09 Agustus 2022

Mengenal Obat Methylprednisolone untuk Atasi Peradangan Seperti Rematik hingga Bisul di Mata

Berbagai kondisi peradangan dalam tubuh bisa diatasi dengan methylprednisolone

Methylprednisolone merupakan obat golongan kortikosteroid yang biasa diresepkan dokter untuk mengobati peradangan.

Termasuk yang disebabkan oleh radang sendi, kelainan darah, dan gangguan mata.

Kandungan obat ini mirip dengan hormon alami yang diproduksi kelenjar adrenal. Ini juga dapat membantu menggantikan bahan kimia tertentu saat tubuh tidak cukup memproduksinya.

Lebih lanjut tentang manfaat, dosis, dan efek samping methylprednisolone, yuk simak dalam pembahasan berikut ini!

Baca juga: Mengenal Vaskulitis, Penyakit Peradangan pada Pembuluh Darah

Fungsi Obat Methylprednisolone

fungsi obat methylprednisolone
Foto: fungsi obat methylprednisolone (Orami Photo Stock)

Foto: ilustrasi penderita rematik (Orami Photo Stock)

Methylprednisolone digunakan untuk mengobati banyak kondisi.

Obat ini membantu mengendalikan peradangan dan memodifikasi respons kekebalan tubuh. Kondisi yang bisa diatasi dengan obat ini adalah:

  • Gangguan endokrin seperti insufisiensi adrenokortikal primer atau sekunder.
  • Gangguan rematik seperti rheumatoid arthritis atau psoriatic arthritis.
  • Penyakit kolagen seperti lupus atau dermatomiositis sistemik.
  • Penyakit kulit seperti psoriasis atau sindrom Stevens-johnson.
  • Alergi parah yang belum dikendalikan dengan pengobatan lain.
  • Masalah mata seperti pembengkakan atau bisul.
  • Masalah perut atau usus seperti kolitis ulserativa.
  • Kelainan darah seperti kadar trombosit rendah pada orang dewasa.
  • Penyakit multiple sclerosis.

Sebuah laporan pada 2020 di The Journal of Allergy and Clinical Immunology menyebutkan bahwa methylprednisolone bisa mengatasi infeksi COVID-19 yang parah.

Para peneliti mengungkap bahwa pemulihan fungsi paru-paru pada kasus COVID-19 yang parah mendapat manfaat dari penggunaan methylprednisolone.

Dosis Methylprednisolone

dosis methylprednisolone
Foto: dosis methylprednisolone (bannerhealth.com)

Foto: minum obat (bannerhealth.com)

Dosis methylprednisolone bisa bervariasi pada setiap orang. Tergantung usia, kondisi yang dialami, dan riwayat kesehatan yang dimiliki sebelumnya.

Penentuan dosis harus dilakukan oleh dokter, ya Moms.

Namun, secara umum, dosis awal methylprednisolone untuk orang dewasa (18-64 tahun) adalah 4–48 mg per hari.

Jika merespons obat dengan baik, dokter dapat menurunkan dosis secara perlahan hingga mencapai dosis efektif serendah mungkin.

Untuk anak usia 0-17 tahun, dosis akan ditentukan oleh dokter anak, berdasarkan kondisi. Dokter anak biasanya menentukan dosis efektif yang terendah.

Untuk lansia di atas 65 tahun, dokter mungkin memulai dengan dosis yang lebih rendah atau jadwal pemberian dosis yang berbeda.

Ini dapat membantu menjaga kadar obat agar tidak menumpuk terlalu banyak di tubuh.

Baca juga: Tendinitis, Kondisi saat Tendon Meradang dan Terasa Nyeri

Efek Samping Methylprednisolone

Efek Samping Methylprednisolone
Foto: Efek Samping Methylprednisolone (Freepik.com)

Foto: sakit perut (Orami Photo Stock)

Umumnya, pengobatan jangka pendek dengan methylprednisolone dapat menyebabkan efek samping yang minimal.

Beberapa efek samping umum yang dapat terjadi adalah:

Beberapa di antaranya mungkin hilang selama perawatan karena tubuh menjadi lebih terbiasa dengan obat ini.

Dokter mungkin juga dapat meresepkan cara untuk mengelola, mencegah, dan mengurangi gejala-gejala ini.

Selain efek samping ringan yang umum terjadi, methylprednisolone juga dapat menyebabkan efek samping yang serius.

Meski jarang terjadi, efek samping serius tetap perlu diwaspadai, karena butuh perawatan medis segera.

Beberapa efek samping serius yang dapat terjadi adalah:

  • Masalah cairan dan elektrolit, seperti retensi natrium, hipertensi dan gagal jantung kongestif (CHF).
  • Gejala muskuloskeletal, seperti kelemahan otot, kehilangan massa otot, osteoporosis, dan ruptur tendon.
  • Efek samping gastrointestinal, misalnya ulkus peptikum, pankreatitis, dan esofagitis ulseratif.
  • Kondisi kulit, misalnya gangguan penyembuhan luka, penipisan dan kerapuhan kulit, dan eritema wajah.
  • Komplikasi neurologis seperti kejang dan vertigo.
  • Masalah endokrin, misalnya gangguan pertumbuhan pada anak-anak, resistensi insulin, dan hiperglikemia.
  • Masalah mata, misalnya perkembangan katarak subkapsular posterior atau glaukoma.
  • Masalah metabolisme, misalnya keseimbangan nitrogen negatif karena katabolisme protein.

Baca juga: Memiliki Darah Tinggi? Hindari 8 Makanan Penyebab Hipertensi Berikut Ini!

Selain itu, menurut studi pada 2016 di Journal of Neurology, methylprednisolone intravena dosis tinggi bisa menyebabkan efek samping serius.

Sekitar 1 dari 3 efek samping serius bisa berdampak pada aktivitas sehari-hari.

Pasien dengan dampak penyakit yang tinggi atau kecacatan yang tinggi mungkin mengalami efek samping yang lebih parah.

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7256545/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4971042/
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/methylprednisolone-oral-tablet
  • https://www.webmd.com/drugs/2/drug-6470/methylprednisolone-oral/details
  • https://www.verywellhealth.com/methylprednisolone-side-effects-5093214

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.