Bulu Kucing Rontok? Kenali Ciri, Penyebab dan Cara Mencegahnya
Bulu kucing yang menempel di baju terkadang membuat kita kesal ya, Moms. Apalagi jika warna bajunya hitam, maka helaian bulu kucing rontok akan terpampang jelas di baju.
Bulu kucing rontok atau juga dikenal dengan nama alopecia adalah masalah umum yang terjadi pada hewan peliharaan seperti kucing. Sebagian kucing malah kehilangan seluruh bulu rambutnya.
Sebelum mengambil tindakan untuk mengunjungi dokter akibat situasi tersebut, ada baiknya Moms mengenali alopecia atau kondisi bulu kucing rontok dan penyebabnya. Dengan begitu, Moms bisa melakukan perawatan untuk membantu kucing peliharaan di rumah lebih sehat.
Baca Juga: 5 Bahaya Bulu Kucing, Bisa Menyebabkan Toksoplasmosis!
Penyebab Bulu Kucing Rontok
Foto: petassure.com
Ada berbagai faktor yang berkontribusi dalam masalah bulu kucing rontok, hingga membuat diagnosis dan pengobatan gangguan ini semakin sulit. Semakin cepat Moms menemukan penyebab bulu kucing rontok, semakin cepat kucing peliharaan Moms mendapat perawatan yang layak.
Dikutip dari The Spruce Pets, berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan bulu kucing rontok menurut seorang dokter hewan dari Long Island, New York, Lauren Smith DVM.
1. Kondisi Kesehatan dan Kulit
Ketidakseimbangan hormon, seperti hipertiroidisme atau peningkatan kadar steroid dalam tubuh kucing, dapat menjadi penyebab bulu kucing rontok. Selain itu, bisa juga kucing Moms memiliki alergi yang bereaksi pada kulit hingga menyebabkan bulunya rontok.
Selain bulu kucing rontok, tanda lain alopecia adalah munculnya kemerahan, benjolan, keropeng, atau kerontokan kulit di sekitar area rambut rontok. Kondisi itu bisa menjadi tanda bahwa kucing Moms menderita penyakit kulit yang umum atau bahkan dermatofilosis, meskipun kondisi ini jarang terjadi pada kucing.
Parasit, seperti kutu dan tungau juga dapat menyebabkan gatal, peradangan, dan lesi yang juga dapat menyebabkan bulu kucing rontok. Kucing bisa menjadi alergi terhadap kutu jika menggaruk cukup keras hingga mengiritasi kulit atau menggigit dan mencabut rambutnya.
Baca Juga: cara menghilangkan kutu kucing
2. Emosi dan Perilaku
Foto: dailypaws.com
Penyebab bulu kucing rontok lainnya adalah gangguan saraf yang muncul dalam masalah perilaku seperti perawatan berlebihan. Namun kondisi tersebut sulit untuk didiagnosis.
Jaga agar kucing Moms mentalnya terstimulasi. Dalam beberapa kasus, obat modifikasi perilaku dapat diresepkan oleh dokter hewan.
3. Sakit Fisik
Nyeri otot atau sendi di bawah kulit bisa jadi penyebab bulu kucing rontok lainnya. Untuk meredakan rasa sakit, biasanya kucing terus menjilat area tersebut dan menjilatinya hingga bulunya rontok. Selain itu, bulu kucing rontok juga mungkin merupakan efek samping dari penggunaan beberapa obat.
4. Genetik
Foto: catster.com
Sebuah ulasan dari MSD Veterinary Manual disebutkan, penyebab bulu kucing rontok bisa jadi karena bawaan lahir dari kucing tersebut. Kondisi itu disebabkan oleh kurangnya perkembangan folikel rambut. Masalah itu bisa terlihat setelah kucing lahir.
Kucing mungkin terlahir dengan bulu normal, tetapi saat dewasa bulunya mengalami kerontokan. Kondisi itu juga umum terjadi pada masalah bulu kucing rontok.
MSD Veterinary Manual juga menyebutkan, penyakit apa pun dapat memengaruhi folikel rambut yang menyebabkan bulu kucing rontok. Penyakit dapat merusak folikel atau batang rambut atau mengganggu pertumbuhan rambut.
Penyakit juga dapat menyebabkan kucing tidak nyaman serta menyebabkan trauma dan membuat bulu kucing rontok. Kerontokan yang didapat bisa bersifat inflamasi atau noninflamasi (seperti yang terlihat pada gangguan hormonal). Namun, penyebab paling umum dari masalah bulu kucing rontok adalah gangguan inflamasi.
Baca Juga: Bulu Kucing Berbahaya Bagi Ibu Hamil?
Ciri-ciri Bulu Kucing Rontok
Foto: care.com
Tanda kucing yang mengalami bulu kucing rontok juga bisa terlihat jelas, tetapi ada juga tanda yang tak bisa diidentifikasi secara jelas. Semua tergantung pada penyakitnya.
Dalam kasus bulu kucing rontok karena bawaan atau turunan, biasanya simetris (tampak serupa di kedua sisi tubuh) atau terlokalisasi di satu wilayah. Biasanya kondisi ini juga disertai peradangan.
Ciri-ciri bulu kucing rontok sangat bervariasi dan sering dipengaruhi oleh penyebab utamanya. Kondisi ini biasanya disertai dengan peradangan, perubahan warna kulit, kulit bersisik, penebalan atau kemerahan pada kulit, pengelupasan berlebihan, dan gatal-gatal.
Gatal pun bisa bervariasi, tergantung penyebabnya. Bahkan, beberapa penyebab utama bulu kucing rontok bisa berkembang menjadi penyakit kulit sekunder, seperti infeksi atau keluarnya cairan.
Bulu kucing rontok yang disebabkan oleh kelainan hormonal biasanya tidak gatal pada awalnya, kecuali jika ada infeksi kulit sekunder.
Baca Juga: Suka Pelihara Anjing atau Kucing? Kenali Bahaya Bulu Hewan Untuk Kesehatan
Cara Mengatasi Bulu Kucing Rontok
Foto: awarenessdays.com
Untuk mengatasi masalah bulu kucing rontok, MSD Veterinary Manual menyebutkan hal paling umum yang bisa dilakukan adalah diagnosis. Diagnosis yang akurat dari penyebab kerontokan bulu memerlukan riwayat rinci dan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik akan mencakup kulit kucing dan kesehatannya secara umum. Dokter hewan juga akan mencari tanda-tanda infeksi kulit atau parasit.
1. Diagnosis
Dr. Lauren Smith, DVM juga meyarankan hal serupa, dimana pemeriksaan ke dokter hewan merupakan langkah paling aman untuk mendapat diagnosis, hingga dokter hewan Moms bisa menentukan pengobatan macam apa yang dibutuhkan.
Biasanya dokter akan mengambil sampel dari permukaan kulit untuk diperiksa di bawah mikroskop untuk mengetahui penyebab infeksi seperti tungau, ragi, dan bakteri. Dia mungkin melakukan biopsi atau kultur kulit juga.
Selain itu, dokter hewan juga biasanya akan melakukan pemeriksaan visual untuk mencari kutu dan infestasi lainnya. Jika kondisi tersebut normal, dokter hewan Moms munkin akan memerintahkan pemeriksaan darah, untuk menentukan apakah ketidakseimbangan hormon atau tiroid yang menyebabkan alopecia.
Jika penyebabnya masih tidak dapat ditemukan, dokter dapat menggunakan berbagai alat pencitraan, seperti sinar-X atau ultrasound, untuk menyingkirkan kemungkinan adanya kanker atau kelainan pada kelenjar adrenal.
2. Obat dan Terapi
Obat-obatan dan perawatan bisa dilakukan jika masalah bulu kucing rontok disebabkan oleh kelainan medis, seperti erosi kulit, ketidakseimbangan tiroid, atau ketidakseimbangan hormon lainnya. Sementara jika bulu kucing rontok disebabkan oleh masalah perilaku, Moms perlu menggunakan modifikasi perilaku untuk mengurangi masalah tersebut.
Seorang ahli perilaku kucing dapat membantu dalam memberikan perawatan perilaku yang tepat pada kucing peliharaan Moms. Obat kecemasan, semprotan feromon wajah kucing sintetis, atau alat bantu penenang lainnya juga terbukti membantu.
Yang perlu Moms ketahui adalah, obat pengontrol kutu juga perlu diaplikasikan secara teratur demi menjaga kesehatan kucing kesayangan di rumah, sekaligus menyingkirkan parasit itu dari kemungkinan penyebab kerontokan. Jika bulu kucing rontok karena kutu, Moms juga perlu membersihkan rumah, termasuk tempat tidur kucing, mainan, dan perlengkapan kucing lainnya.
Bicaralah dengan dokter hewan tentang pendekatan teraman untuk pengendalian dan pencegahan kutu. Selain memberikan obat yang tepat, Moms juga harus memerhatikan kondisi kucing untuk memastikan kerontokan bulu tidak bertambah parah.
Jika tidak ada obat yang tersedia, merawat kucing yang mengalami kerontokan bulu bisa dilakukan dengan fokus pada pencegahan gatal, nyeri dan infeksi sekunder.
Baca Juga: Kucing Stress
Cara Mencegah Bulu Kucing Rontok
Foto: iheartcats.com
Sebelum kucing Moms mengalami berbagai masalah yang menyebabkan bulunya rontok, Dr. Lauren Smith, DVM mengatakan, perlu adanya pencegahan sebelum dampaknya menjadi lebih buruk. Moms perlu mulai mengamati, jika kucing kesayangan menggigit dan menarik-narik rambutnya, lakukan pemeriksaan menyeluruh pada kulit dan rambutnya minimal seminggu sekali.
Moms juga bisa menggunakan sisir bergigi rapat dan sisir dengan rapih agar dapat memeriksa setiap bagian bulu. Sementara jika Moms melihat kucing hanya menggaruk satu area tertentu lebih dari yang lain, beri perhatian khusus pada area tersebut.
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Memelihara Kucing Saat Hamil, Ini Cara Amannya
Pastikan juga tempat tidur, mainan, atau tiang cakaran tidak menyebabkan masalah karena terlalu kasar pada bulu kucing. Jangan lupa untuk minta kepada dokter hewan untuk merekomendasikan perawatan yang aman untuk meredakan rasa sakit dan gatal. Jangan khawatir, Moms. Kucing kesayangan di rumah memiliki kesempatan untuk sembuh, jika Moms bisa memutus siklus menggaruk dan menggigit kulit yang meradang.
- https://www.msdvetmanual.com/cat-owners/skin-disorders-of-cats/hair-loss-alopecia-in-cats
- https://www.thesprucepets.com/hair-loss-in-cats-554758
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.