Morfin: Fungsi, Dosis, Penggunaan, Peringatan, dan Efek Samping
Dikenal sebagai obat antiyeri yang cukup kuat, tak semua orang bisa menggunakan morfin.
Penyalahgunaan obat dapat mengakibatkan efek samping serius bagi tubuh.
Karenanya, hindari coba-coba memakai obat ini tanpa anjuran dokter.
Yuk, kenali lebih lanjut dosis, penggunaan dari morfin ini, Moms!
Fungsi Morfin
Foto: newscientist.com
Morfin adalah obat penghilang rasa sakit yang sangat kuat.
Ini digunakan untuk mengobati rasa sakit misalnya setelah operasi, cedera serius, atau nyeri akibat kanker dan serangan jantung.
Selain itu, ini juga dimanfaatkan sebagai alternatif obat antinyeri lainnya jika dirasa tidak mempan.
Melansir dalam MedlinePlus, ini termasuk golongan obat opioid.
Artinya, masih termasuk klasifikasi obat narkotika.
Cara kerjanya yakni dengan menghalangi sinyal rasa sakit dari saraf menuju otak.
Umumnya, morfin tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, larutan butiran, atau suntikan.
Karena tergolong dalam obat keras, ini hanya bisa didapatkan dari resep dokter.
Tentu, dosis dan penggunaan obat disesuaikan dengan kebutuhan dan rasa sakit yang diderita.
Baca Juga: 5 Penyebab Sakit Telinga dan Cara Mengobatinya, Wajib Tahu!
Dosis Morfin untuk Antinyeri
Foto: Orami Photo Stock
Morfin digunakan untuk mengobati nyeri sedang hingga berat.
Bentuk pelepasan morfin yang diperpanjang (slow-acting) adalah untuk pengobatan nyeri dalam waktu yang lama.
Untuk dosisnya pun bervariasi dan tidak bisa disamaratakan.
Melansir National Health Services, hal ini juga dilihat berdasarkan bentuk morfin tersebut, meliputi:
- Tablet (fast-acting): 10mg, 20mg atau 50mg morfin
- Tablet (slow-acting): 5mg, 10mg, 15mg, 30mg, 60mg, 100mg atau 200mg morfin
- Kapsul (slow-acting): 10mg, 30mg, 60mg, 90mg, 120mg, 150mg atau 200mg morfin
- Butiran (campur dalam air): sachet yang mengandung 30mg, 60mg, 100mg atau 200mg morfin
- Sirup: mengandung 10mg morfin setiap 5ml/sendok takar atau 20mg morfin dalam 1ml sirup
- Suspositoria (melalui anus): 10mg morfin
- Suntikan: dosis sesuai anjuran rumah sakit dan dokter
Baca Juga: Obat Kontrasepsi Microgynon: Fungsi, Dosis, dan Efek Sampingnya
Jika dilihat berdasakarkan usia, dosis morfin umumnya seperti berikut:
- Dosis dewasa: 5–20 mg, tiap 4 jam
- Dosis anak: 5 mg (1-5 tahun) dan 5-10 mg (6-12 tahun), tiap 4 jam
Hindari menggunakan obat ini lebh dari 30 mg per harinya. Perlu diingat bahwa setiap jenis morfin dosisnya akan disesuaikan dari gejala dan resep dokter, ya.
Tata Cara Penggunaan Morfin
Foto: Orami Photo Stock
Tata cara minum morfin disesuaian dari jenisnya.
Untuk kapsul atau tablet (fast-acting dan long-acting) perlu diminum dengan waktu yang ditentukan.
Baik tablet atau kapsul (fast-acting), biasanya diperlukan 4-6 kali per harinya.
Beda halnya untuk slow-acting, dosisnya lebih rendah yakni 1-2 kali.
Segera minum dengan segelas air putih untuk membantu melarutkan obat tersebut.
Jika obat dalam bentuk sirup, gunakan sendok takar atau jarum suntik untuk mengukur dosis dengan tepat.
Lantas, bagaimana dengan dosis yang terlewat?
Segera minum obat tanpa perlu menggandakan dosisnya.
Apabila Moms sulit menentukan aturan minum morfin, jangan ragu untuk bertanya pada dokter yang merawat, ya.
Baca Juga: Dexanta: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping
Efek Samping Morfin
Foto: Orami Photo Stock
Terlepas manfaatnya untuk meredakan nyeri, morfin juga memiliki efek samping.
Tentunya, efek samping ini bisa dirasakan berbeda pada setiap orang.
Semakin tinggi dosis morfin, semakin besar kemungkinan mengalami efek sampingnya.
Efek samping yang umum terjadi, antara lain:
- Sembelit
- Mual atau muntah
- Mudah mengantuk atau lelah
- Pusing dan kepala berputar (vertigo)
- Merasa gelisah
- Gatal atau ruam
Di luar gejala yang ringan, 1 dari 100 orang bisa merasakan efek samping yang serius.
Segera datangi rumah sakit terdekat apabila merasakan:
- Kesulitan bernapas atau napas pendek
- Otot menjadi kaku
- Pusing dan tidak bertenaga
- Kejang mendadak
Sebagian orang juga bisa merasakan reaksi alergi yang serius, dan berisiko terkenal syok anafilaksis terhadap morfin.
Baca Juga: 3+ Posisi Seks saat Hamil yang Aman dan Nyaman, Catat ya Moms!
Peringatan Sebelum Minum Obat
Foto: Orami Photo Stock
Melansir dalam drugs.com, tidak boleh mengonsumsi morfin jika memiliki riwayat kesehatan serius.
Hal ini meliputi:
- Asma atau masalah pernapasan yang parah
- Penyumbatan di perut atau usus
- Obstruksi usus yang disebut ileus paralitik
Morfin dapat memperlambat atau menghentikan pernapasan pada sebagian orang.
Penyalahgunaan obat golongan opiod (narkotika) dapat menyebabkan kecanduan, overdosis, atau bahkan kematian.
Baca Juga: 5 Penyebab Tenggorokan Kering dan Obat Alaminya
Hindari menggunakan obat tanpa resep baik untuk orang dewasa ataupun anak-anak.
Pastikan bahwa Moms menyimpan obat di tempat yang tidak dapat dijangkau dengan mudah, ya.
Selain itu, konsumsi morfin selama kehamilan dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa pada janin.
Informasikan pada dokter kandungan apabila Moms memerlukan obat ini untuk mengatasi nyeri yang cukup kuat.
Moms, informasi ini bukan sebagai pengganti konsultasi medis, ya.
Selalu pastikan Moms dan Si Kecil mendapat konsultasi dokter setiap mengonsumsi obat-obatan jenis apa pun.
- https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682133.html
- https://www.nhs.uk/medicines/morphine/
- https://www.drugs.com/morphine.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.