16 Agustus 2022

Cedera Kepala: Gejala, Penyebab, Pemeriksaan dan Penanganan yang Tepat

Jangan sepelekan kondisi cedera kepala yang bisa berakibat fatal

Pada beberapa kondisi, cedera kepala bisa menjadi hal yang berbahaya hingga berakibat fatal.

Disebutkan dalam Johns Hopkins Medicine, cedera kepala adalah salah satu penyebab paling umum kecacatan dan kematian pada orang dewasa.

Cedera bisa terjadi ringan seperti benjolan, memar, atau luka di kepala.

Cedera kepala juga bisa bersifat sedang hingga parah karena gegar otak, luka dalam atau luka terbuka, patah tulang tengkorak.

Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan dan kerusakan otak. Penyebab terjadinya cedera ini juga beragam.

Pengobatan dilakukan juga sesuai dengan penyebabnya masing-masing. Lebih lengkapnya, simak ulasan berikut ini, ya, Moms!

Baca Juga: Gegar Otak: Gejala, Penyebab, Tingkat Keparahan, dan Cara Mengatasinya

Gejala Cedera Kepala yang Perlu Diwaspadai

Gejala Cedera Kepala yang Perlu Diwaspadai.jpg
Foto: Gejala Cedera Kepala yang Perlu Diwaspadai.jpg

Foto: kepala sakit (health.clevelandclinic.org)

Setiap orang bisa mengalami gejala cedera kepala yang berbeda-beda, mulai dari ringan, sedang, hingga gejala yang berat.

Mereka dapat memiliki berbagai tingkat gejala yang terkait dengan tingkat keparahan cedera kepala.

Penting untuk memerhatikan gejala cedera kepala agar segera bisa mendapatkan penanganan yang tepat.

Berikut ini adalah gejala cedera kepala yang paling umum terjadi, yaitu:

  • Area yang terkena benturan terlihat memar atau ada benjolan.
  • Sakit kepala.
  • Sensitivitas terhadap kebisingan dan cahaya.
  • Mudah tersinggung atau bisa lekas marah.
  • Kebingungan.
  • Sakit kepala ringan.
  • Beberapa orang juga mengalami pusing.
  • Memiliki masalah dengan keseimbangan.
  • Sulit untuk berkonsentrasi.
  • Mual.
  • Perubahan pola tidur.
  • Penglihatan kabur.
  • Telinga berdenging.
  • Mata terasa lelah.
  • Tubuh terasa lelah dan lesu.

Baca Juga: Jangan Panik! Ini Yang Harus Dilakukan Ketika Anak Cedera Kepala

Sementara itu, beberapa gejala yang bisa dialami seseorang saat terkena cedera kepala sedang hingga berat, yaitu:

  • Kehilangan kesadaran.
  • Sakit kepala parah yang tidak kunjung hilang.
  • Mual dan muntah yang terjadi secara berulang.
  • Kesulitan berjalan.
  • Mengalami kelemahan di satu sisi atau area tubuh.
  • Tubuh berkeringat.
  • Warna kulit menjadi sangat pucat.
  • Mengalami kejang.
  • Terdapat darah atau cairan bening mengalir dari telinga atau hidung.
  • Kehilangan memori jangka pendek, seperti kesulitan mengingat peristiwa yang mengarah ke dan melalui peristiwa traumatis.
  • Satu pupil (area gelap di tengah mata) melebar, atau terlihat lebih besar, dari mata yang lain dan tidak menyempit, atau mengecil, saat terkena cahaya.
  • Terdapat luka terbuka di bagian kepala.
  • Perubahan perilaku termasuk lekas marah.
  • Terdapat luka dalam atau laserasi di kulit kepala.
  • Mengalami koma. Ini adalah keadaan tidak sadar dari mana seseorang tidak dapat dibangunkan dan tidak menunjukkan respons.

Seseorang yang mengalami cedera kepala berat juga bisa kehilangan kemampuan berpikir dan kesadarannya akan sekitarnya.

Namun, tetap mempertahankan beberapa fungsi dasar seperti pernapasan dan sirkulasi darah.

Pada kasus lain, seseorang bisa secara sadar dan dapat berpikir, namun tidak mampu berbicara atau bergerak.

Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan penanganan dan pengobatan yang tepat.

Baca Juga: Mengenal Afasia Pada Anak, Gangguan Bahasa Akibat Cedera Otak

Penyebab Terjadinya Cedera Kepala

Penyebab Terjadinya Cedera Kepala.jpg
Foto: Penyebab Terjadinya Cedera Kepala.jpg

Foto: kepala cedera (newscientist.com)

Cedera kepala adalah istilah luas yang menggambarkan beragam cedera yang terjadi pada kulit kepala, tengkorak, otak, dan jaringan di bawahnya serta pembuluh darah di kepala.

Kondisi juga sering disebut sebagai cedera otak, atau cedera otak traumatis (traumatic brain injury).

Semuanya tergantung pada tingkat trauma kepala yang dialami oleh seseorang. Ada banyak penyebabnya yang bisa terjadi pada anak-anak dan orang dewasa.

Dilansir dari laman Mayo Clinic, berikut ini beberapa penyebab terjadinya cedera kepala, yaitu:

1. Terjatuh

Jatuh dari tempat tidur atau tangga, jatuh saat turun tangga, jatuh di kamar mandi, dan jatuh lainnya adalah penyebab paling umum cedera di kepala.

2. Kecelakaan

Kecelakaan kendaraan bermotor (mobil, sepeda motor, atau tertabrak pejalan kaki)

3. Mengalami Kekerasan

Luka tembak, kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak dan serangan lainnya adalah penyebab umum terjadinya cedera di kepala.

4. Cedera saat Berolahraga

Cedera kepala dapat disebabkan oleh cedera dari sejumlah olahraga-olahraga yang cenderung ekstrem.

Ini merupakan penyebab cedera kepala yang umum terjadi di usia dewasa muda.

5. Shaken Baby Syndrome

Sindrom bayi terguncang (shaken baby syndrome) adalah penyebab cedera kepala yang rentan pada bayi, disebabkan oleh guncangan keras.

6. Luka Tembus

Cedera kepala juga dapat terjadi akibat luka tembus, pukulan keras di kepala dengan pecahan peluru atau serpihan, dan jatuh atau benturan tubuh dengan benda setelah terkena ledakan.

Pada intinya, penyebab terjadinya cedera kepala bisa sangat beragam. Namun, terdapat beberapa kelompok orang yang rentan mengalami cedera kepala, yaitu:

  • Anak-anak, terutama bayi yang baru lahir hingga sudah berusia 4 tahun.
  • Dewasa muda, terutama mereka yang berusia antara 15–24 tahun.
  • Orang lanjut usia, yang berusia 60 tahun ke atas.
  • Laki-laki lebih sering mengalami cedera kepala.

Lantas, apa yang dirasakan seseorang saat mengalami cedera kepala? Ada beberapa gejala cedera kepala yang harus diwaspadai, ya, Moms.

Baca Juga: Hati-Hati, Balita Menangis Terlalu Lama Bisa Merusak Otak!

Diagnosis Cedera Kepala

Diagnosis Cedera Kepala yang Dilakukan.jpg
Foto: Diagnosis Cedera Kepala yang Dilakukan.jpg

Foto: pemeriksaan kepala (netdoctor.co.uk)

Sebelum menentukan pengobatan yang tepat untuk atasi cedera kepala, akan dilakukan proses diagnosis oleh dokter.

Selama pemeriksaan, dokter memperoleh riwayat medis lengkap pasien dan keluarga. Dokter juga akan menanyakan bagaimana cedera itu terjadi.

Sebab, cedera kepala dapat menyebabkan masalah neurologis dan mungkin memerlukan tindak lanjut medis lebih lanjut.

Adapun beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan saat diagnosis cedera kepala, yaitu:

  • Tes darah.
  • CT scan.
  • Sinar-X, yang menggunakan sinar energi elektromagnetik tak terlihat untuk menghasilkan gambar jaringan internal, tulang, dan organ.
  • Elektroensefalogram (EEG), merekam aktivitas listrik otak yang terus menerus melalui elektroda yang dipasang pada kulit kepala.
  • Pemeriksaan MRI, menggunakan kombinasi magnet besar, frekuensi radio, dan komputer untuk menghasilkan gambar detail organ dan struktur di dalam tubuh.

Baca Juga: Cedera Bahu: Gejala, Penyebab, dan Langkah Pengobatan

Penanganan Cedera Kepala

Penanganan Cedera Kepala
Foto: Penanganan Cedera Kepala (Medicalnewstoday.com)

Foto: mengobati luka di kepala (medicalnewstoday.com)

Berikut ini beberapa pengobatan untuk atasi cedera kepala yang dapat dilakukan, yaitu:

  • Kompres es
  • Istirahat total atau bed rest
  • Salep antibiotik topikal dan menggunakan perban perekat
  • Jahitan
  • Rawat inap untuk observasi
  • Sedasi sedang atau bantuan pernapasan yang memerlukan penempatan pada mesin pernapasan, atau ventilator mekanis atau respirator
  • Pada beberapa kondisi, operasi juga bisa dilakukan

Itulah hal-hal yang perlu dipahami seputar cedera kepala. Selalu berhati-hati dalam beraktivitas, dan jangan tunda ke dokter apabila terjatuh atau mengalami pukulan di bagian kepala.

  • https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/head-injury
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/traumatic-brain-injury/symptoms-causes/syc-20378557

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.