28 September 2020

4 Cara Menurunkan Panas pada Balita, Terapkan ya Moms!

Moms, berikut ini cara menurunkan panas pada balita yang perlu diketahui.

Bayi yang masih berusia di bawah 5 tahun umumnya mudah terserang infeksi penyakit.

Hal ini karena kekebalan tubuh mereka masih lemah dan orang tua perlu memerhatikan dengan baik kesehatannya.

Salah satu gangguan kesehatan yang bisa menyerang balita adalah demam, yang ditandai dengan suhu badan meningkat.

Sebaiknya Moms tidak keburu panik karena ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menurunkan panas pada balita.

Namun, apabila berbagai cara sudah ditempuh dan anak masih demam, sebaiknya Moms segera membawanya ke dokter, ya.

Sebelumnya, berikut ini cara menurunkan panas pada balita yang bisa Moms lakukan.

Baca Juga: Psikolog Anak Jelaskan Tips Menenangkan Tantrum Anak Saat Demam

Cara Menurunkan Panas pada Balita

segera ukur suhu tubuh anak
Foto: segera ukur suhu tubuh anak

Foto: Orami Photo Stock

1. Segera Ukur Suhu Balita

National Health Service UK (NHS) mengungkapkan, suhu normal pada bayi dan balita sekitar 36,4 derajat Celcius, namun dapat berbeda untuk setiap anak. Namun, ketika suhu tubuhnya mencapai 38 derajat Celcius, Moms perlu waspada.

Pada dasarnya, suhu tubuh yang tinggi adalah respons alami tubuh untuk melawan infeksi seperti batuk dan pilek.

Namun, banyak hal juga yang dapat menyebabkan suhu tinggi pada anak, seperti penyakit cacar air dan tonsilitis. Suhu tinggi pada balita juga kerap terjadi setelah ia menerima vaksinasi.

Beberapa tanda yang bisa ditunjukkan balita saat suhu tubuhnya tinggi, yaitu terasa lebih panas saat disentuh di bagian dahi, punggung, dan perut. Si Kecil juga lebih sering berkeringat, pipinya memerah, dan tubuhnya terasa lebih lembap.

Jika Moms belum tahu cara mengukur suhu tubuh balita, berikut ini cara yang bisa dilakukan:

  1. Suhu ketiak: memiliki akurasi paling rendah dibandingkan teknik pengambilan suhu di bagian tubuh lain. Pengukuran suhu di ketiak dilakukan dengan meletakkan termometer di ketiak selama 4-5 menit.
  2. Suhu telinga: diukur dengan termometer digital khusus yang mampu menghitung radiasi inframerah dari gendang telinga. Letakkan pengukur suhu di lubang telinga terbuka, arahkan ke gendang telinga, dan ukur selama 3 menit.
  3. Suhu mulut: letakkan termometer di bawah lidah anak dan dapat dilakukan selama 2-3 menit. Namun, teknik ini sedikit membuat anak merasa tidak nyaman.
  4. Suhu anus: dianggap paling akurat. Caranya, lapisi ujung termometer dengan petroleum jelly agar kulit anus anak tidak lecet. Minta anak berbaring tengkurap, dan masukkan termometer ke dalam anak sepanjang 1-2 cm. Usahakan anak tidak bergerak 2-3 menit.

Nah, sebaiknya Moms menggunakan termometer digital untuk mengukur suhu tubuh anak dengan hasil yang lebih akurat.

Lakukan pengukuran suhu tubuh secara berkala. Nah, setelah mengetahui suhu tubuh anak, maka Moms bisa segera melakukan penanganan untuk menurunkan panas pada balita.

Baca Juga: Menangani Ruam Kulit Balita yang Disertai Demam

2. Kenakan Pakaian yang Tipis

kenakan pakaian yang tipis
Foto: kenakan pakaian yang tipis

Foto: Orami Photo Stock

Saat balita mengalami demam, mungkin saja Moms merasa perlu memakaikan pakaian tebal dan selimut berlapis-lapis ke tubuhnya. Nyatanya, hal ini sangat salah, ya, Moms.

Dilansir dari laman Kids Health, menurunkan panas pada balita sebaiknya dengan memakai pakaian yang ringan dan selimut yang tipis.

Pakaian atau selimut yang bertumpuk justru dapat mencegah panas tubuh keluar dan menyebabkan suhu tubuhnya semakin meningkat.

Selain itu, pastikan kamar tidur anak memiliki suhu yang nyaman, tidak terlalu panas atau tidak terlalu dingin.

3. Berikan Banyak Cairan

berikan banyak cairan
Foto: berikan banyak cairan

Foto: Orami Photo Stock

Tindakan ini sangat penting untuk dilakukan sebagai cara menurunkan panas pada balita adalah mencegah terjadinya dehidrasi.

Moms bisa memberikannya air hangat, sup bening atau sup ayam, atau gelatin sesuai dengan kemauannya.

Terpenting, tubuhnya tetap terhidrasi dengan baik. Bila balita masih menyusu, Moms tetap dapat memberikannya ASI.

Namun, hindari memberikan minuman yang mengandung kafein, termasuk teh, karena dapat memperparah dehidrasi dengan meningkatkan frekuensi buang air kecil.

Jika balita juga mengalami muntah atau diare, sebaiknya berikan larutan elektrolit yang khusus untuk anak.

Jangan memberikan minuman olahraga, karena minuman tersebut tidak dibuat untuk anak-anak dan terdapat tambahan gula yang bisa memperburuk diare. Selain itu, batasi juga asupan buah dan jus apel untuk balita.

4. Kompres Kain Hangat

kompres kain hangat
Foto: kompres kain hangat (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Photo Stock

Dilansir dari laman Nationwide Children's Hospital, teknik sponge baths bisa dilakukan sebagai cara menurunkan panas pada balita. Juga ketika balita muntah dan tidak mampu untuk minum obat.

Caranya, bisa dengan menempatkan anak di bak mandi yang sudah diisi air hangat. Penguapan akan membantu mendinginkan kulit dan menurunkan demam.

Jika balita tidak mampu masuk ke bak mandi, Moms bisa semudah menaruh kain lap basah yang hangat di perut, selangkangan, bawah lengan, dan belakang lehernya.

Hindari menggunakan air dingin untuk menyeka tubuh anak karena bisa membuatnya merasa tidak nyaman dan bisa sebabkan menggigil.

Selain itu, jangan tambahkan alkohol ke dalam air. Hal ini karena alkohol dapat diserap ke dalam kulit atau dihirup. Nah, hal ini bisa mengakibatkan masalah kesehatan yang lebih serius.

Setelah mandi, Moms bisa memberikannya minyak telon untuk memberikan efek relaksasi pada sistem saraf dan ototnya. Minyak telon juga dapat mencegah perut kembung pada balita.

Namun perlu diingat, teknik sponge baths ini bisa jadi hanya membuat perubahan sementara. Apabila suhu tubuh balita kembali tinggi, Moms dapat memberikannya obat penurun demam.

Baca Juga: Perlukah Bayi Diolesi Minyak Telon? Ternyata Banyak Manfaatnya Lho

Obat untuk Menurunkan Panas pada Balita

paracetamol, obat penurun panas pada balita
Foto: paracetamol, obat penurun panas pada balita (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Photo Stock

Obat penurun demam dan nyeri yang bisa Moms berikan pada balita adalah paracetamol dan ibuprofen.

Namun, jangan memberikan ibuprofen pada balita yang mengidap asma.

Selain itu, hindari memberikan aspirin pada anak di bawah usia 16 tahun karena meningkatkan risiko terkena sindrom Reye.

Paracetamol dikenal juga sebagai acetaminophen yang menjadi obat penurun demam dan nyeri ringan yang sudah terkenal aman. Sedangkan, ibuprofen lebih baru daripada paracetamol.

Fungsinya sama, yaitu meredakan nyeri dan demam ringan sampai sedang. Lantas, manakah yang lebih baik Moms berikan saat balita panas?

Paracetamol bisa digunakan oleh bayi yang berusia di atas usia satu bulan sampai orang dewasa, sedangkan ibuprofen hanya boleh dikonsumsi oleh bayi di atas usia enam bulan.

“Paracetamol bisa diberikan setiap empat jam sekali dan tidak lebih dari empat kali sehari. Sedangkan, ibuprofen sebaiknya diberikan dengan jarak 6-8 jam dan tidak boleh lebih dari tiga dosis dalam waktu 24 jam,” ungkap Dr. Jordan Reeder, dokter di Amerika Serikat.

Dilihat berdasarkan fungsinya sebenarnya keduanya sama saja, hanya berdasarkan kecocokan masing-masing saja. Namun, hindari menggabungkan keduanya tanpa adanya resep dokter, ya, Moms.

Ketika suhu tubuh balita tinggi dapat menyebabkan sakit kepala, tidak enak badan, dan rasa sakit di seluruh tubuh. Nah, paling amannya Moms bisa memberikan paracetamol.

Baca Juga: Berikan 4 Makanan Ini Saat Balita Demam Supaya Cepat Sembuh

Demam Naik Turun, Haruskah Periksa ke Dokter?

demam anak naik turun
Foto: demam anak naik turun (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Photo Stock

Jika Moms sudah melakukan berbagai cara menurunkan panas pada balita, namun kondisi Si Kecil tidak kunjung membaik, kapan sebaiknya membawanya ke dokter?

Begini Moms, saat demam, suhu tubuh anak akan naik dan turun setiap beberapa jam sekali.

Ketika suhu tubuh meningkat, anak mungkin akan merasakan dingin pada seluruh tubuhnya. Sementara itu, ketika suhu tubuhnya menurun, maka ia akan mengeluarkan banyak keringat.

Moms tidak perlu khawatir apabila demam yang dialami balita tidak berlangsung lebih dari lima hari dan Si Kecil masih berperilaku normal. Artinya, ia masih mau untuk bermain, makan, dan minum dengan normal walaupun tubuhnya demam.

Ketika suhu tubuh anak tidak lebih dari 39,2 derajat Celcius dan demam terjadi setelah anak diimunisasi, Moms juga tidak perlu khawatir.

Sebaliknya, Moms harus segera membawa anak ke dokter ketika menunjukkan gejala, seperti:

  • Suhu tubuh lebih dari 40 derajat Celcius.
  • Suhu tubuh di bawah 40 derajat Celcius, namun balita mengalami diare, muntah-muntah, dehidrasi, dan sakit pada tenggorokannya.
  • Balita tidak berhenti menangis dan kesulitan untuk bangun.
  • Mencondongkan tubuh ke depan dan meneteskan air liur.
  • Muncul ruam atau memar pada kulitnya.
  • Alami kesulitan bernapas yang tidak kunjung membaik saat hidungnya dibersihkan.
  • Sakit perut yang membuat ia sangat rewel.
  • Balita mengalami kejang.

Baca Juga: Demam Scarlet Pada Balita: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Itulah beberapa hal yang perlu dipahami tentang cara menurunkan panas pada balita dan tanda-tanda Moms harus segera membawanya ke rumah sakit.

Intinya, usahakan untuk tetap tenang, ya. Rasa khawatir itu pasti ada, namun Moms harus mengelola dengan baik agar penanganan yang diberikan pada balita juga tepat.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.