Bagaimana Cara Menghadapi Kemarahan Selama Kehamilan? Ini 6 Langkahnya
Moms, kehamilan seharusnya menjadi saat yang menyenangkan dalam kehidupan setiap wanita. Walaupun begitu keadaan ini juga membuat calon ibu rentan terhadap perasan stress, hingga kecemasan.
Meski normal merasa marah juga frustasi, kemarahan saat hamil secara terus-menerus mungkin memiliki akibat tertentu bahkan Si Kecil dalam kandungan pun dapat merasakan semua yang dialami Moms termasuk kemarahan berdasarkan studi Environtment Health Perspective.
Bahkan, kemarahan saat hamil dalam jangka panjang dapat menyebabkan efek merugikan bagi Si Kecil dalam kandungan. Menurut studi dari University of IOWA, Si Kecil bisa mengalami lahir prematur (sebelum 37 minggu), kelahiran bermasalah, atau berat badan bayi rendah.
Baca Juga: 15 Aspek Fisik dan Mental yang Penting Dipersiapkan Sebelum Hamil
Cara Menghadapi Kemarahan Saat Hamil
Mengapa beberapa ibu hamil mengalami kemarahan? Moms tidak bisa menyalahkan semuanya pada hormon.
”Hormon mungkin berperan, tetapi belum ada data medis konklusif,” kata Lori Altshuler, M.D., direktur Program Penelitian Gangguan Suasana Hati di UCLA.
Lalu, alasan lain kemarahan saat hamil adalah Moms merasa tidak enak badan sehingga kemampuan untuk tetap tenang pun rendah. Kelelahan dan ketidaknyamanan fisik merupakan penyebab terbesar terhadap kemarahan saat hamil. Lalu, bagaimana cara menghadapi kemarahan saat hamil?
Menurut American Psychological Association (APA), ada beberapa langkah sederhana yang dapat Moms terapkan untuk mengendalikan kemarahan saat hamil, yaitu:
1. Relaksasi
Foto: Orami Photo Stocks
Moms, teknik relaksasi sederhana seperti pernapasan dalam sangat berguna untuk menghadapi kemarahan saat hamil. Caranya:
- Napas dalam-dalam dari diafragma. Pantau napas yang datang dari jauh di dalam tubuh dan bukan hanya dari dada.
- Terus ingatkan diri untuk tetap tenang atau santai saat Moms menarik napas dalam-dalam
- Latihan yoga yang lambat dan tidak berat membuat otot rileks, dan Moms bisa merasa lebih tenang.
- Renungkan setidaknya sepuluh menit setiap pagi untuk mendapatkan hasil terbaik. Ini juga mengatur kondisi mental.
2. Ubah Cara Berpikir
Ketika kemarahan saat hamil menghampiri, Moms cenderung berbicara sesuatu yang tidak perlu.
Moms bisa melampiaskan frustasi yang tidak aktif sama sekali tidak terkait dengan situasi. Karena itu, bersikaplah rasional dan nada suara biasakan untuk rendah.
3. Tingkatkan Komunikasi
Foto: Orami Photo Stocks
Saat mengalami kemarahan saat hamil, Moms tentu melompat ke kesimpulan yang tidak akurat sehingga dapat menciptakan celah dalam hubungan. Moms harus selalu memperlambat dan berpikir sebelum mengatakan sesuatu.
Baca Juga:Jangan Marah-Marah Saat Hamil, Ini Akibatnya!
4. Ubah Kebiasaan
Cobalah untuk menganalisis situasi yang membuat Moms marah dan kemudian temukan cara untuk menghadapinya.
Jika tidak dapat mengubah situasi, setidaknya ubah cara bereaksi terhadap situasi tertentu atau seseorang.
5. Berhenti Khawatir
Foto: Orami Photo Stocks
Khawatir menjadi salah satu penyebab kemarahan terbesar dalam kehamilan. Semakin Moms khawatir, semakin gelisah. Ini menciptakan dampak signifikan pada respons emosional Moms kepada orang sekitar.
Singkirkan semua kekhawatiran Moms dan gantilah dengan beristirahat. Karena, semua ini adalah masalah sepele dibandingkan dengna karunia kegembiraan yang sedang menuju ke kehidupan Mom.
6. Melamun
Sebut saja keadaan ini romantis, tetapi memimpikan Si Kecil dalam kandungan serta peran baru sebagai seorang ibu membantu mengangkat suasana hati. Sehingga, tak ada salahnya untuk melamun saat hamil.
Bayangkan saja visual yang penuh kasih menghabiskan waktu dengan bayi dan ikatan dengan pasangan ketika Moms juga Dads menjadi orang tua. Imajinasi visual menaburkan benih kesehatan dan kebahagiaan di alam bawah sadar, membuka jalan untuk menjadi orang yang bahagia.
Moms dapat melakukan upaya untuk menganalisis situasi agar dapat menghadapi kemarahan saat hamil. Walau mungkin tidak dapat mengubah situasi tetapi Moms selalu dapat belajar untuk bereaksi secara berbeda. Bila sudah bereaksi sebelumnya, pikirkan bagaimana bisa bereaksi dengan cara yang lebih seimbang sehingga tidak mengulanginya lagi.
Baca Juga: Mengapa Ibu Hamil Lebih Sensitif dan Mudah Marah?
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.