Terapkan 3 Cara Mengatasi Alergi Obat Jika Muncul Reaksi Setelah Mengonsumsi!
Memberikan antihistamin dan kortikosteroid menjadi cara mengatasi alergi obat.
Alergi obat adalah reaksi abnormal sistem kekebalan tubuh terhadap kandungan dalam obat.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh obat jenis apa pun, termasuk obat resep maupun herbal.
Tanda dan gejala alergi obat yang paling umum adalah gatal-gatal, ruam, atau demam.
Alergi obat dapat memicu reaksi serius dalam kasus yang jarang terjadi.
Gejalanya termasuk kondisi yang mengancam jiwa dan mempengaruhi banyak sistem dalam tubuh (anafilaksis).
Alergi obat tidak sama dengan efek samping obat, yang muncul reaksinya telah tercantum pada label obat.
Alergi obat juga berbeda dengan keracunan obat yang disebabkan oleh overdosis obat.
Lantas, bagaimana cara mengatasi alergi obat?
Baca juga: Hydromamma untuk Promil, Amankah untuk Dikonsumsi?
Gejala Alergi Obat
Foto: istockphoto
Sebelum mengetahui bagaimana cara mengatasi alergi obat, Moms perlu tahu gejala yang dialami oleh penderita.
Gejala reaksi alergi dapat muncul dari intensitas ringan hingga berat, mulai dari gatal hingga kondisi yang mengancam jiwa.
Beberapa obat juga dapat menyebabkan efek samping atau intoleransi kandungan obat, seperti sakit perut.
Meski demikian, sejumlah gejala tersebut tidak selalu menunjukkan alergi yang sebenarnya terhadap suatu obat.
Melansir dari Mayo Clinic, tanda dan gejala alergi obat serius sering terjadi dalam waktu satu jam setelah mengonsumsi.
Reaksi lain, terutama ruam, dapat terjadi berjam-jam, berhari-hari atau berminggu-minggu kemudian.
Berikut ini sejumlah gejala yang muncul pada penderita alergi obat:
- Ruam kulit
- Gatal-gatal
- Demam
- Pembengkakan
- Sesak napas
- Mengi
- Pilek
- Mata gatal dan berair
Sementara reaksi yang lebih parah dikenal dengan sebutan anafilaksis, yang berisiko mengancam jika akibat disfungsi sistem dalam tubuh.
Beberapa gejala yang perlu diwaspadai, termasuk:
- Kesulitan bernapas
- Mual atau kram perut
- Muntah atau diare
- Pusing atau sakit kepala ringan
- Melemahnya detak jantung
- Penurunan tekanan darah
- Kejang-kejang
- Penurunan kesadaran
Reaksi alergi obat yang kurang umum juga bisa terjadi beberapa hari atau minggu setelah konsumsi obat.
Gejalanya dapat bertahan selama beberapa waktu setelah berhenti konsumsi obat tersebut.
Gejala yang muncul, meliputi:
- Penyakit serum, yang menyebabkan demam, nyeri sendi, ruam, pembengkakan, dan mual
- Anemia akibat obat dan penurunan sel darah merah, yang menyebabkan kelelahan, detak jantung tidak teratur, sesak napas, dan gejala lainnya
- Ruam obat dengan eosinofilia dan gejala sistemik, yang menyebabkan ruam, peningkatan jumlah sel darah putih, pembengkakan kelenjar getah bening dan kambuhnya infeksi hepatitis yang tidak aktif
- Peradangan pada ginjal (nefritis), yang menyebabkan demam, adanya darah dalam urin, pembengkakan, kebingungan, dan gejala lainnya
Baca juga: Ketahui Renalyte, Larutan Steril untuk Gantikan Cairan Tubuh yang Hilang
Proses Diagnosis yang Dilakukan Dokter
Sebelum mengetahui cara mengatasi alergi obat, dokter akan melakukan diagnosis untuk memastikan kondisi yang dialami penderita.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan mengajukan sejumlah pertanyaan pada pengidap.
Pertanyaan seputar rincian tentang gejala, waktu konsumsi obat, dan perbaikan atau perburukan gejala.
Jika informasi dirasa masih kurang, dokter akan merujuk penderita untuk melakukan pemeriksaan tambahan, seperti:
1. Tes Kulit
Tes kulit dilakukan dengan memasukkan sejumlah kecil obat yang dicurigai memicu reaksi alergi ke dalam kulit.
Caranya dilakukan menggunakan jarum kecil dengan menggores kulit, suntikan, atau patch.
Reaksi positif terhadap tes menyebabkan munculnya benjolan merah, gatal, dan munculnya lesi.
2. Tes Darah
Tes darah dilakukan untuk menyingkirkan kondisi lain yang dapat memicu munculnya tanda atau gejala.
Meskipun ada tes darah untuk mendeteksi reaksi alergi terhadap obat, tes ini tidak umum digunakan karena keakuratan yang dinilai terbatas.
Namun, pemeriksaan ini dapat digunakan jika ada kekhawatiran tentang reaksi parah terhadap tes kulit yang sebelumnya dilakukan.
Cara Mengatasi Alergi Obat
Foto: istockphoto
Cara mengatasi alergi obat tergantung pada intensitas keparahan gejala yang muncul.
Dengan reaksi alergi yang parah terhadap suatu obat, penderita harus menghindari obat tersebut seumur hidupnya.
Dokter juga akan mengganti obat dengan jenis obat lain yang tidak memicu munculnya gejala alergi obat.
Jika memiliki reaksi alergi ringan, dokter mungkin meresepkan obat tersebut, tetapi dibarengi dengan obat lain untuk membantu mengendalikan reaksi.
Melansir dari Healthline, berikut ini beberapa jenis obat-obatan yang dapat membantu memblokir respon imun dan mengurangi gejala:
1. Antihistamin
Tubuh membuat histamin ketika menganggap suatu zat, seperti alergen, berbahaya bagi tubuh.
Pelepasan histamin dapat memicu gejala alergi, seperti pembengkakan, gatal, atau iritasi.
Antihistamin memblokir produksi histamin dan dapat membantu menenangkan gejala reaksi alergi obat yang dialami.
Obat ini memiliki beberapa jenis, seperti pil, tetes mata, krim, dan semprotan hidung.
2. Kortikosteroid
Cara mengatasi alergi obat selanjutnya dilakukan dengan konsumsi kortikosteroid.
Alergi obat dapat menyebabkan pembengkakan saluran udara dan gejala serius lainnya.
Kortikosteroid dapat membantu mengurangi peradangan yang menyebabkan masalah ini.
Kortikosteroid tersedia dalam bentuk pil, semprotan hidung, obat tetes mata, dan krim.
Obat ini juga tersedia dalam bentuk bubuk atau cairan yang digunakan dalam inhaler atau nebulizer.
3. Bronkodilator
Jika alergi obat menyebabkan mengi atau batuk, dokter mungkin merekomendasikan penggunaan bronkodilator.
Obat ini akan membantu membuka saluran udara, sehingga penderita akan bernapas lebih mudah.
Sama seperti kortikosteroid, bronkodilator tersedia dalam bentuk cair dan bubuk untuk digunakan dalam inhaler atau nebulizer.
Baca juga: Otopain, Obat Tetes Telinga untuk Atasi Masalah Infeksi
Menurut Cleveland Clinic, seorang penderita alergi obat harus selalu memberitahu dokter sebelum melakukan perawatan apa pun.
Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir munculnya gejala alergi obat, sehingga efek samping dapat dicegah.
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/drug-allergy/diagnosis-treatment/drc-20371839
- https://acaai.org/allergies/allergic-conditions/drug-allergies/
- https://www.healthline.com/health/drug-allergy
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8621-medication-allergies
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.