Bolehkah Bayi Tidur dengan Posisi Tengkurap?
Apakah aman menidurkan atau membiarkan bayi tidur tengkurap? Sebuah studi yang dilakukan di Selandia Baru menunjukkan bahwa posisi tidur tengkurap memiliki risiko tinggi menyebabkan terjadinya Sudden Infant Death Syndrome alias SIDS. Sebaliknya, tidur telentang memiliki tingkat risiko SIDS yang rendah.
Jadi seperti apa bahaya jika bayi tidur tengkurap?
SIDS dan Kaitannya Dengan Posisi Tidur Bayi
American Academy of Pediatrics menganjurkan agar bayi sehat diletakkan dengan posisi telentang saat tidur, karena ini merupakan posisi tidur paling aman untuk bayi. Menidurkan bayi dalam posisi telentang dapat mengurangi kesempatan sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
Sebaliknya, posisi tidur tengkurap dinilai memiliki tingkat risiko SIDS yang tinggi. Meskipun alasan pasti dari hasil penelitian ini masih belum diketahui secara pasti, namun salah satunya dikaitkan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa bayi yang tidur tengkurap berisiko kekurangan oksigen atau lebih sedikit melepaskan karbondioksida.
Sejak tahun 1992, American Academy of Pediatrics bahkan sudah mulai merekomendasikan posisi tidur telentang untuk bayi di Amerika. Hasilnya kasus kematian bayi mendadak berkurang hingga 50%.
Rekomendasi menidurkan bayi dengan posisi telentang ini terutama berlaku untuk bayi berusia 0 hingga 12 bulan (setahun pertama kehidupan). Namun, sangat penting diterapkan selama enam bulan pertama kehidupan bayi, mengingat kejadian SIDS paling tinggi ditemukan pada bayi berusia 0-6 bulan.
Baca juga: 4 Tips Memilih Tempat Tidur Tepat untuk Melindungi Nyawa Bayi
Bagaimana Jika Bayi Berguling atau Berganti Posisi Selama Tidur?
Dr. William Penton Sears, dokter spesialis anak dari Amerika mengatakan bahwa telentang merupakan posisi tidur paling stabil bagi bayi.
Kemampuan motorik beberapa bayi untuk berguling dari telentang ke tengkurap memang baru berkembang saat berusia 5-6 bulan, saat risiko SIDS mulai berkurang. Namun, bayi baru lahir juga memiliki kemampuan untuk berguling dari posisi miring ke telentang atau tengkurap.
Sementara itu, bayi yang berusia kurang dari 6 bulan yang tidur tengkurap atau telentang cenderung tidak berganti posisi. Pada bayi yang tidur dengan posisi miring, biasanya cenderung berguling ke posisi telentang dan bukan tengkurap.
Kendati demikian, jumlah bayi yang mengalami SIDS yang berguling dari posisi miring ke tengkurap dalam studi Avon, menjadikan para ahli di Inggris dan Selandia Baru menyampaikan bahwa posisi miring dua kali lebih berisiko dari tidur telentang.
Saat ini, sebagian besar pihak berwenang setuju bahwa penelitian tersebut hanya berlaku untuk posisi tengkurap (dua kali lebih berisiko SIDS), sementara posisi miring dan telentang dianggap sebagai alternatif yang aman.
Seiring pertumbuhannya, bayi mulai belajar berguling dari posisi telentang ke tengkurap. Demi menjaga kualitas tidur bayi, maka bayi yang berguling ke posisi tengkurap selama tidur tidak perlu sering dibalik ke posisi telentang. Namun, pastikan bahwa pada awalnya bayi ditidurkan dalam posisi telentang.
Ketika bayi bangun dan masih berada di bawah pengawasan Moms/Dads, biarkan si kecil menghabiskan waktunya sebentar dalam posisi tengkurap. Hal ini berguna untuk membantu perkembangan bayi dan membantu mencegah penyumbatan keringat di bagian belakang kepalanya.
Nah, ternyata posisi tidur bayi sangat berpengaruh terhadap keselamatannya ya, Moms. Terutama posisi tidur tengkurap yang berpotensi SIDS. Sesekali bayi tidur tengkurap boleh saja, namun tentunya tidak boleh terlalu lama dan harus tetap berada di bawah pengawasan Moms atau Dads.
Jadi, apakah Moms selama ini selalu memastikan Si Kecil tidur dalam posisi telentang? Jangan lupa konsultasikan dengan dokter anak, kapan Si Kecil boleh tidur tengkurap dan bagaimana agar si kecil tetap aman selama tidur tengkurap.
(RGW)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.