21 Juli 2020

Bouncer untuk Bayi, Seberapa Penting?

Agar tidak mengganggu tumbuh kembang, penggunaannya tidak boleh lebih dari 20 menit dalam sehari

Apa Moms dan keluarga masih memakai ayunan tradisional untuk bayi, yang terbuat dari selendang, dipasang di palang pintu? Keberadaannya saat ini semakin tergantikan ya Moms oleh ayunan modern, yang punya penyangga rendah.

Ayunan atau bouncer untuk bayi ini, juga bisa distel ketinggiannya, sehingga kita bisa memposisikan ia tegak, setengah berbaring, atau berbaring.

Diayunnya pun tidak selalu membutuhkan tenaga Moms untuk mendorong. Dengan penggunaan baterai, kencangnya kecepatan ayunan pun bisa diatur.

Warna dan rancangannya pun tentu membuat gemas Moms, sehingga menjadi bouncer untuk bayi salah satu barang yang dipersiapkan jelang kelahiran.

Baca Juga: Tips Aman Membeli dan Menggunakan Baby Bouncer

Pentingnya Bouncer untuk Bayi

perlengkapan bayi yang sebaiknya disewa - bouncer.jpg
Foto: perlengkapan bayi yang sebaiknya disewa - bouncer.jpg (Firstcry.com)

Foto: Orami Photo Stock

Bicara biaya, Moms tentu lebih tahu anggaran yang dimiliki untuk belanja alat pengayun. Bouncer untuk bayi dapat dibeli melalui situs Orami, dengan harga mulai dari Rp 350.000-an, untuk pengayun tanpa batu baterai, dan setelan tingginya kurang variatif.

Dilihat dari ukurannya, bouncer jenis ini, direkomendasikan untuk berjemur atau bepergian. Karena ringan dan mudah dilipat. Namun, ada juga bouncer dengan banderol Rp 1-4 juta, tergantung fitur, dan mereknya.

Melihat dari sisi kebutuhan menopang perkembangan bayi, mari simak pertimbangannya. Rekomendasi para ahli, penggunaan alat bantu berjalan (baby walker), pengayun, dan alat pembantu berjalan lainnya, tidak direkomendasikan dilakukan sesering mungkin.

Menempatkan bayi dalam waktu cukup lama, misalnya dalam posisi digendong, duduk, dan berbaring, dapat menunda tumbuh kembangnya. Seperti duduk sendiri, berdiri, dan berjalan.

Para peneliti dalam studi yang diterbitkan The National Health Service (NHS) Inggris, menyatakan penggunaannya yang aman, adalah tidak lebih dari 20 menit setiap hari.

Penggunaan bouncer yang bertujuan membuat bayi anteng, juga akan segera berakhir dengan dimulainya fase merangkak, berdiri, dan berjalan.

Masih dari jurnal yang sama, peneliti merekomendasikan bayi agar bergerak aktif secara fisik selama setidaknya 180 menit (3 jam) sehari, yang tidak dilakukan sekaligus, tapi bertahap sepanjang hari.

Artinya, umur bouncer pun akan sangat singkat seiring pertumbuhan Si Kecil.

Baca Juga: Menyendawakan Bayi setelah Menyusu, Pentingkah?

Keamanan Menggunakan Bouncer untuk Bayi

4 body teks baby bouncer
Foto: 4 body teks baby bouncer

Foto: Orami Photo Stock

Adanya aturan sudut kemiringan pada bouncer untuk bayi, pada dasarnya dibuat untuk memudahkan orang dewasa dan saudara kandung untuk berinteraksi dengan bayi. Bouncer dapat memiliki efek menenangkan juga, menenangkan bayi yang rewel, atau bahkan membuat mereka tertidur.

Hati-hati, posisi 30 dan 45 derajat dari vertikal, tidak baik diset untuk bayi yang baru lahir. Bayi yang belum dapat menguasai tegak punggungnya, dapat terjatuh ke depan ketika kepalanya bergerak.

Penggunaan tali pada bouncer, berfungsi sebagai pengaman, namun dapat menimbulkan masalah. Yakni bayi dapat tersangkut, terjepit, atau malah longgar sehingga terlepas. Menurut para ahli, tidur di bouncer tidak dapat seaman di kasur datar yang kokoh.

Jadi, pakailah pengayun untuk menyimpan Si Kecil ketika terjaga ya.

Hal itu diamini oleh Dr. Ben Hoffman, dokter anak Universitas Oregon Kesehatan dan Ilmu Pengetahuan dan Ketua Dewan Akademi Pediatri Amerika Bidang Cedera, Kekerasan dan Pencegahan Racun.

“Saya tidak akan pernah menganjurkan membangunkan bayi yang sedang tidur, tetapi jika bayi itu tidur di ayunan, seseorang perlu memperhatikan mereka. Itu bukan cara yang aman bagi bayi untuk tidur tanpa pengawasan,” kata Dr. Ben seperti dikutipFatherly.

Jadi selama orang dewasa mendampingi, bayi akan lebih aman dari jatuh ke depan, terjerat, atau terjatuh.

Meskipun ada pilihan agak tegak pada pengaturan pengayun, setelan itu tidak untuk dipakai ketika bayi selesai menyusu, agar ia bersendawa.

"Percaya atau tidak, refluks gastroesophageal lebih buruk duduk pada sudut itu daripada berbaring rata," kata Hoffman, menjelaskan bayi yang disimpan di pengayun lebih mudah gumoh setelah menyusu.

Baca Juga: 4 Hal Penting yang Harus Diperhatikan saat Menggendong Bayi

Simpan Bouncer untuk Bayi di Lantai

feature baby bouncer
Foto: feature baby bouncer

Foto: Orami Photo Stock

Sebuah penelitian American Academy of Pediatrics pada 2017, menyebutkan kunjungan bayi ke ruang IGD cukup tinggi angkanya, terkait penggunaan bouncer.

Utamanya, dari para orang tua atau pengasuh, yang membiarkan bayi diayun sendirian dengan mesin yang terus bergerak. Tak jarang bayi terjatuh, karena penyimpanan bouncer di atas bidang yang tidak datar.

Sehingga diperingati keras, ketika bayi berkemampuan untuk duduk sendiri, atau melebihi batas berat maksimum, saatnya untuk berhenti menggunakan bouncer. Ditekankan, orang tua harus memasang bouncer di atas tempat datar, dan tidak tinggi. Bukan sofa, atau meja.

Baca Juga: Penting, 4 Barang Bayi Ini Harus Sering Dibersihkan dengan Disinfektan

Nah, itulah beberapa fakta dan tips terkait bouncer untuk bayi. Jika menilik fungsinya, Moms mungkin akan sangat terbantu ya. Sembari Si Kecil diayun, Moms bisa mengerjakan berbagai pekerjaan. Tapi tentu saja Moms juga harus memerhatikan sisi keamanannya ya.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.