16 Februari 2022

Antibiotik Ampicillin, Apa Saja Fungsi dan Efek Sampingnya?

Digunakan untuk mengatasi sejumlah infeksi yang disebabkan oleh bakteri

Ampicillin merupakan jenis obat atau antibiotik yang digunakan atau diresepkan oleh dokter saat menderita infeksi bakteri.

Penggunaan obat ini tidak bisa sembarangan, sehingga perlu memahami fungsi, cara penggunaan, serta dosisnya.

Untuk itu, yuk kenali lebih dalam tentang antibiotik ampicillin!

Baca Juga: Antibiotik untuk Keputihan, Bisa Mengatasi Infeksi Akibat Bakteri

Fungsi Obat Ampicillin

Konsumsi Antibiotik Saat Bayi Dapat Menimbulkan Alergi Di Kemudian Hari? 2
Foto: Konsumsi Antibiotik Saat Bayi Dapat Menimbulkan Alergi Di Kemudian Hari? 2

Foto: Orami Photo Stock

Ampicillin merupakan antibiotik yang termasuk dalam kelas obat penisilin. Jenis obat ini digunakan untuk mencegah dan mengobati berbagai jenis infeksi bakteri yang menyerang tubuh.

Menurut penelitian di Journal of Clinical & Diagnostic Research tahun 2014, Ampicillin efektif melawan bakteri dan mikroorganisme seperti Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, dan Streptococcus pneumoniae.

Karena itu, obat ini telah banyak digunakan dalam pengobatan demam, infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran kemih, hingga infeksi kulit.

Fungsinya yang mampu membunuh, serta menghentikan pertumbuhan bakteri membuat jenis obat ini sering diresepkan oleh dokter yang menangani penyakit infeksi.

Berikut beberapa jenis penyakit infeksi yang membutuhkan pengobatan menggunakan ampicillin dalam membunuh bakteri, antara lain:

  • Meningitis, infeksi pada selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.
  • Infeksi tenggorokan.
  • Sinus.
  • Infeksi paru-paru, seperti pneumonia.
  • Infeksi menular seksual, seperti gonore, dan sifilis.
  • Infeksi saluran kemih.
  • Infeksi saluran pencernaan.

Jenis antibiotik ini tidak akan mempan bila digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan infeksi virus lainnya.

Menggunakan antibiotik tidak sesuai anjuran, atau mengonsumsinya di saat tidak mengalami infeksi, dapat meningkatkan risiko mengalami resistensi terhadap antibiotik.

Pada saat tersebut terjadi, jika tubuh mengalami infeksi di masa depan, penggunaan antibiotik untuk menangkal infeksi tidak akan mempan lagi.

Maka dari itu, penggunaan antibiotik harus dengan resep dari dokter.

Baca Juga: 7 Bahan Antibiotik Alami yang Bisa Moms Coba di Rumah

Cara Penggunaan Obat Ampicillin

Minum Antibiotik Saat Menyusui, Berdampakkah Pada Si Kecil? 1
Foto: Minum Antibiotik Saat Menyusui, Berdampakkah Pada Si Kecil? 1

Foto: Orami Photo Stock

Antibiotik ampicillin terdapat dalam bentuk kapsul, tablet, serbuk injeksi, dan suspensi oral.

Biasanya penggunaan obat ini diminum tiga sampai empat kali sehari, pada saat setengah jam sebelum, atau dua jam setelah makan. Rentang waktu pengobatan tergantung pada jenis infeksi yang dialami.

Saat diberi resep untuk mengonsumsinya, pastikan agar mengikuti petunjuk pemakaian pada label resep dengan teliti.

Mengonsumsi jenis obat ini harus diminum sebanyak sesuai yang diarahkan di dalam resep. Hindari mengonsumsi obat dalam jumlah lebih atau kurang. Ikuti waktu penggunaan yang telah ditetapkan.

Jika melewatkan satu dosis, dan telah mendekati waktu minum dosis selanjutnya, jangan mengambil dosis yang terlewat tersebut. Tetap lanjutkan dengan mengonsumsi dosis selanjutnya yang sesuai dengan waktunya.

Intinya, jangan sampai mengonsumsi antibiotik dalam waktu yang berdekatan.

Cara penggunaan obat ampicillin, yaitu:

  • Obat cair. Sebelum diminum, kocok obat cair dengan perlahan sebelum dikonsumsi agar isi obat tetap tercampur rata, tanpa mengurangi khasiatnya.
  • Obat kapsul atau tablet. Untuk obat yang berbentuk kapsul, dapat dikonsumsi dengan segelas air putih.
  • Serbuk injeksi. Ini dapat diberikan langsung oleh dokter melalui injeksi intravena.

Jika kondisi tidak membaik saat rutin mengonsumsi obat, segeralah melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter.

Baca Juga: Pemberian Antibiotik Sebelum Anak Berumur 2 Tahun Berisiko Meningkatkan Obesitas?

Dosis Obat Ampicillin

Minum Antibiotik Saat Menyusui, Berdampakkah Pada Si Kecil? 3
Foto: Minum Antibiotik Saat Menyusui, Berdampakkah Pada Si Kecil? 3

Foto: Orami Photo Stock

Antibiotik ampicillin hadir dalam beberapa bentuk, yaitu:

  • Kapsul: 250 mg dan 500 mg.
  • Suspensi Oral: 125 mg/5 ml dan 250 mg/5 ml.
  • Serbuk Injeksi: 125 mg, 250 mg, 500 mg, dan 1 gram.

Penggunaan kapsul dan suspensi oral dapat diminum secara langsung dengan bantuan air putih.

Untuk serbuk injeksi, dapat diberikan melalui injeksi intravena oleh dokter yang menangani.

Dosis antibiotik ini secara umum, yaitu:

1. Dewasa

  • Oral: 250-500 mg setiap 6 jam.
  • Intravena/intramuskular: 1-2 g setiap 4-6 jam, atau 50-250 mg/kg/hari dibagi setiap 4-6 jam,dan tidak melebihi 12 g/hari.

2. Anak

  • 400 mg/kg/hari melalui intravena/intramuskular diberi setiap 6 jam.
  • 50-100 mg/kg/hari secara oral diberi setiap 4-6 jam, dan tidak melebihi 12 g/hari.
  • Infeksi berat: 200-400 mg/kg/hari secara intravena/intramuskular dan diberi setiap 6 jam.
  • Potensi dosis toksik: Anak di bawah 6 tahun: 300 mg/kg

Baca Juga: Orang Tua Wajib Tahu Kapan Anak Butuh Antibiotik

Efek Samping Ampicillin

Ibu Menyusui Minum Antibiotik Dapat Menyebabkan Bayi Diare 01.jpg
Foto: Ibu Menyusui Minum Antibiotik Dapat Menyebabkan Bayi Diare 01.jpg (babycenter.com)

Foto: Orami Photo Stock

Seperti halnya antibiotik lainnya, terdapat efek samping obat ini yang perlu diketahui. Melansir dari laman RxList, beberapa efek samping di antaranya adalah:

  • Eritema multiformis, merupakan gangguan kulit yang ditandai dengana adanya lesi berbentuk lingkaran.
  • Kemerahan dan pengelupasan kulit (dermatitis eksfoliatif), ruam kulit, dan gatal-gatal.
  • Demam, Kejang-kejang.
  • Diare, radang usus kecil dan usus besar, mual, dan muntah
  • Radang pada lidah, tenggorokan, mulut, infeksi jamur di mulut, seperti kandidiasis oral.
  • Anemia.
  • Jumlah sel darah putih yang tinggi.
  • Anafilaksis atau alergi akut.
  • Peradangan pada ginjal.
  • Napas berbunyi.
  • Sakit kepala.
  • Vagina gatal dan keputihan, urine gelap.
  • Mudah memar atau berdarah.

Sebagai tambahan, sebelum mengonsumsi antibiotik ini, pastikan tidak memiliki alergi terhadap obat ini, atau antibiotik serupa, seperti amoksisilin, dikloksasilin, nafsilin, dan penisilin.

Selain itu, konsultasikan pada dokter apakah aman jika mengonsumsinya untuk penderita diabetes, asma, penyakit ginjal, alergi terhadap antibiotik, serta ibu hamil dan menyusui.

Setelah mengetahui kegunaan ampicillin serta dosis penggunaannya, pastikan tetap konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsinya, ya Moms!

  • https://www.rxlist.com/consumer_ampicillin_penicillin/drugs-condition.htm
  • https://www.drugs.com/mtm/ampicillin.html
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4080027/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.