuci dengan air bersih.
Ulangi olesan madu ini 2-3 kali sehari.
Baca Juga: 17 Obat Batuk untuk Ibu Hamil dari yang Alami Sampai Medis, Termasuk Jahe dan Jeruk Nipis, Moms!
5. Jaga Kebersihan Kulit di Sekitar Bisul
Bisul pada bayi bisa menyebar dengan sangat mudah.
Jika bisul membuka dengan sendirinya dan mengering, seka nanah atau darah dengan bola kapas bersih yang dibasahi larutan antiseptik.
Cuci dan keringkan area tersebut dengan baik lalu tutupi dengan plester.
Hal ini akan menghentikan penyebarannya dan menghentikan anak Moms untuk menggaruknya.
Cuci tangan kita dengan sabun dan keringkan dengan seksama sebelum dan sesudah menyentuh bisul.
Bilas seluruh tubuh anak Moms dengan air sabun hangat atau gunakan larutan antiseptik seperti savlon (ikuti petunjuk pada botol untuk membuat larutan).
Anak juga akan membutuhkan handuk dan kain muka sendiri.
Sering-seringlah mencucinya dengan air panas bersama dengan pakaian yang dikenakan di dekat kulit.
Kemudian bersihkan dan keringkan area kulit sekitar bisul, lalu tutupi dengan plester agar tidak digaruk Si kecil dan kemasukan kuman lagi.
6. Mandi dengan Air Antiseptik
Untuk mengurangi risiko bisul pada bayi menyebar ke area lain tubuh, mandikan dengan air hangat yang sudah dicampur dengan cairan antiseptik atau menggunakan sabun anti bakteri.
Baca Juga: Yuk, Coba Buat 8 Resep Makanan Balita 1-2 Tahun yang Penuh Gizi!
7. Tidak Memencet Bisul
Walau merasa gemas karena bisul pada bayi tak kunjung “matang” dan terbuka, memencet atau mengeluarkan nanah secara paksa bukanlah cara yang baik untuk mengobati bisul pada balita.
Selain akan terasa sakit, juga dapat membuat bisul menjadi infeksi dan menyebar.
8. Pisahkan Baju dan Handuk Si Kecil
Agar tidak ada anggota keluarga lain yang tertular bakteri penyebab bisul pada bayi.
Pastikan handuk dan baju Si Kecil tidak bersentuhan dengan lantai, pakaian, maupun handuk lain di rumah ya, Moms.
Segera ganti handuk bila bisul pada balita sudah mulai mengering, dan ganti kembali setelah bisulnya sudah sembuh total.
9. Gunakan Campuran Bawang Merah dan Jus Bawang Putih
Jika bisul pada bayi pecah, Moms bisa meletakkan ramuan bawang merah dan jus bawang putih di atasnya.
Ini tidak hanya dapat menghancurkan bakteri tetapi juga mempercepat penyembuhan
10. Segera Bawa Ke Dokter
Dr. Blair Hammond, dokter kulit dari Amerika Serikat, menyarankan agar kita segera membawa Si kecil ke dokter bila terlihat kondisi seperti:
- Bisul pada bayi muncul di sekitar mata.
- Diameter bisul lebih dari 3 cm.
- Bisul muncul di beberapa area sekaligus atau bisul sering berulang.
- Bisul tidak kunjung reda dalam waktu seminggu.
- Badan balita demam dan tidak sehat bersamaan dengan munculnya bisul.
- Kelenjar getah bening bayi membengkak
- Bisul berisi nanah
Munculnya bisul pada bayi biasanya bukanlah situasi yang sangat mengkhawatirkan.
Sistem pertahanan alami tubuh biasanya menjaganya.
Tetapi jika Moms merasa bisul tidak mereda dan menyebar ke bagian tubuh lain, itu mungkin menunjukkan beberapa kondisi medis lain yang mendasari.
Dalam kasus seperti itu, selalu disarankan untuk mencari perawatan medis.
Bila perlu, dokter mungkin akan mengeluarkan nanah atau memberikan antibiotik agar bisul tidak bertambah parah.
Baca Juga: 8 Obat Susah Tidur Alami dan Suplemen serta Terapi untuk Atasi Insomnia
Bagaimana Cara Menangani Bisul pada Bayi yang Parah?
Pada beberapa kondisi, dokter akan menyarankan operasi untuk mengeluarkan nanah pada bisul.
Sebelum operasi dilakukan, dokter akan memberikan obat bius di sekitar bisul untuk menimbulkan efek mati rasa.
Selanjutnya, dokter akan membuat sayatan pada bisul untuk mengeluarkan nanah.
Lubang bekas sayatan akan dimasukkan alat khusus agar sisa-sisa nanah dapat keluar.
Alat tersebut akan dicabut setelah produksi nanah sudah tinggal sedikit.
Luka bekas operasi biasanya akan sembuh dalam waktu 10-14 hari.
Setelah operasi, Si Kecil tetap perlu mengonsumsi antibiotik untuk mencegah penyebaran infeksi dan obat pereda nyeri untuk meringankan rasa sakit.
Baca Juga: Perbedaan Masyaallah dan Subhanallah, Jangan Tertukar Lagi ya!
Cara Mencegah Bisul pada Bayi
Moms pasti tidak ingin bisul pada bayi ini terjadi dan ingin mencegahnya jika bisa.
Nah, untuk mencegah bisul pada bayi ini, beberapa cara di bawah ini bisa Moms coba.
- Jaga kebersihan bayi Moms dengan benar.
- Pastikan bayi mendapatkan makanan yang sehat dan seimbang.
- Cuci tangan berulang kali saat memegang bayi.
- Ganti handuk dan seprai bayi secara teratur, cuci pakaian bayi dengan air panas.
- Untuk mencegah bisul menyebar lebih jauh, tetap balut dan ganti balutan dari waktu ke waktu. Ingatlah untuk membuangnya dengan hati-hati.
- Jika nanahnya pecah, bersihkan dengan benar dan pastikan nanah tidak bersentuhan dengan area lain di tubuh bayi.
- Perhatikan tanda-tanda bisul baru yang muncul di tubuh bayi.
Itu dia Moms beberapa hal yang harus Moms ketahui tentang bisul pada bayi.
Moms bisa mengatasinya dengan perawatan rumahan yang sederhana.
Namun jika bisul pada bayi tak kunjung sembuh, segera bawa Si Kecil ke dokter ya Moms.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4582880/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK547754/
- https://www.kidshealth.org.nz/how-treat-when-seek-help-boils
- https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/boil/
- https://www.aboutkidshealth.ca/article?contentid=792&language=english
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.