16 November 2023

Tahap Perkembangan Sosial Anak Usia 1–5 Tahun, Simak Moms!

Ketahui juga cara mengajari anak untuk bersosialisasi

Ada beragam aspek perkembangan anak yang perlu dipantau termasuk perkembangan sosial.

Selain perkembangan fisik, bahasa, serta kecerdasan, perkembangan sosial balita juga menjadi salah satu pondasi penting agar dia kelak tumbuh menjadi pribadi yang utuh.

Dengan memerhatikan perkembangan sosial Si Kecil, setiap orang tua pun dapat memastikan apakah anak mereka telah tumbuh dan berkembang sesuai usia.

Selain itu, Moms dan Dads bisa mengidentifikasi masalah tumbuh kembang anak sejak dini.

Jadi, apabila Si Kecil memiliki masalah tumbuh kembang, mereka dapat ditangani segera.

Baca Juga: 10 Dampak Psikologis Anak Broken Home, Tak Hanya Kesepian!

Tahapan Perkembangan Sosial Anak

Anak-anak Bermain
Foto: Anak-anak Bermain (Freepik.com/jcomp)

Secara umum, perkembangan sosial balita berkaitan dengan kemampuan anak untuk:

  • Memahami, mengatur, serta mengekspresikan emosi dan perasaan pribadi.
  • Memahami perasaan dan kebutuhan orang lain.
  • Berinteraksi dengan orang lain secara baik dan dengan rasa menghargai.
  • Membangun hubungan yang positif dan bermanfaat dengan orang lain.

Yuk Moms, kenali dulu tahapan perkembangan sosial balita berikut.

Dengan begitu Moms akan semakin mudah membentuk karakter positif dan melatihnya agar cerdas bersosialisasi.

Apa saja tahapan sesuai usia Si Kecil? Ini dia!

1. Usia 1 Tahun

Moms, ini adalah usia yang ideal untuk mulai mengajak Si Kecil ke playdate atau mengenalkannya dengan anak lain.

Menurut Maria Kalpidou, seorang profesor psikologi di Assumption College, di usia ini Moms akan melihat perkembangan sosial balita seperti:

  • Senang menjadi pusat perhatian.
  • Bisa mengenali orang-orang terdekat, seperti kakek nenek, dokter anak, atau asisten rumah tangga.
  • Menarik perhatian Moms dan Dads dengan menirukan suara, gestur, atau tindakan.
  • Meniru aktifitas orang dewasa, seperti menyetir, membaca, atau memasak.
  • Bisa mengenali dirinya di cermin atau foto.
  • Bermain terpisah dari Moms dalam jangka waktu singkat.

2. Usia 2 Tahun

Balita berusia 2 tahun umumnya sudah bisa menunjukkan kasih sayang pada orang maupun binatang. Di usia ini, tahapan perkembangan balita yang akan Moms lihat adalah:

  • Suka bermain di dekat anak lain (bermain paralel), tapi masih kesulitan berbagi mainan.
  • Bisa mengenali perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan.
  • Ingin melakukan segala sesuatu sendiri, tapi juga masih tetap ingin dibantu.
  • Bisa menghubungkan bahasa dan permainan peran, seperti mengaum layaknya kucing yang sedang marah.
  • Memiliki banyak perasaan dan emosi kuat yang sulit diungkapkan
  • Mulai sering membantah dan mengatakan tidak
  • Bisa membantu tugas rumah tangga sederhana

Baca Juga: 4 Penyebab Bau Badan pada Anak dan Cara Mengatasinya, Gunakan Deodoran Khusus!

3. Usia 3 Tahun

Dalam perkembangan sosial anak selanjutnya, buah hati lebih ekspresif dalam menunjukkan perhatiannya.

Pada usia dimana sebagian besar anak memulai preschool ini, Moms juga akan melihat perkembangan sosial balita seperti:

  • Menggunakan bahasa sosial seperti “tolong,” “terima kasih,” dan “dadah.”
  • Menciptakan karakter imajinasi atau bermain pura-pura.
  • Merasa kesal bila rutinitasnya terganggu.
  • Bisa bergantian saat bermain dengan anak lain.
  • Tidak terlalu rewel saat ditinggal Moms atau Dads.
  • Mulai bisa menunjukkan empati pada orang lain.

4. Usia 4 Tahun

Dengan pengalaman bersosialisasinya yang semakin banyak, di usia ini Moms akan melihat perkembangan sosial balita seperti:

  • Tertarik untuk menjadi bagian dari kelompok.
  • Bisa berbagi dan bekerja sama dengan orang lain.
  • Lebih suka bermain dengan teman ketimbang sendirian.
  • Suka melakukan hal baru dan mencari pengalaman baru.
  • Senang menunjukkan perhatian dengan pelukan atau ciuman.
  • Mencoba bernegosiasi untuk mendapatkan keinginannya.

5. Usia 5 Tahun

Beberapa tahapan perkembangan balita di usianya yang menjelang masuk Sekolah Dasar, adalah:

  • Meniru ucapan, gaya berpakaian, atau perilaku teman.
  • Senang bernyanyi, menari, dan bermain peran.
  • Bisa membedakan imajinasi dan kenyataan.
  • Bisa mengungkapkan hal yang disukai dan tidak disukai.
  • Lebih mudah menurut dengan aturan yang Moms berikan.
  • Menunjukkan perilaku mandiri tapi bisa bekerja sama.
  • Semakin sering menirukan aktivitas orang dewasa.

Baca Juga: 13 Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak, Ada Apa Saja?

Cara Mengembangkan Kemampuan Sosial

Anak Bermain dengan Teman
Foto: Anak Bermain dengan Teman (Freepik.com/freepik)

Kemampuan sosial anak tidak hanya melibatkan kemampuan bekerja sama dengan teman sebaya, tetapi juga mencakup hal-hal lainnya.

Misalnya, seperti kemampuan untuk menunjukkan empati, mengungkapkan perasaan, dan berbagi dengan murah hati.

Ada banyak hal yang dapat Moms dan Dads lakukan untuk membantu anak-anak dalam mengembangkan keterampilan sosialnya.

Berikut beberapa cara yang bisa diterapkan:

1. Mengajarkan Empati

Mengajarkan Si Kecil untuk bersikap empati merupakan salah satu cara yang bisa Moms lakukan agar kemampuan sosialnya berkembang dengan baik.

Hal ini karena empati melibatkan kecerdasan emosional anak terhadap orang lain.

Mulailah dengan bertanya tentang perasaan anak yang melibatkan tentang peristiwa dalam kehidupan anak Moms.

Misalnya, "Bagaimana perasaanmu saat kehilangan mainanmu?" "Bagaimana perasaanmu tentang cerita itu?".

Setelah anak-anak terampil dalam mengekspresikan reaksi emosional mereka sendiri, mulailah mengajukan pertanyaan tentang bagaimana perasaan orang lain.

"Menurutmu bagaimana perasaan temanmu ketika kamu mengambil mainan yang dia mainkan?"

Dengan menanggapi pertanyaan tentang emosi, anak-anak dapat mulai berpikir tentang bagaimana tindakan mereka sendiri dapat memengaruhi emosi orang-orang di sekitar mereka.

2. Melatih Kerja Sama

Agar Si Kecil memiliki keterampilan sosial yang baik, Moms juga perlu mengajarkan mereka untuk bekerja sama. Kerja sama adalah salah satu keterampilan yang bisa didapat dari pengalaman langsung.

Jadi, mulai lah dengan mengajak anak berinteraksi dan bermain dengan anak-anak lain sehingga mereka mengerti cara berhubungan dengan orang lain.

Meski mungkin cara Si Kecil bekerja sama dengan orang lain tidak langsung dilakukan dengan benar karena anak-anak sering kurang kesabaran dan kemampuan untuk berbagi, hal-hal ini bisa berkembang secara bertahap akan mulai membaik seiring bertambahnya usia dan pengalaman.

Saat anak-anak bermain dan berinteraksi, mereka juga mulai mengembangkan keterampilan pemecahan masalah sosial.

Awalnya, hal ini mungkin melibatkan banyak argumen dan konflik dengan saudara kandung dan teman sebaya.

Tetapi pada akhirnya, anak-anak akan belajar bagaimana bernegosiasi dan berkompromi dengan anak-anak lain.


3. Apresiasi Perilaku Baik

Anak Bermain Bersama
Foto: Anak Bermain Bersama (Orami Photo Stock)

Hal lain yang tak kalah penting dalam mengajarkan keterampilan sosial balita, yakni pastikan untuk memberikan pujian saat anak Moms menunjukkan perilaku sosial yang baik.

Dengan demikian, Moms dapat membantu anak-anak merasa baik tentang diri mereka sendiri yang pada akhirnya memainkan peran penting dalam mengembangkan rasa empati dan kemampuan sosial serta emosionalnya.

Apresiasi ini mungkin saja dapat memotivasi anak untuk selalu berperilaku baik.

Jadi, tidak hanya membuat anak kecil merasa nyaman dengan diri mereka sendiri, tetapi juga membantu mereka memahami mengapa perilaku tertentu diinginkan dan layak dipuji.

Selain itu, menciptakan iklim positif di mana anak-anak diizinkan untuk berbagi perasaan mereka, anak-anak secara alami akan mulai menjadi lebih murah hati dan bijaksana.

Baca Juga: 14 Rekomendasi Buku Parenting, Bantu Orang Tua Mendidik Anak

4. Dukungan Nutrisi

Selain mengajarkan mereka agar kemampuan sosial yang baik, penting juga bagi Moms untuk memerhatikan asupan nutrisi sebagai bentuk dukungan.

Karena seperti yang Moms ketahui, makanan bergizi dapat mendukung kemampuan belajar Si Kecil.

Pastikan anak-anak mendapatkan makanan yang mengandung makronutrien, yakni karbohidrat, protein, dan lemak serta mikronutrien berupa vitamin dan mineral selama masa tumbuh kembangnya.

Pemberian ASI ekslusif selama bayi-usia 2 tahun juga memiliki peran yang cukup penting, lho.

Berdasarkan penelitian yang diterbikan dalam Public Library of Science menunjukkan bahwa, bayi yang diberikan ASI akan memiliki skor komposit sosio-emosional lebih baik.

Menurut Italian Journal of Pediatrics, ASI merupakan makanan utama bayi yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan gizi baik energi, protein, karbohidrat, lipid, vitamin, maupun cairan.

Oleh karena itu, pemberian ASI yang tercukupi membawa dampak yang sangat baik tumbuh kembang Si Kecil.

5. Jadilah Contoh yang Baik

Jangan lupa Moms, jadilah orang tua yang memberikan contoh atau teladan dengan baik.

Apabila Moms dan Dads ingin Si Kecil memiliki keterampilan sosial yang baik, tunjukkan lah melalui perilaku sehari-hari di rumah.

Otak anak-anak diibaratkan seperti spons yang mampu menyerap setiap perilaku dan pembelajaran di sekitar mereka.

Jadi, jika anak melihat orang tua mereka berbagi, mengungkapkan rasa terima kasih, membantu, dan berbagi perasaan, anak pun akan memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana berinteraksi dengan orang lain di luar rumah.

6. Selalu Lakukan Kontak Mata Ketika Berbicara

Mencoba tips ini akan sangat membantu meningkatkan keterampilan sosial anak Moks.

Kontak mata terdengar seperti hal yang sangat sederhana, namun hal tersebut merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dimiliki setiap orang.

Melakukan kontak mata dengan lawan bicara dapat menunjukkan bahwa kita mendengarkan percakapan dan sepenuhnya terlibat dalam interaksi sosial.

Saat berbicara dengan orang lain, dorong Si Kecil untuk tetap melakukan kontak mata, serta bantu mereka berlatih berbicara dengan orang lain sambil menatap mata mereka.

Ini akan membuat mereka merasa lebih percaya diri dan merasa didengar orang lain.

7. Ketahui Batasan Anak

Anak Bermain di Sekolah
Foto: Anak Bermain di Sekolah (Unsplash.com/Anil Sharma)

Setiap anak bersosialisasi dengan cara yang berbeda.

Seorang anak introvert mungkin lebih cepat lelah ketika berada dalam interaksi sosial, sedangkan anak yang ekstrovert dapat lebih nyaman berinteraksi dan tidak menyukai keheningan.

Sebagai orang tua, jangan pernah memaksa Si Kecil ke dalam interaksi sosial yang membuat mereka merasa tidak nyaman

Beri mereka kesempatan untuk belajar di waktu mereka sendiri dan selalu memberi mereka dukungan di setiap kesempatan.

Baca Juga: 7+ Rekomendasi Mainan Edukasi Anak Terfavorit Masa Kini

Terlepas dari sifatnya yang pemalu ataupun mudah bergaul, setiap anak pasti akan melalui tahapan perkembangan sosial seperti di atas.

Jangan khawatir, Moms selalu bisa berkonsultasi dengan dokter atau psikolog anak bila khawatir perkembangan si kecil terasa lambat atau tertunda.

Nah, sudah sampai manakah perkembangan sosial balita kesayangan Moms?

  • https://helpmegrowmn.org/HMG/DevelopMilestone/SocialEmotionalMilestones/index.html
  • https://pathways.org/topics-of-development/social-emotional/
  • https://www.verywellfamily.com/what-is-a-developmental-milestone-2795123
  • https://www.verywellfamily.com/child-development-overview-4172261
  • https://www.verywellmind.com/social-and-emotional-development-in-early-childhood-2795106
  • https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0158086
  • https://ijponline.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13052-021-01061-0
  • https://www.learninglinks.org.au/seven-ways-to-improve-your-childs-social-skills/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.