Cara Mencukupi Kebutuhan Vitamin D Anak untuk Pertumbuhan Tulang
Vitamin D merupakan salah satu jenis vitamin esensial bagi kesehatan. Mulai dari bayi hingga orang dewasa perlu mendapatkan cukup vitamin D agar tubuh dapat menyerap dan menggunakan kalsium dan fosfor untuk tulang dan gigi yang kuat.
Selain menjaga tulang dan gigi agar tetap kuat, masih ada beberapa fungsi lain dari vitamin D. Dikutip dari lembar faktar Dietitians of Canada, vitamin D juga dapat mendukung imunitas sehingga tubuh tidak mudah terkena infeksi, serta melindungi dari risiko penyakit kronis seperti multiple sclerosis dan beberapa jenis kanker.
Baca Juga: Kenapa Ibu Hamil Butuh Vitamin D? Simak Jawabannya di Sini
Kebutuhan Vitamin D Berbeda-Beda
Moms perlu tahu bahwa kebutuhan vitamin D balita dan orang dewasa berbeda. Dikutip dari situs web Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak berusia di atas 1 tahun umumnya memerlukan asupan vitamin D sebanyak 600 IU per hari.
Namun, kebutuhan vitamin D balita dengan kondisi khusus seperti di bawah ini kemungkinan lebih besar daripada anak pada umumnya.
- Menderita penyakit tertentu, seperti obesitas, celiac disease, sakit tulang, patah tulang
- Menjalani pemulihan dari operasi bedah tulang
- Mengonsumsi obat tertentu (seperti antikejang) yang menghalangi cara tubuh menggunakan vitamin D
Sumber utama vitamin D adalah sinar matahari. Oleh karena itu, para ahli menganjurkan anak bermain di luar antara jam 10:00–15:00 agar kebutuhan vitamin D balita dapat terpenuhi.
Baca Juga: Vitamin-Vitamin Ini Larut dalam Lemak. Ketahui Ragam Manfaatnya
Perlukah Memberikan Vitamin D untuk Anak?
Langkah lain untuk mencukupi kebutuhan vitamin D balita adalah memberinya makanan sumber vitamin D terbaik berikut:
- Ikan salmon, makarel, sardin
- Kuning telur
- Lever sapi
- Minyak ikan
- Keju
- Seafood (udang, tiram)
- Jamur
- Berbagai pangan yang telah difortifikasi dengan vitamin D
Banyak orang tua khawatir anaknya tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup dari makanan sehari-hari sehingga mereka ingin memberikan suplementasi vitamin kepada buah hatinya.
“Saya dapat memahami kekhawatiran tersebut. Tetapi, saya menyayangkan upaya pertama yang dilakukan untuk menghilangkan kekhawatiran tersebut adalah memberikan suplementasi alih-alih memperbaiki asupan atau pola makan anak,” ujar Mary Frances Picciano, Ph.D., ilmuwan senior dari Office of Dietary Supplements National Institutes of Health di Bethesda, Maryland.
Sementara, Robert Baker, M.D., anggota Komite Nutrisi American Academy of Pediatrics (AAP) mengatakan, pola makan anak memang umumnya tidak sempurna.
“Kalau diperhatikan betul-betul, pasti terdapat kekurangan pada pola makan harian anak. Meski demikian, sebagian besar anak tetap mendapat asupan nutrisi yang cukup, jadi mereka tidak perlu minum vitamin,” terang dokter Baker.
Baca Juga: Moms, Waspadai 5 Gejala Kekurangan Vitamin D Pada Balita Ini
Ia menambahkan, AAP bahkan menyarankan konsumsi vitamin hanya bagi anak dengan kondisi kesehatan khusus, anak yang menjalani pola makan vegetarian, anak yang sedang menurunkan berat badan, anak yang mengalami gangguan makan, dan anak yang berasal dari keluarga berlatar ekonomi rendah.
(AN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.