12 Cara Menyapih Anak, Mudah dan Bisa Moms Coba Segera!
Masa-masa pemberian ASI akan berakhir setelah Si Kecil menginjak usia 2 tahun. Ketika Si Kecil memasuki usia tersebut Moms perlu tahu cara menyapih anak yang benar.
Di saat tersebut, Moms harus mulai mempersiapkan proses menyapih anak.
Masa-masa ini merupakan salah satu tantangan berat, khususnya untuk para ibu baru.
Ada yang merasa tidak tega, tak sedikit juga yang merasa bingung cara menyapih anak yang benar.
Tenang, tidak perlu bingung. Simak cara menyapih anak yang benar di bawah ini, yuk!
Kenali Tanda Anak Siap Disapih
Sebelum memilih cara menyapih anak, ada baiknya Moms mengetahui terlebih dahulu, apa arti menyapih.
Singkatnya menyapih adalah proses berhentinya masa menyusui berangsur-angsur atau sekaligus pada anak.
Selain itu, menyapih juga dapat diartikan sebagai proses peralihan pemberian makanan dari ASI ke sumber nutrisi lain untuk Si Kecil.
Biasanya proses ini memiliki tanda-tanda kesiapan Si Kecil untuk disapih, di antara lainnya:
- Anak tidak ingin menyusu atau rewel ketika menyusu
- Waktu menyusu semakin singkat
- Si Kecil mudah terdistraksi ketika menyusu
- Bermain-main dengan payudara ketika disusui, seperti menarik atau menggigit payudara ibu
- Hanya menyusu untuk mendapatkan rasa nyaman (mengisap puting, tapi tidak sampai mengeluarkan susu).
Proses menyapih umumnya bisa dimulai ketika bayi berusia 6 bulan, yaitu saat masa ASI eksklusif telah selesai.
Pada masa ini, anak sudah memasuki waktu untuk mencoba makanan padat sebagaipendamping ASI.
Namun kembali lagi, keputusan untuk menyapih anak adalah hal yang sifatnya pribadi dan tergantung dari kesiapan anak serta ibu.
Banyak ibu menyapih anaknya saat ia menginjak usia 2 tahun.
Cara Menyapih Anak dengan Benar
Ada beberapa cara menyapih anak atau cara memberhentikan anak minum ASI yang dianggap efektif, seperti:
1. Lakukan Secara Bertahap
Cara menyapih anak yang pertama adalah secara bertahap.
Menyapih saat bayi telah siap berpindah dari ASI dan memulai MPASI.
Menyapih bayi adalah proses yang membutuhkan kesabaran dan pengertian dari ibu dan juga anaknya.
Menyapih akan terasa lebih mudah jika dilakukan secara bertahap, selama beberapa minggu atau bulan.
Menghentikan pemberian ASI secara mendadak dan tiba-tiba, sebaiknya hanya dilakukan pada saat tertentu, sesuai kondisi Moms dan Si Kecil.
2. Kenalkan Cara Minum dengan Gelas
Cara menyapih anak yang selanjutnya adalah mengenalkan cara minum dengan gelas.
Transisi dari ASI eksklusif ke proses menyapih akan lebih mudah, jika Moms mengenalkan Si Kecil dengan gelas terlebih dahulu dibandingkan botol.
Anak yang diberikan ASI secara langsung, umumnya lebih mudah belajar minum dari gelas, dan bisa dimulai sejak usia 6 bulan.
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan pemberian ASI hanya pada bayi selama 6 bulan pertama kehidupan.
Setelah itu mulai menerapkan penyapihan dengan kombinasi makanan padat dan ASI sampai bayi berusia minimal 1 tahun. Kemudian, bayi dapat mulai minum susu sapi utuh.
Kebanyakan ahli setuju bahwa menyusui tetap dilanjutkan untuk kebutuhan Si Kecil.
Banyak wanita memilih untuk menyapih setelah usia 1 tahun.
Di usia ini, bayi sudah mulai bisa berjalan, berbicara, dan makan lebih banyak makanan padat.
Jadi mereka secara alami mungkin kehilangan minat dalam menyusui.
3. Lewati Jadwal Menyusu
Cara menyapih anak yang selanjutnya adalah melewati jadwal menyusu.
Coba lihat reaksi anak, ketika Moms mengganti ASI dengan susu formula atau susu sapi cair (jika anak sudah berusia satu tahun dan tidak menunjukkan alergi susu sapi), saat jadwal menyusunya.
Melewatkan jadwal pemberian ASI secara bertahap membantu anak menyesuaikan diri dengan kebiasaan barunya.
Selain itu, cara ini juga membantu produksi ASI Anda berkurang sedikit demi sedikit.
Sehingga, Moms bisa terhindari dari kondisi seperti mastitis, atau pembengkakan payudara.
4. Perpendek Waktu Menyusu
Mengutip Kids Health, cara menyapih anak lain yang bisa dicoba adalah dengan memperpendek waktu Si Kecil menyusu.
Jika biasanya anak menyusu selama 10 menit, kali ini coba perpendek menjadi hanya 5 menit.
Moms juga bisa memberikan kudapan yang sehat untuk anak setelah menyusu, yang sesuai dengan umurnya.
Namun, cara ini mungkin akan sedikit sulit dilakukan saat malam hari, sebelum anak tidur.
5. Tunda Waktu Menyusui dan Berikan Distraksi
Cara menyapih anak yang selanjutnya adalah menunda waktu menyusui dan memberikan distraksi.
Moms bisa menunda proses menyusui.
Caranya dengan mengurangi intensitas menyusui dalam sehari.
Metode ini umumnya akan berhasil dengan baik, jika usia anak sudah bisa diajak bernegosiasi.
Jika anak meminta untuk menyusu, katakan padanya, Moms akan memberikannya nanti.
Lalu, mulai ajak anak melakukan kegiatan lain, sebagai distraksi.
Jika anak minta untuk menyusu saat sore hari, berikan pengertian padanya, bahwa Moms baru bisa memberikannya saat malam hari, sebelum tidur.
6. Beri Beberapa Tetes ASI Saat Minum Melalui Botol
Cara menyapih anak yang selanjutnya adalah beri beberapa tetes ASI saat minum melalui botol.
Untuk mempermudah proses menyapih, juga bisa mencoba untuk memberikan beberapa tetes ASI ke bibir atau lidah anak, sebelum anak mengisap dot di botol susu.
Selain itu, Moms juga bisa mencoba memberikan sedikit ASI menggunakan botol untuk Si Kecil, beberapa jam setelah ia menyusu langsung.
Namun, perhatikan waktunya, dan berikan sebelum ia merasa kelaparan.
7. Ikuti Kemauan Anak
Cara menyapih anak selanjutnya yakni dengan mengikuti keinginannya.
Hal yang dimaksud di sini adalah ketika anak sudah tidak menyusui, lalu memiliki kebiasaan seperti mengisap jempol, biarkanlah.
Ikuti apa keinginannya, ini merupakan bentuk penyesuaian diri mereka dari proses cara menyapih anak.
Seiringnya waktu berjalan, orang tua boleh memberitahu mereka atau mendistraksi perhatiannya dengan tindakan lain.
8. Mulai di Usia Bawah 1 Tahun
Bayi tampaknya sering kehilangan minat menyusu antara 8 dan 10 bulan.
"Ini adalah saat ketika mereka menerima banyak informasi sensorik," jelas Diane Bengson, mantan direktur utama Lembaga Ibu dan Anak La Leche League di Ohio.
Cara menyapih anak di waktu ini mungkin sangat pas.
Tentu saja, beberapa bayi yang lebih tua bertekad memutuskan untuk memulainya di atas 1 tahun.
Namun Claire Lerner, LCSW, direktur utama ibu dan anak di Zero to Three, di Washington, D.C memaparkan bahwa rasa cemas menyusui pada anak timbul di usia sekitar 9 bulan.
Pada fase ini dimanfaatkan untuk memulai cara menyapih anak dengan benar.
9. Mengompres Payudara
Cara menyapih anak yang selanjutnya adalah ibu akan mengalami payudara nyeri akibat tidak disusui oleh Si Kecil.
"Dalam beberapa bulan pertama, payudara ibu akan terasa penuh," kata Freda Rosenfeld, mantan presiden Asosiasi Konsultan Laktasi New York.
Jika tidak diatasi dengan baik, ini akan memicu terjadinya pembengkakan.
Payudara akan terasa keras dan berat, bahkan mungkin merah dan panas saat disentuh.
Hal ini dapat menyebabkan saluran tersumbat, yang dapat menyebabkan mastitis, sehingga penting untuk mengobati gejala sejak dini.
Jika Moms sedang merasa payudara penuh yang tidak nyaman, kompres dengan es selama sekitar lima menit setiap kali terasa sakit.
Jika ini tidak berhasil, bisa dibantu dengan memompa ASI, tetapi pastikan untuk membatasinya menjadi tiga menit atau lebih, cukup untuk membuat rasa nyaman.
10. Susui Anak dengan Botol
Cara menyapih anak yang selanjutnya adalah dengan memberikannya susu botol.
Gendong dan peluk bayi ketika ia sedang menyusui melalui botol susu.
Mengutip Canadian Paediatrics Society, kedekatan ekstra ini akan membantu ibu dan Si Kecil dalam cara menyapih anak.
Jangan pernah menopang botol atau menyangga botol, karena dapat membuat bayi berisiko tersedak dan menyebabkan karies pada anak usia dini.
11. Tambah Porsi Makan Anak
Moms, cara menyapih anak yang selanjutnya adalah dengan menambah frekuensi waktu ia makan.
Jika Si Kecil biasa makan utama 3 kali sehari dan 2 kali camilan, ketika proses cara menyapih anak, bisa ditambahkan.
Misalnya dalam sehari, pola makan utama menjadi 4 kali yakni pagi, siang, sore dan malam. Begitu juga camilan menjadi 3 kali.
Hal ini, untuk mencegah agar anak tidak merasa kelaparan karena tidak menyusui langsung.
Selain itu, pastikan camilan yang diberikan pada anak kaya akan gizi dan kurangi kadar gula dan garam.
12. Hipnoterapi
Siapa sangka, cara menyapih anak satu ini masih sering dilakukan orang tua zaman sekarang.
Hipnoterapi dilakukan untuk anak berhenti menyusu.
Lantas apakah hipnoterapi itu? Ini adalah metode cara menyapih anak dengan mengajak anak berbicara sebelum tidur tanpa menyusui.
Mengutip Hypnotherapy for Health, cara menyapih anak ini dilakukan dengan kata-kata yang positif, singkat, dengan suara lambat, dalam, dan tenang.
Serta tak boleh ada sifat pemaksaan, sebab semua akan sia-sia jika anak enggan untuk mengikuti alur cara menyapih anak ini.
Upaya ini harus dilakukan dengan kesabaran agar sugesti tersebut bisa masuk ke dalam memori anak hingga ke alam bawah sadarnya.
Hal ini bisa dilakukan saat menjelang tidur malam, saat anak dalam kondisi sudah sangat mengantuk tetapi masih sadar dan belum benar-benar tertidur.
Hipnoterapi dapat memberikan solusi untuk beberapa masalah paling menantang yang mungkin dialami anak-anak.
Cara Mengatasi Anak Susah Disapih
Menyapih merupakan proses penting dalam pertumbuhan anak, tetapi bisa menjadi tantangan tersendiri.
Jika anak susah disapih, berikut adalah beberapa langkah yang dapat Moms pertimbangkan:
1 . Pahami Kesiapan Anak
Pastikan anak sudah cukup matang secara fisik dan emosional untuk disapih.
Biasanya, proses sapih dimulai saat anak mencapai usia 2 tahun atau lebih, tetapi setiap anak bisa berbeda.
2 . Perkenalkan Perubahan secara Bertahap
Jika anak masih menyusui, Moms bisa memperkenalkan perubahan secara perlahan.
Misalnya, mengurangi frekuensi menyusui atau memperpendek durasi setiap sesi menyusui.
3 . Berbicaralah dengan Anak
Jelaskan kepada anak dengan bahasa yang mudah dimengerti mengenai alasan sapih dan bahwa dia sudah tumbuh besar.
Ajak dia berbicara tentang proses tersebut dan beri pemahaman bahwa semua anak tumbuh dan mengalami perubahan.
4 . Tawarkan Pengganti
Jika anak masih memerlukan kenyamanan oral, tawarkan pengganti seperti botol minum dengan sedotan, cangkir, atau botol dengan air atau susu formula.
Ini bisa membantu mengurangi ketergantungan pada menyusui.
5 . Arahkan Kegiatan Positif
Arahkan perhatian anak ke kegiatan positif lainnya, seperti bermain, membaca buku, atau berinteraksi dengan teman-teman.
Ini bisa membantu mengalihkan perhatiannya dari keinginan menyusui.
6 . Ciptakan Rutinitas
Buatlah rutinitas yang mengurangi kesempatan untuk menyusui.
Misalnya, jika anak biasanya menyusu saat tertidur, coba alihkan rutinitas tidurnya dengan ritual lain yang membuatnya nyaman.
7 . Jangan Paksa
Jangan memaksa anak untuk disapih dengan tiba-tiba atau secara drastis.
Sebab ini bisa menimbulkan stres pada anak dan mengakibatkan perlawanan.
8 . Beri Pujian dan Penghargaan
Berikan pujian dan penghargaan ketika anak berhasil melewati tahap-tahap sapih.
Ini bisa memberikan dorongan positif untuk proses tersebut.
9 . Libatkan Anggota Keluarga Lain
Bisa jadi lebih mudah bagi anak untuk menerima sapih jika mendapat dukungan dari anggota keluarga lain, seperti ayah atau saudara-saudara.
10 . Konsultasi dengan Dokter atau Ahli
Jika anak menghadapi kesulitan ekstrem atau reaksi emosional yang intens saat proses sapih, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter anak atau konsultan laktasi.
Mereka dapat memberikan saran dan dukungan tambahan untuk membantu Moms dan anak melalui proses ini.
Waspada Kondisi Ini Sebelum Menyapih Anak
Ada beberapa kondisi yang perlu diwaspadai sebelum menyapih anak, agar proses tersebut berjalan lancar dan tidak menimbulkan masalah bagi ibu maupun anak.
Jika ibu atau anak sedang sakit, sebaiknya tunda proses menyapih.
Kesehatan yang baik sangat penting untuk memastikan bahwa keduanya dapat beradaptasi dengan perubahan ini tanpa stres tambahan.
Kemudian, saat anak sedang dalam fase tumbuh gigi, mereka mungkin lebih rewel dan cenderung menggigit saat menyusu. Ini bisa membuat proses menyapih menjadi lebih sulit dan emosional.
Selain itu, situasi seperti pindah rumah atau perubahan besar lainnya dalam kehidupan keluarga dapat menambah stres bagi anak.
Dalam kondisi ini, menunda penyapihan mungkin lebih baik untuk menjaga stabilitas emosional anak.
Pengaruh Penyapihan pada Anak
Menyapih anak, yaitu proses menghentikan pemberian ASI dan memperkenalkan makanan padat, memiliki pengaruh yang signifikan baik pada anak maupun ibu.
Bagi anak, menyapih merupakan langkah penting dalam perkembangan mereka.
Sebab, menyapih artinya memperkenalkan mereka pada berbagai jenis makanan yang akan membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik.
Proses ini juga penting untuk pengembangan keterampilan motorik mulut dan sosial, seperti makan bersama.
Dari sudut pandang psikologis, menyapih bisa memengaruhi rasa aman dan keterikatan anak.
Proses ini harus dilakukan secara bertahap untuk meminimalisir stres atau kecemasan pada anak.
Bagi ibu, menyapih bisa mempengaruhi keseimbangan hormonal dan emosional, serta memberikan rasa lega karena mengurangi tuntutan fisik pemberian ASI.
Setiap anak dan ibu mengalami proses menyapih yang unik, sehingga pendekatan yang sensitif dan personal sangat penting untuk transisi yang sehat dan positif bagi keduanya.
Ingat Moms, setiap anak unik, jadi mungkin diperlukan pendekatan yang berbeda.
Hal yang paling penting adalah memberikan dukungan, kesabaran, dan cinta kepada anak selama proses menyapih.
Selamat mencoba berbagai cara menyapih anak di atas, ya, Moms!
- https://kidshealth.org/en/parents/weaning.html
- https://kidshealth.org/en/parents/weaning.html
- https://www.caringforkids.cps.ca/handouts/pregnancy-and-babies/weaning_breastfeeding#
- http://hypnotherapyforhealth.ie/hypnotherapy-children/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.