Terapi Okupasi Anak Berkebutuhan Khusus
Tiga tahun pertama adalah masa penting bagi perkembangan otak anak.
Jika ada keterlambatan, terapi okupasi dapat membantu anak berkebutuhan khusus mengembangkan keterampilan motorik dan akademis melalui permainan yang terarah.
Terapi ini berfokus pada kegiatan sehari-hari seperti menulis, menggunting, dan menggunakan peralatan, serta sering digunakan dalam program pendidikan anak berkebutuhan khusus.
Beberapa terapis juga menggunakan pendekatan integrasi sensori untuk membantu anak mengelola informasi dari indra mereka dengan lebih baik.
Tujuan Terapi Okupasi Anak Berkebutuhan Khusus
Intervensi dini adalah sekumpulan terapi dan layanan dukungan untuk bayi baru lahir sampai balita usia tiga tahun yang memiliki disabilitas atau berisiko mengalami disabilitas.
Fungsinya adalah memberikan bantuan sesuai kebutuhan mereka agar bisa sukses di masa depan.
Terapi okupasi bermanfaat bagi anak dengan kondisi spesifik seperti down syndrome, autisme, maupun anak yang belum memiliki diagnosis jelas.
Untuk anak yang mengalami keterlambatan perkembangan maupun kondisi fisik dan mental yang berisiko tinggi menyebabkan keterlambatan perkembangan, terapi okupasi bisa membantu meningkatkan keterampilan motorik, kognitif, pengolahan sensori, komunikasi, dan bermain.
Tujuannya adalah meningkatkan perkembangan Si Kecil, meminimalisasi potensi keterlambatan perkembangan, serta membantu keluarga memenuhi kebutuhan khusus bayi maupun balita.
Baca Juga: Ini Perawatan Anak Berkebutuhan Khusus, Pahami Yuk!
Terapi Okupasi Anak Berkebutuhan Khusus Dilakukan di Rumah atau Sekolah
Undang-undang Pendidikan Penyandang Disabilitas (IDEA) di Amerika Serikat mengamanatkan program intervensi dini memberikan layanan di lingkungan asli serta dalam rutinitas biasa dan kegiatan keluarga sehari-hari.
“Layanan diberikan di tempat di mana anak butuh belajar dan mempraktikkan keterampilan tersebut,” jelas Debra Rhodes, ahli terapi okupasi intervensi dini di Amerika Serikat.
Contoh lingkungan asli tersebut adalah di rumah, day care, taman bermain, atau sekolah PAUD, layaknya pada anak tanpa disabilitas.
Jadi, tidak dilakukan di kelas atau klinik khusus anak berkebutuhan khusus, Moms.
Apa Saja yang Dilakukan Ahli Okupasi Terapi Anak Berkebutuhan Khusus?
Apa yang dilakukan praktisi terapi okupasi sebagai intervensi dini tergantung dari tujuan keluarga untuk Si Kecil.
Ahli terapi mengevaluasi anak, lalu mengidentifikasi hal yang orang tua dan pengasuh bisa lakukan seharian untuk melatih keterampilan dan meningkatkan pengolahan sensori atau memungkinkan pembelajaran baru bagi Si Kecil.
Anak yang masih sangat kecil memelajari keterampilan yang akan digunakan sehari-hari atau sering.
Contohnya, jika Moms khawatir Si Kecil tidak bisa makan dengan tangan, praktisi terapi okupasi akan bekerja sama dengan Moms untuk mengidentifikasi kapan Si Kecil bisa melatih telunjuk dan jempolnya untuk mengambil benda-benda kecil.
Praktisi dan orang tua akan bersama-sama membuat strategi.
Misalnya, memberikan potongan makanan yang besar saat makan agar mudah dipegang, menekan tombol di remote TV, dan mencoba menunjuk gambar di buku cerita saat didongengkan sebelum tidur.
Praktisi okupasi terapi sangat menganjurkan hubungan dekat antara orang tua dan anak.
“Keinginan belajar pada anak yang masih kecil sangat tergantung pada fondasi hubungan kasih sayang dengan keluarga, guru, atau pengasuh,” jelas Rhodes.
Menurut penelitian yang disebut Rhodes, respons yang jelas, dapat diandalkan, dan memuaskan dari pengasuh memotivasi Si Kecil untuk belajar, bahagia dengan pencapaiannya, dan menikmati waktu bermain.
Baca Juga: 4 Penyebab Anak Autis, Tidak Selalu Faktor Genetik
Jadi, waktu yang dihabiskan Moms untuk membina hubungan dan melatih Si Kecil di luar kunjungan ahli okupasi terapi anak berkebutuhan khusus sangat penting.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.