Thiamycin: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping Penggunaan
Thiamycin adalah obat yang digunakan dalam perawatan, mencegah, dan mengatasi penyakit akibat infeksi bakteri.
Thiamycin adalah antibiotik yang termasuk ke dalam golongan obat keras, sehingga memerlukan resep dokter jika ingin mengonsumsinya.
Untuk lebih jelasnya, simak serba-serbi selengkapnya di bawah ini, ya!
Baca Juga: Mengenal Bisolvon, Obat Batuk Berdahak yang Bisa Diminum Anak dan Dewasa
Fungsi Obat Thiamycin
Thiamycin tersedia dalam ukuran 500 miligram dan merupakan antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri pada beberapa bagian tubuh, seperti:
- Saluran pernapasan
- Saluran pencernaan
- Saluran kemih
Obat ini mengandung thiamphenicol yang bekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri, sehingga pertumbuhannya dapat ditekan.
Beberapa jenis bakteri yang pertumbuhannya dapat ditekan oleh thiamphenicol, termasuk:
- Clostridium
- Corynebacterium diphtheriae
- Diplococcus pneumoniae
- Staphylococcus albus
- Streptococcus pyogenes
- Streptococcus viridans
- Bacteroides
- Fusobacterium
- Bordetella
- Brucella
- Haemophilus
- Neisseria
- Pasteurella
- Shigella
Baca Juga: Catat Manfaat, Dosis, dan Efek Samping Obat Phenytoin
Dosis Penggunaan
Sama halnya dengan penggunaan jenis obat lainnya, dosis penggunaan thiamycin tergantung pada usia dan penyakit yang mendasari.
Untuk mengatasi penyakit menular seksual atau infeksi lainnya:
- Dewasa: sebanyak 1,5 gram per hari. Dapat dikonsumsi hingga 3 gram per hari untuk mengatasi gejala infeksi berat.
- Anak-anak: sebanyak 30-100 miligram per kilogram berat badan per hari.
Untuk mengatasi gangguan ginjal:
- Dewasa: sebanyak 500 miligram per hari.
- Anak-anak: dosis langsung diberikan oleh dokter.
Untuk mengatasi gonorrhea:
- Dewasa: sebanyak 2,5 gram per hari selama 1-2 hari. Selanjutnya diikuti dengan 2 gram per hari hingga 4 hari.
Untuk mengatasi gangguan ginjal:
- Dewasa: sebanyak 500 miligram per hari.
- Anak-anak: dosis langsung diberikan oleh dokter.
Obat ini dapat diminum dengan atau tanpa makanan.
Namun, jika menyebabkan iritasi lambung, sebaiknya diminum bersama makanan untuk mengurangi efek tersebut
Interaksi Thiamycin Terhadap Jenis Obat Lain
Terdapat berbagai jenis obat yang berinteraksi dengan kandungan thiamycin.
Berikut ini beberapa jenis obat tersebut:
- Aspirin, diminum setiap hari dalam dosis tinggi.
- Diuretik, yang digunakan untuk membuang kelebihan garam dan natrium dalam bentuk urine.
- Obat pengencer darah, seperti warfarin.
- Siklosporin, yang digunakan menurunkan risiko terjadinya penolakan tubuh terhadap proses transplantasi organ.
- Obat diabetes oral.
- Ketoconazole, yang digunakan mengatasi infeksi jamur, seperti panau, kurap, kutu air, dan kandidiasis pada vagina.
- Rifampisin, yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri.
- Obat kejang, seperti fenitoin atau fenobarbital.
Baca Juga: Mengenal Moxifloxacin, Antibiotik untuk Mengatasi Pneumonia
Efek Samping Penggunaan Thiamycin
Efek samping yang paling umum setelah menghirup obat adalah:
- Iritasi hidung dan gatal-gatal
- Batuk
- Mual atau muntah
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat
- Bersin-bersin
- Sensasi rasa terbakar pada hidung
Baca Juga: Obat Dumolid: Fungsi, Aturan Pakai dan Efek Sampingnya
Efek samping lain yang umum dialami, termasuk sakit kepala, pusing, dan mata berair.
Efek samping biasanya dapat sembuh dengan sendirinya.
Terkait dengan masalah penglihatan, efek samping yang bisa saja terjadi, meliputi:
- Pembengkakan, penambahan berat badan yang cepat, merasa sesak napas.
- Depresi berat, pikiran atau perilaku yang tidak biasa, kejang-kejang.
- Tinja berdarah atau lembek.
- Pankreatitis ditandai nyeri hebat di perut bagian atas dan menyebar ke punggung, mual dan muntah, serta peningkatan detak jantung.
- Rendahnya kadar kalium yang ditandai kebingungan, detak jantung tidak teratur, peningkatan buang air kecil, ketidaknyamanan kaki, dan kelemahan otot atau perasaan lemas.
- Tekanan darah tinggi, ditandai dengan sakit kepala parah, penglihatan kabur, telinga berdengung, kecemasan, kebingungan, nyeri dada, sesak napas, detak jantung tidak teratur, dan kejang-kejang.
- Gangguan tidur, seperti insomnia dan perubahan suasana hati.
- Jerawat, kulit kering, kulit menipis, memar, atau perubahan warna kulit.
- Sering berkeringat.
- Sakit kepala, pusing, dan sensasi rasa berputar.
Baca Juga: Obat Clonidine: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping
Kontraindikasi Thiamycin
Penggunaan thiamycin harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan memperhatikan kontraindikasi tertentu untuk menghindari efek samping yang serius.
Berikut adalah beberapa kondisi di mana thiamycin sebaiknya tidak digunakan:
- Tidak boleh digunakan oleh pasien yang alergi terhadap thiamphenicol atau antibiotik serupa.
- Pasien dengan kondisi gangguan hati dan ginjal harus menghindari penggunaan thiamycin karena obat dapat memperburuk kondisi mereka.
- Keamanan thiamycin untuk ibu hamil atau menyusui belum sepenuhnya dipahami, sehingga penggunaannya sebaiknya dihindari kecuali direkomendasikan oleh dokter.
Itulah serba-serbi terkait dengan thiamycin.
Jadi, sebaiknya konsumsi sesuai dengan anjuran dokter, ya!
Jangan mengurangi, menambahkan, atau berhenti menggunakan obat tanpa rekomendasi dari dokter.
Jika terjadi hal-hal yang membahayakan setelah penggunaan, periksakan diri ke rumah sakit terdekat untuk melakukan penanganan.
- https://www.sciencedirect.com/topics/agricultural-and-biological-sciences/thiamphenicol#:~:text=17.3.,-4.1%20Drugs%20Targeting&text=Thiamphenicol%20
- https://www.ndrugs.com/?s=thiamycin
- https://www.tabletwise.net/indonesia/thiamycin-capsule
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.