Apakah Ada Buah yang Dilarang untuk Program Hamil?
Saat memulai program hamil Moms tentu sangat berhati-hati atas semua hal yang dikonsumsi. Lalu, mungkin bertanya, apakah ada buah yang dilarang untuk program hamil?
Meski buah adalah sumber nutrisi yang sangat baik karena mengandung vitamin, mineral, dan serat.
Moms mungkin tetap was-was jika teledor mengomsusi buah yang dilarang. Hal tersebut sangat wajar, Moms.
Nah, lantas benarkah ada buah yang dilarang untuk program hamil? Jika ada, buah apa saja? Yuk simak faktanya di bawah ini, ya Moms.
Baca Juga: 7 Posisi Tidur untuk Ibu Hamil yang Aman Sesuai Usia Kandungan
Buah yang Dilarang untuk Program Hamil, Apakah Ada?
Menurut dr. Diana Felicia Suganda, M.Kes, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Klinik, RS Pondok Indah, Bintaro Jaya, ternyata tidak ada buah yang dilarang untuk program hamil.
"Sebenarnya dari saya pribadi tidak ada buah yang dilarang untuk program hamil," tegas dr. Diana Felicia kepada Orami.
Terlebih, buah dan sayur adalah makanan yang bagus untuk kesehatan, asalkan dikonsumsi dengan porsi yang sesuai.
"Untuk semua buah silakan dikonsumsi. Seperti kita ketahui buah banyak sekali mengandung vitamin, mineral, serta vitamin-vitamin baik lain untuk menuju hamil," tambahnya.
Lebih lanjut, dr. Diana Felicia juga menyebutkan bahwa semua buah baik untuk dikonsumsi dan tidak ada larangan apapun.
Asalkan, buah-buahan yang dikonsumsi sesuai dengan porsinya dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Misalnya, ibu hamil dengan masalah gula atau gestasional diabetes melitus (GDM), tetap boleh mengonsumsi buah sesuai dengan porsinya.
"Jadi, bukan buahnya yang tidak boleh, tapi berapa banyak Moms boleh makan buah tersebut.
Sebab, orang memang boleh mengonsumsi banyak buah tapi berapa banyak yang boleh dikonsumsi," jelas dr. Diana Felicia.
Baca Juga: Apakah Nanas Bisa Mencegah Kehamilan? Ini Kata Dokter!
Porsi untuk Mengonsumsi Buah-Buahan
Nah, seperti yang sudah dipertegas oleh dokter, tidak ada buah yang dilarang untuk program hamil, ya Moms.
Larangan tersebut datang karena jika dikonsumsi terlalu banyak, maka dapat menyebabkan kondisi tertentu.
Jadi, menurut dr. Diana Felicia, untuk satu porsi makanan buah, baik dengan penyakit gula maupun tidak, porsinya adalah sama.
Jika makan buah apel, satu porsi setara dengan satu kepal tangan orang dewasa. Begitu juga dengan buah pir, dikonsumsi setara dengan satu kepal tangan.
"Buah jeruk juga satu kepal tangan kita kira-kira. Jadi, satu kilo itu kira-kira 7 sampai 8 butir buahnya," kata dr. Diana Felicia.
Nah, pisang juga standar ya, satu ukuran sedang bisa dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan vitamin.
"Buah-buah lainnya seperti, pepaya, melon, semangka, itu satu slice seperti di buah rujak," tambahnya.
Sementara untuk buah naga, satu porsinya adalah setengah buah.
"Jadi, bukannya tidak boleh mengonsumsi buah-buah tersebut, ya. Silakan dikonsumsi tapi sesuai porsinya," tegasnya.
Baca Juga: 8 Resep Smoothies untuk Anak, Penuh Nutrisi dan Vitamin!
Perbedaan Buah Segar dengan Smoothies
Lantas, bagaimana jika buahnya diolah menjadi smoothies?
Mengonsumsi smoothies memang segar, ya Moms. Namun, mengonsumsi buah segar dengan smoothies tentu berbeda.
"Antara buah segar dan smoothies, ada bedanya. Buah segar bisa dapatkan jumlah serat dan kepuasan saat makan," kata dr. Diana Felicia.
Saat mengonsumsi buah segar, akan melewati proses mengunyah.
Proses tersebut akan menghasilkan enzim pencernaan lebih banyak. Jadi, buah yang dimakan akan tercerna lebih baik.
Biasanya dalam bentuk jus, enzim pencernaan tidak terlalu banyak dihasilkan.
Jadi, apabila mengonsumsi dalam bentuk jus, bisa rentan kembung, Moms. Kemudian, jika dalam bentuk jus sebenarnya kerap disalahartikan.
"Kalau jus diambil airnya saja, serat dan ampas dibuang. Sedangkan, smoothies semua diblend dan dicampur. Jadi, keduanya beda," jelas dr. Diana Felicia.
Jika mengonsumsi jus, lebih mudah meningkatkan kadar gula darah. Sebab, seratnya dibuang via ampas. Padahal, serat bisa menghambat kadar gula darah.
"Jadi, buat ibu-ibu promil dan sedang hamil, jika ada riwayat gula darah tinggi, tidak disarankan mengonsumsi buah dalam bentuk jus, ya," tegas dr. Diana Felicia.
Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Perbedaan BBLR dan Prematur
Adakah Buah yang Mengganggu Keseimbangan Hormon?
Selain buah yang dilarang untuk program hamil, mungkin Moms juga pernah berpikir adakah buah yang mengganggu keseimbangan hormon?
Menurut dr. Diana Felicia tidak ada buah-buahan yang mengganggu keseimbangan hormon.
"Biasanya kalau untuk hormonal atau siklus ovulasi itu ditentukan oleh lemak. Sebab, lemak sendiri yang akan sebagai bahan baku pembentuk hormonal," jelasnya.
Jika mengonsumsi lemak jenuh dalam jumlah banyak, atau makanan-makanan digoreng, makanan santan hingga mengandung lemak jenuh tinggi, bisa mengganggu kesuburan dan mengganggu keseimbangan hormon.
Jadi, bukan buah-buahan yang menyebabkan hormon tidak seimbang, Moms.
Nah, sebagai tambahan informasi, durian juga merupakan buah yang cukup tinggi kalori.
Meski demikian, makan buah durian tetap tidak dilarang, ya Moms. Hanya saja perlu hati-hati.
"Sebab durian biasanya difermentasi dan mengandung gas. Sehingga bisa membuat perut tidak nyaman. Namun, hanya sebatas itu saja, Moms," kata dr. Diana Felicia.
Jadi, tidak ada yang dilarang, hanya saja untuk durian perlu hati-hati dengan porsi, ya Moms.
"Sebab, pasien kerap sekali jika dibilang boleh, maka mengonsumsinya dengan porsi yang banyak.
Seperti yang Moms ketahui, durian memiliki kalori yang tinggi. Jika dikonsumsi dengan jumlah berlebihan, itu yang dilarang," tambah dr. Diana Felicia.
Sebaiknya, Moms mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran.
Tidak ada juga makanan spesifik yang bisa membuat subur. Hanya bisa ditambahkan dengan vitamin-vitamin lainnya.
Baca Juga: Bolehkah Bayi Dimandikan Setelah Imunisasi? Ini Kata Dokter!
Itulah informasi seputar buah yang dilarang untuk program hamil. Jadi, tidak ada buah yang dilarang ya, Moms.
Hanya perlu memerhatikan porsi ketika mengonsumsi buah-buahan. Jangan sampai salah informsi, ya!
Semoga membantu, Moms.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.