3 Contoh Cerpen tentang Sekolah untuk Si Kecil, Menarik!
Cerpen tentang sekolah selalu menarik untuk dibaca karena menggambarkan pengalaman, persahabatan, dan kenangan yang tak terlupakan.
Dari kisah di lorong sekolah hingga cerita di dalam kelas, cerpen tentang sekolah membawa pembaca kembali ke masa-masa indah di sekolah.
Tapi, biasanya Si Kecil juga diminta guru untuk membuat cerpen tentang sekolah, lho Moms.
Untuk itu, yuk bantu Si Kecil dalam membuat cerpen.
Baca Juga: 5 Contoh Cerpen Motivasi, Penuh Inspirasi untuk Kehidupan!
Pentingnya Menceritakan Cerpen tentang Sekolah
Moms, cerpen tentang sekolah tidak hanya sebagai tugas untuk Si Kecil, melainkan sebagai wadah agar Si Kecil bisa menceritakan pengalamannya di sekolah.
Jadi, tugas ini tentunya penting untuk perkembangannya. Berikut beberapa manfaat dari cerpen tentang sekolah.
- Mengajarkan Nilai-Nilai: Persahabatan, keberanian, dan kesetiaan dihadirkan dalam cerita.
- Inspirasi dan Motivasi: Cerpen sekolah memotivasi melalui kisah perjuangan dan pencapaian.
- Pemahaman Dunia Pendidikan: Menyadarkan pembaca tentang isu-isu sekolah seperti bullying dan persaingan akademik.
- Menghidupkan Kenangan: Membawa pembaca kembali ke masa-masa sekolah yang penuh kenangan indah.
Baca Juga: 4 Cerpen Hewan yang Menarik dengan Pesan Moral untuk Anak
Contoh Cerpen tentang Sekolah
Ini dia contoh cerpen tentang sekolah yang bisa jadi inspirasi untuk Si Kecil.
1. Belajar dari yang Tak Pernah Diajar
Pagi itu, saya sedang santai menikmati sarapan ketika tiba-tiba terkejut melihat jam yang menunjukkan pukul 7.
Dengan tergesa-gesa, saya bergegas mengayuh sepeda menuju sekolah.
Namun, sialnya gerbang sekolah telah ditutup ketika saya tiba, dan dengan ekspresi kesal, saya disambut oleh pak satpam di balik pintu gerbang.
Setelah sedikit teguran, akhirnya pintu gerbang dibuka, namun saya dan beberapa teman lainnya harus dihukum berdiri di lapangan basket hingga jam pertama berakhir.
Di sinilah saya mulai memperhatikan pak satpam yang ramah itu, Pak Asep, yang sering dipanggil "Mang Oray" oleh murid-murid.
Bertahun-tahun berlalu, saya semakin akrab dengan Pak Asep dan mengenal kisah hidupnya.
Dia pernah bercerita tentang masa sekolahnya yang terpaksa terhenti karena keterbatasan ekonomi keluarganya.
Meskipun demikian, semangat belajar dan keinginannya untuk membantu orang lain tidak pernah padam.
Saya terkesan dengan dedikasinya, terutama saat dia menyediakan perpustakaan mini di rumahnya untuk tetangga yang kurang mampu.
Kisah perjuangan Pak Asep menginspirasi saya untuk lebih menghargai kesempatan yang saya miliki untuk belajar.
Meskipun hidupnya penuh dengan tantangan dan keterbatasan, dia tetap tegar dan setia dalam memberikan bantuan kepada orang-orang di sekitarnya.
Terima kasih, Pak, atas semua yang telah Anda lakukan.
Baca Juga: 5 Cerpen tentang Kehidupan, Banyak Pesan Moral Tersirat!
2. Pertemanan di Bangku Sekolah
Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah liburan panjang. Aku, Sarah, dan Rina adalah teman sebangku di kelas 6B.
Kami selalu bersama sejak tahun lalu dan memiliki banyak kenangan indah bersama. Tapi, hari ini rasanya berbeda.
Aku merasa ada sesuatu yang mengganjal di dada.
Kami bertiga berkumpul di depan gerbang sekolah seperti biasa.
Rina menceritakan tentang liburan musim panasnya yang seru di pantai, sementara Sarah dan aku hanya tersenyum tipis.
Aku tidak punya cerita seru tentang liburanku. Aku lebih memilih untuk tinggal di rumah karena keluargaku sedang mengalami kesulitan finansial.
Namun, aku tidak ingin membeberkan masalahku kepada teman-temanku.
Aku ingin mereka tetap melihatku sebagai orang yang kuat dan bahagia.
Namun, semakin hari, semakin sulit bagiku untuk menyembunyikan perasaanku.
Ketika masuk ke dalam kelas, suasana hatiku semakin terasa berat.
Aku melihat teman-teman sekelasku berbicara antusias tentang liburan mereka, sementara aku hanya bisa menghela nafas dalam-dalam.
Aku tidak ingin menjadi beban bagi teman-temanku, tapi aku juga tidak tahu harus berbuat apa.
Waktu istirahat tiba, aku duduk sendirian di bangku kelas. Aku memegang buku catatanku, tapi pikiranku melayang ke berbagai masalah yang ada di rumah.
Tiba-tiba, aku merasa ada seseorang yang duduk di sebelahku.
Aku menoleh dan melihat Rina duduk di sana, dengan senyum ramah di wajahnya.
"Ada apa, Lily?" tanyanya.
Aku terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab pelan, "Tidak apa-apa, Rin. Aku hanya sedikit lelah."
Rina menatapku dengan penuh perhatian. "Kamu tahu, teman-teman selalu ada untukmu. Kalau kamu butuh cerita atau sekadar curhat, kami di sini untuk mendengarkan."
Mendengar kata-kata itu, air mataku hampir saja jatuh. Aku merasa begitu terharu atas kebaikan hati Rina.
Tanpa sepengetahuanku, dia telah membaca kesedihanku dan datang untuk menawarkan bantuan.
Setelah itu, aku memutuskan untuk menceritakan semua permasalahanku kepada Rina dan Sarah.
Mereka mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberikan dukungan yang luar biasa bagiku.
Aku merasa begitu lega setelah bisa berbagi beban dengan mereka.
Sejak hari itu, aku belajar bahwa pertemanan sejati bukan hanya tentang bersenang-senang bersama, tetapi juga tentang saling mendukung dan peduli satu sama lain.
Meskipun kita mungkin menghadapi masalah atau kesulitan, kita tidak akan pernah sendirian selama teman-teman ada di samping kita.
3. Kenangan di Bangku Sekolah
Di suatu pagi yang cerah, Raka berjalan ke sekolah dengan semangat. Hari itu adalah hari terakhir sebelum ujian akhir, dan suasana di sekolah terasa berbeda.
Raka dan sahabatnya, Bima, sudah berencana untuk menghabiskan waktu belajar bersama di perpustakaan.
Saat bel istirahat berbunyi, mereka segera menuju perpustakaan.
Namun, bukan hanya untuk belajar, mereka juga berbagi cerita tentang impian masa depan.
Raka ingin menjadi penulis, sementara Bima bercita-cita menjadi insinyur.
Mereka bercanda, menertawakan kesalahan kecil yang mereka buat saat belajar.
Ketika matahari mulai terbenam, mereka keluar dari perpustakaan.
Langit senja memancarkan warna jingga yang indah, seolah memberkati persahabatan mereka.
"Kita akan merindukan masa-masa ini," ujar Raka sambil tersenyum. Bima mengangguk setuju, "Tapi, kita akan membuat kenangan baru di masa depan."
Hari itu, Raka dan Bima pulang dengan perasaan hangat di hati mereka.
Mereka sadar bahwa meskipun waktu terus berjalan, kenangan di bangku sekolah akan selalu terukir dalam hati mereka.
Baca Juga: 11 Contoh Cerpen Anak Singkat untuk Mendidik Karakter Anak
Itulah kumpulan cerita pendek tentang sekolah dan inspirasi yang bisa Si Kecil lihat dan jadikan contoh juga nih, Moms
Buat Moms dan Si Kecil, tersimpan kisah menarik? Jangan lupa abadikan momen tersebut dalam bentuk cerita ya
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.