Jalani Peran Single Parent Saat Anak Masih Bayi, Membuat Saya Harus Jadi Ayah Sigap
Rizky Fauzy, suami dari (alm.) Vania Damayanti, dan ayah bagi Katalika Luna Kiandra (4 tahun), dan Smara Saka Samsara (7 bulan)
Rizky Fauzy, yang merupakan single parent, karyawan, sekaligus musician-in-progress, sadar betapa krusialnya sosok ayah dalam masa tumbuh kembang kedua anaknya, Katalika Luna Kiandra dan Smara Saka Samsara.
Setelah kepergian sang istri, Vania Damayanti yang mengalami PPCM (Peripartum Cardiomyopathy), membuat Rizky harus menjadi ayah yang sigap, dan mengerti akan kebutuhan Katalika dan Smara.
Ia mengatakan bahwa seorang ayah tidak hanya menjadi sosok yang menafkahi, tetapi juga harus peka dan penting memantau proses pertumbuhan dan perkembangan anaknya.
"Menjadi ayah itu harus jeli. Pahami bagaimana anak berinteraksi, dan bagaimana mereka mencoba merespon hal-hal di sekitar mereka. Dari situ, kita bisa tahu apa yang anak butuhkan. Ketika anak merasa aman dan nyaman, dia merasa memiliki pendukung untuk hal-hal yang ia temukan dan lakukan setiap harinya," terang Rizky.
Rizky pun membagikan kisah tentang keluarga kecilnya ini, mulai saat ia harus mengalami kepahitan karena ditinggal istrinya, hingga kini kembali disiplin dan sigap dalam mengurus kedua anaknya, sambil mendapatkan dukungan penuh dari orang-orang di sekitarnya.
Baca Juga: Ikut Ngidam, 1 dari 5 Perubahan yang Terjadi Pada Calon Ayah Ketika Tahu Istrinya Hamil
Istri Harus Pergi Lebih Awal, Karena Kondisi PPCM
Foto: instagram.com/ayahkins
Vania Damayanti, atau yang akrab disapa Mbak Anye, mengalami kondisi peripartum cardiomyopathy (juga dikenal postpartum cardiomyopathy) usai melahirkan anak keduanya, Smara Saka Samsara.
Mengutip American Heart Association, peripartum cardiomyopathy (PPCM), adalah bentuk gagal jantung yang jarang terjadi selama bulan terakhir kehamilan atau hingga lima bulan setelah melahirkan. Secara harfiah, cardiomyopathy berarti penyakit otot jantung.
Dalam unggahan Instagram-nya, Rizky Fauzy menyebutkan jika (alm.) Anye menjalani proses persalinan caesar untuk melahirkan Smara, dan operasi ini berjalan lancar, dan operasi dilakukan dengan cepat, serta kondisi ibu dan bayi yang juga sehat.
Namun, tiga minggu setelahnya, saat tanggal 3 Mei 2020, (alm.) Anye tiba-tiba mengalami sesak, dan pada tanggal 4 Mei didiagnosa kondisi PPCM.
Rizky menjelaskan, bahwa sebenarnya kala itu sang istri mendapatkan dua diagnosis, mengingat di bulan Mei pandemi COVID-19 di Indonesia sedang berada di puncaknya.
"Dokter mencurigai dua kondisi, PPCM dan COVID-19. Karena memang dia mengalami sesak napas dan ada gejala COVID-19. Tapi, setelah dilakukan tes darah, rontgen, rapid test, dan ia sebelumnya sempat swab test dan hasilnya negatif, disimpulkan kalau ini bukan COVID, dan lebih ke PPCM," terang Rizky.
Menjadi penyakit yang masih belum diketahui secara pasti penyebabnya, Rizky mengakui bila kala itu ia dan Anye sedikit tidak waspada dengan PPCM, dan mengira ini adalah bentuk asma biasa.
"Saat diperiksa, ternyata kondisi paru-parunya sudah lumayan menuju kritis, lalu saat itu tindakannya banyak. Kondisi dropnya cepat sekali, mungkin hanya sekitar 1-2 jam," cerita Rizky.
Hingga pada tanggal 4 Mei 2020 pukul 20.30 WIB, Rizky, bersama Katalika dan Smara, harus merelakan kepergian Vania Damayanti, sosok istri dan ibu yang paling mereka cintai.
Baca Juga: 5 Alasan Pola Asuh Ayah yang Santai Punya Nilai Lebih Bagi Anak
Langsung Sigap Menjadi Single Parent
Foto: instagram.com/ayahkins
Meskipun ditinggal oleh istri ketika anaknya masih kecil, tetapi Rizky tidak berusaha menutupi fakta bahwa ibu Katalika dan Smara, telah meninggal dunia. Menurutnya, ketika ditutupi, akan ada persoalan lain yang nantinya akan merepotkan.
"Saat melihat jenazah ibunya, Katalika masih polos dan bertanya kenapa ibunya diberikan kapas. Kala itu, saya ajak Katalika, sambil menggendong Smara, saya jelaskan kalau ibu sudah pulang ke rumah Allah SWT, dan tidak ada di sini lagi. 'Kita hanya bisa doakan supaya ibu di sana senyum terus'," ungkap Rizky.
Diakui dirinya, hingga saat ini Rizky memang masih merasakan 'serangan' duka yang datang kapan saja dan di mana saja, bahkan terkadang ia mengingat sosok istrinya tanpa melihat waktu, tempat, dan juga suasana.
Tetapi, Rizky dapat melakukan proses adaptasi, dan sadar bahwa ia harus menyusun strategi, bagaimana untuk menghadapi situasi baru yaitu menjadi single parent bagi Katalika, dan Smara yang masih bayi.
"Pertama, saya mencari pertolongan ke ibu saya. Jadi, ibu saya waktu itu diminta datang ke rumah untuk membantu mengurus anak yang kecil. Waktu itu juga butuh donor ASIP, dan dapat bantuan dari teman-teman saya dan teman-teman (alm.) Anye untuk kebutuhan ASIP Smara kala itu," terang Rizky.
Kala itu, Rizky Fauzy juga harus bergerak cepat mencari ASIP dengan berkonsultasi ke dokter.
"Kedua, saya juga harus disiplin soal waktu, finansial, dan energi juga. Dalam keseharian, saya harus sudah siap dan tahu hendak melakukan apa saja. Karena sudah berbagi tugas dengan ibu, ini juga meringankan saya dari segi pekerjaan rumah tangga," lanjutnya.
Tahun 2020 menjadi tahun yang cukup menantang bagi Rizky. Ia telah kehilangan istri, dan harus mengurus anak keduanya yang masih bayi dan perlu asupan ASI, sekaligus mengurus anak pertama yang sudah memasuki usia sekolah.
"Katalika sudah school from home (SFH), jadi harus diperhatikan dan diajarkan sungguh-sungguh, supaya tetap bisa sekolah dengan keadaan seperti ini. Saya juga work from home (WFH), lalu sempat dimutasi dari pekerjaan, bertemu bos baru, rekan baru. Hal-hal seperti itu lumayan menantang. Tapi, alhamdulillah bisa ke-cover," cerita Rizky.
Ia menjelaskan bahwa ketika dihadapi dengan situasi yang menantang, penting untuk membuat strategi dan harus disiplin waktu, tetapi tetap ingat bagaimana cara menyenangkan diri sendiri.
"Akhirnya sampai sekarang terbiasa, dan untungnya dapat dukungan dari orang rumah, dari ibu saya sendiri, dan juga teman-teman dari segi moral," terangnya.
"Penting sediakan waktu untuk diri sendiri. Karena sudah sibuk bekerja, mengurus anak, belum lagi dengan kesedihannya. Kalau tidak diseimbangi dengan menyisihkan waktu untuk diri sendiri bisa stres dan depresi. Makanya, saya imbangi dengan musik, bermain bersama anak, menonton televisi, browsing media sosial," lanjut Rizky.
Baca Juga: 4 Momen Ayah dan Bayi yang Penting Dialami demi Ikatan yang Kuat
Pola Asuh untuk Katalika dan Smara
Foto: instagram.com/ayahkins
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Rizky Fauzy sadar akan pentingnya keterlibatan seorang ayah untuk tumbuh kembang anak. Tidak hanya dengan memberikan nafkah, tetapi juga harus peka akan kebutuhan anak.
"Kita harus jeli bagaimana anak berinteraksi, dan bagaimana mereka merespon hal-hal di sekitar mereka. Dari situ, kita bisa tahu apa yang dibutuhkan anak, apakah kata-kata suportif atau dukungan lain. Jadi, anak akan merasa aman dan nyaman, dan merasa punya pendukung untuk hal-hal yang ia temukan dan lakukan setiap harinya," jelas Rizky.
Dari anak pertama, hingga anak kedua, Rizky mengaku bila dirinya tidak merasa kaget ketika menjadi ayah baru. Hal ini berkat lingkaran pertemanannya yang sudah lebih dahulu memiliki anak dan diunggah di media sosial, dan hal ini membantu dirinya mengenali kondisi yang akan ia hadapi.
"Kalau kaget menjadi ayah, enggak juga. Tapi saat melakukannya, memang banyak hal-hal baru yang harus ditekuni, hingga akhirnya bisa menjadi kebiasaan," terangnya.
Ia memberikan contoh, saat anak pertama baru pulang dari rumah sakit, tidak ada yang berani memandikannya. Rizky pun merasa sebagai seorang ayah, ia harus berani mengambil langkah.
"Padahal waktu itu tali pusar Katalika masih belum putus, tubuhnya masih merah, masih ringkih sekali. Tapi, saya coba beranikan diri, dengan menggunakan referensi media. Di situ kita bisa baca, pelajari, filter, lalu lakukan secara tekun, yang nantinya akan menjadi kebiasaan," ungkap Rizky.
"Saya menjadi seperti sekarang itu karena merasa menghargai istri saya, ketika dia sudah mengandung 9 bulan lamanya, lalu lihat proses melahirkannya seperti apa. Menurut saya, seorang ayah atau suami harus benar-benar sadar diri. Karena untuk melahirkan dan mengurus anak ini tidak mudah. Bagaimana pun, ketika terjadi sesuatu dengan anak-anak, ayah yang harus bertindak. Jadi, kita masih siap untuk menghadapi hal-hal yang dapat diperkirakan," lanjutnya.
Keterlibatannya sebagai seorang suami juga semakin terbukti, dengan Rizky yang juga mahir dalam membuat MPASI. Ia pun mempelajari cara membuat MPASI dari (alm.) Anye dan otodidak. Keahlian ini pun jadi semakin berguna, saat ia menjadi single parent.
"Dulu sebelum pandemi, karena kami berdua bekerja dan sama-sama capek, rasanya enggak adil saja kalau seorang ibu yang harus terus mengurus anak, tapi suami hanya diam saja di rumah, padahal bisa dibantu. Jadi, aku coba support istri dengan mencoba belajar membuat MPASI," jelas Rizky.
Baca Juga: Peran Ayah Dalam Perkembangan Sosial Emosional Anak
Pentingnya Disiplin Waktu dalam Menjalani Kehidupan
Foto: instagram.com/ayahkins
Beberapa kali, Rizky Fauzy menyebutkan pentingnya disiplin waktu dalam menjalani kehidupannya bersama Katalika dan Smara. Rizky memberi tahu bahwa menjadi single parent, berarti harus pintar dalam mengatur strategi.
"Saya harus membagi apa saja hal-hal yang harus dikerjakan, seperti keperluan anak, kantor, dan hobi saya. Setiap hari, saya punya target jam 9 pagi sudah harus menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Lalu, memandikan Katalika sebelum ia SFH. Di situ, saya temani dia belajar sampai selesai. Lalu, saya bisa fokus kerja dengan WFH, seterusnya sampai jam 8 malam," cerita Rizky.
Lebih lanjut, usai bekerja, Rizky bermain dengan kedua anaknya hingga jam 9-10 malam. Baru setelah itu, ia bisa kembali menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri dengan menonton YouTube, dan bermain media sosial.
Salah satu hobinya yang ia lakukan adalah bermain musik. Apalagi, Rizky juga memiliki akun Sound Cloud yang menyertakan proyek musiknya. Ketertarikannya di bidang seni membuat dirinya mencoba mendekatkan Katalika dan Smara dengan kesenian.
"Sebenarnya, saya punya pandangan kalau seni itu hal yang sangat penting untuk perkembangan anak. Karena, selain bisa belajar dengan cara yang menyenangkan, mereka juga dapat mengeksplorasi diri sendiri, dan senang karena ada pembelajaran. Itu salah satu yang saya yakini dari mendekatkan diri kepada bidang seni musik, dll," jelasnya.
Baca Juga: 3+ Tanda Ayah dan Suami Ideal dalam Islam
Pesan dari Seorang Ayah untuk Kedua Anaknya
Foto: instagram.com/ayahkins
Sebagai ayah bagi Katalika dan Smara, harapan Rizky Fauzy sangat sederhana. Ia ingin selalu ada dalam setiap tahap perkembangan kedua anaknya.
"Orang tua itu sebagai rumah bagi anak-anaknya. Ketika butuh teman cerita, saat mereka merasa sedih, senang, mereka akan bisa terbuka ketika kita terbuka juga dengan mereka. Paling penting, saya ingin menanamkan ke anak-anak saya bahwa di dunia ini ada banyak perbedaan. Hal ini wajar, dan kita harus menghargai perbedaan itu," ungkap Rizky.
"Misalnya, dari ras, suku, agama, dan asal muasal. Jadi, saya ingin anak-anak saya menghargai hal tersebut, dan saya ingin kedua anak saya menghargai hal-hal yang tidak ternilai, seperti persahabatan, atau kepedulian kepada orang lain," lanjutnya.
"Terakhir, saya akan coba mengajarkan bahwa kegagalan dalam hidup itu sebenarnya hal yang wajar. Mereka bisa belajar dari kegagalan itu, dan jadikan hal tersebut bekal untuk menjadi lebih kuat lagi dalam menjalani hidup. Didik anak agar punya rasa toleransi tinggi, tetapi tetap mandiri," tutup Rizky.
Itu dia, kisah dari Rizky Fauzy, yang menjadi single parent bagi Katalika Luna Kiandra, dan Smara Saka Samsara. Semoga kisah Rizky dapat menjadi inspirasi dan dukungan bagi Dads di Hari Ayah Nasional yang spesial ini, ya!
- https://www.heart.org/en/health-topics/cardiomyopathy/what-is-cardiomyopathy-in-adults/peripartum-cardiomyopathy-ppcm
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.