Prednisone: Penggunaan, Dosis, dan Efek Samping
Prednisone adalah obat yang biasa diberikan kepada penderita gangguan kesehatan dengan kadar kortikosteroid rendah.
Obat ini bekerja dengan menekan respons sistem kekebalan tubuh untuk mengurangi peradangan.
Cek selengkapnya tentang penggunaan, dosis, aturan konsumsi, dan potensi efek samping prednisone di bawah ini!
Baca Juga: Dexa-M, Mengandung Dexamethasone untuk Atasi Peradangan dan Alergi
Penggunaan Obat Prednisone
Foto: Obat-obatan (Orami Photo Stocks)
Dilansir dari Medline Plus, prednisone termasuk ke dalam jenis obat kortikosteroid. Obat ini dapat digunakan sendiri, atau dibarengi dengan obat lain.
Obat ini juga mampu mengatasi beberapa jenis penyakit, seperti:
- Reaksi alergi parah.
- Multiple sclerosis, yaitu penyakit yang membuat saraf tidak mampu berfungsi dengan normal.
- Penyakit lupus, yaitu penyakit yang membuat sistem tubuh menyerang sel sehat di dalamnya.
- Berbagai penyakit yang memengaruhi kinerja paru-paru, kulit, mata, darah, ginjal, tiroid, lambung, dan usus.
- Mengatasi gejala pada jenis kanker tertentu.
Penggunaan obat tentu saja harus sesuai dengan anjuran dokter, dan pastikan membaca label kemasan sebelum mengonsumsinya.
Baca juga: 12 Cara Mengatasi Mual secara Alami, Mudah dan Cepat!
Perhatikan Dosis Konsumsi yang Tepat
Dilansir dari National Health Service, dosis penggunaan akan bervariasi. Umumnya digunakan sebanyak 5 miligram obat oral dan 60 miligram obat cair.
Instruksi yang diberikan oleh dokter bisa saja berbeda.
Terkadang, dokter prednisone diberikan sebagai dosis tunggal yang dikonsumsi sehari sekali setelah sarapan.
Misalnya, jika dosis seharusnya adalah 40 miligram setiap hari, dokter bisa saja menyarankan untuk mengonsumsi 8 tablet (8 x 5 miligram) sekaligus.
Agar tidak memicu sakit pada perut, Moms bisa mengonsumsi prednisone sesaat setelah sarapan.
Jika prednisone dilabeli dengan “gastro resistant”, Moms dapat mengonsumsi sebelum makanan. Namun, pastikan untuk menelannya secara utuh.
Setelah mengonsumsi obat dengan label tersebut, jangan mengonsumsi gangguan pencernaan 2 jam sebelum atau setelahnya.
Pada anak-anak, dosis penggunaan biasanya lebih rendah ketimbang orang dewasa, karena obat dihitung berdasarkan tinggi dan berat badan.
Dosis yang dikonsumsi pun bisa saja dinaikkan atau diturunkan, tergantung pada tingkat keparahan penyakit.
Jika sudah membaik, dokter biasanya akan mengurangi dosis penggunaan, sebelum menghentikan pengobatan sepenuhnya.
Sebaliknya, jika penyakit semakin bertambah parah, dokter mungkin saja akan meningkatkan dosis penggunaan obat.
Jika Melewatkan Jam Konsumsi Obat
Jika melewatkan jadwal konsumsi obat, segera minum setelah mengingatnya.
Namun, jika terlupa sampai hari berikutnya, lewati dosis hari sebelumnya.
Jangan mengonsumsi dalam dosis ganda untuk mengganti jadwal minum di hari yang terlewat.
Jika terlalu sering melewati jadwal konsumsi, Moms bisa menyetel alarm pengingat agar waktu konsumsi tidak terlewat.
Baca juga: 7 Penyebab Mual Tapi Tidak Muntah alias Dry Heaving
Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Mengonsumsi
Foto: Ibu Hamil (Orami Photo Stocks)
Dilansir dari Drugs.com, penderita alergi dan infeksi jamur tidak boleh menggunakan obat ini.
Prednisone merupakan obat steroid yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh seseorang, sehingga rentan terkena infeksi atau memperparah infeksi sebelumnya.
Untuk memastikan obat aman dikonsumsi, beritahu dokter jika Moms memiliki sejumlah kondisi berikut ini:
- Gangguan pada pencernaan
- Penyakit hati, seperti sirosis
- Penyakit ginjal
- Penyakit jantung
- Tekanan darah tinggi
- Rendahnya kadar kalium dalam darah
- Gangguan tiroid
- Diabetes
- Memiliki riwayat penyakit malaria
- Tuberkulosis atau TBC
- Osteoporosis
- Penyakit mata, seperti glaukoma atau katarak
- Tukak lambung, atau riwayat pendarahan lambung
- Gangguan otot, seperti miastenia gravis
- Depresi atau penyakit mental lainnya
Jika digunakan dalam jangka panjang, hal tersebut dapat memicu osteoporosis, terutama pada golongan berikut ini:
- Perokok berat
- Jarang atau tidak berolahraga.
- Tidak mendapat cukup asupan vitamin D.
- Memiliki riwayat osteoporosis.
Jika dikonsumsi oleh ibu hamil di trimester pertama, hal tersebut dapat memicu berat badan lahir rendah atau cacat lahir.
Jadi, beritahu dokter jika Moms tengah hamil atau sedang merencanakan kehamilan.
Prednisone juga dapat membahayakan bayi yang menyusui, karena obat ini dapat masuk ke dalam ASI.
Jika tidak sengaja dikonsumsi oleh anak steroid dapat mempengaruhi pertumbuhannya.
Baca juga: 13 Cara Mengatasi Mual saat Hamil, Bye Morning Sickness!
Efek Samping yang Bisa Saja Muncul
Foto: Mual dan Muntah (Orami Photo Stocks)
Dilansir dari National Kidney Foundation, ada beberapa kondisi yang menjadi efek samping penggunaan obat prednisone.
Berikut ini beberapa di antaranya:
- Sakit kepala
- Perubahan suasana hati
- Memperlambat penyembuhan luka dan memar
- Jerawat
- Kelelahan
- Pusing
- Perubahan nafsu makan
- Penambahan berat badan
- Pembengkakan pada wajah, lengan, tangan atau tungkai
Untuk mencegah terjadinya sejumlah efek samping tersebut, pastikan untuk mengonsumsi obat sesuai anjuran dan dibawah pengawasan dokter, ya, Moms!
- https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a601102.html
- https://www.drugs.com/prednisone.html
- https://www.nhs.uk/
- https://www.kidney.org/content/what-you-need-know-about-prednisone
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.