Apa Itu CTG (Cardiotocography)? Yuk Kita Cari Tahu, Moms
Tak terasa, usia kehamilan Moms sudah memasuki trimester ketiga. Berbagai persiapan pun terasa makin intensif, termasuk pemeriksaan ke dokter kandungan. Untuk memastikan kondisi kesehatan Si Kecil di dalam kandungan, tak jarang dokter kandungan meminta CTG (cardiotocography).
Apakah yang dimasud dengan CTG itu?
Berkenalan dengan CTG (Cardiotocography)
Foto Ilustrasi CTG (Cardiotocography) (Orami Photo Stock)
Menurut dr. Ashwini Nabar selaku Obstetrician & Gynaecologist dari BabyCenter India, CTG (Cardiotocography) merupakan tes kepada Moms yang sedang mengandung di trimester ketiga.
Tes kesehatan ini merupakan prosedur tanpa nyeri untuk mengetahui kondisi janin.
Di kalangan medis, tes ini juga dikenal sebagai nonstress test (NST).
Hal ini karena janin tidak dalam keadaan stres untuk lahir dan tidak melibatkan apapun yang bisa membuat janin menjadi stres di dalam kandungan.
Dikatakan lebih lanjut oleh dr. Nabar, CTG dilakukan untuk mengetahui detak jantung bayi.
Biasanya detak jantung bayi berada di antara 120 hingga 160 per menit.
Detak jantung itu akan meningkat jika bayi bergerak. Secara tidak langsung, pemeriksaan ini pun berguna untuk mengetahui apakah bayi mendapatkan cukup oksigen dari plasenta.
Tak hanya itu saja, CTG juga berperan untuk mengetahui keadaan jantung Si Kecil ketika Moms mengalami kontraksi.
Baca juga: Mengapa Ibu Hamil Lebih Sensitif Terhadap Suami dan Mudah Marah?
Seperti yang telah disebutkan di atas, CTG biasanya dilakukan pada trimester ketiga.
Namun, dilansir dari situs babycenter.in, dokter kandungan atau bidan bisa juga meminta Moms melakukan CTG secara spesifik jika:
- Moms merasakan pergerakan bayi dalam kandungan melemah atau tidak seperti biasanya
- Si Kecil dalam kandungan tampak lebih kecil dan tidak berkembang seperti janin lain pada usia pertumbuhannya
- Dokter kandungan atau bidan memprediksikan adanya problema pada area plasenta yang bisa memengaruhi kelancaran aliran darah ke janin
- Moms memiliki air ketuban berlebih atau malah cairan ketuban yang cenderung kurang dari batas normal
- Moms mengandung janin kembar atau lebih
- Moms memiliki riwayat diabetes, tekanan darah tinggi, hipertensi gestasional
- Si Kecil dalam kandungan tidak kunjung lahir lebih dari perkiraan tanggal kelahiran
- Moms memiliki riwayat keguguran. Pada saat ini biasanya CTG dilakukan pada usia kehamilan 28 minggu
- Janin dalam kandungan didiagnosis memiliki kecenderungan abnormal sehingga perlu dimonitor lebih dalam
- Moms pernah menjalani prosedur ECV (External Cephalic Version) sebagai salah satu metode untuk mengubah posisi bayi sungsang
- CTG (cardiotography) juga perlu dilakukan jika Moms pernah menjalani prosedur amniocentesis. Amniosentesis adalah prosedur yang dilakukan saat kehamilan untuk memeriksa sampel air ketuban, biasanya dilakukan saat usia kehamilan 15-20 minggu.
Baca juga: Berapa Lama Boleh Hamil Lagi Setelah Operasi Caesar? Simak Jawabannya
Proses CTG (Cardiotocography)
Foto Ilustrasi Proses CTG (Orami Photo Stock)
Apa yang akan dialami oleh Moms yang akan melakukan tes CTG (Cardiotocography)?
Saat melakukan CTG, Moms akan dipersilakan untuk berbaring di tempat tidur atau setengah duduk.
Lantas, dokter, bidan, atau perawat akan mengolesi perut dengan gel khusus agar sinyal bisa ditangkap dengan baik.
Alat CTG akan dipasangkan pada permukaan perut dengan ikat pinggang elastis. CTG berbentuk seperti dua piringan kecil.
Satu piringan berguna untuk mengukur denyut jantung dan satu piringan lainnya berguna untuk mengukur tekanan pada perut. Pada saat ini pun Moms akan diberikan alat penghitung gerak.
Alat penghitung gerak yang dipegang oleh Moms, perlu ditekan setiap Moms merasakan gerakan janin.
Nah, sensor yang terpasang di perut Moms inilah yang akan “menangkap” kontraksi rahim dan detak jantung janin selama berada dalam kandungan. Moms perlu melakukan tes ini selama kurang lebih 20 menit hingga 60 menit lamanya.
Hasil pemantauan akan tampak dari kertas yang keluar dari mesin, berupa grafik DJJ (denyut jantung janin), kontraksi dan gerakan janin yang berfluktuasi sepanjang waktu pemeriksaan.
Namun pada intinya, hasil akhir pemantauan CTG tersebut akan mengeluarkan hasil reaktif atau non reaktif.
Lebih lanjut, Jurnal Cardiotocograph (CTG) Interpretation and Response menjelaskan non-reaktif artinya denyut jantung janin tidak bertambah setelah janin bergerak. Sedangkan CTG disebut reaktif jika denyut jantung meningkat setelah janin bergerak.
Meski demikian, hasil yang tidak reaktif tidak selalu menunjukkan masalah. Si Kecil mungkin sedang tidur lelap ketika tes CTG dilakukan.
Dokter akan mencoba tes CTG setelah Moms diminta untuk bergerak dan menggunakan stimulator akustik janin untuk membangunkan bayi.
Jika hasil CTG masih tidak reaktif, Moms akan diminta untuk melakukan tes ini lagi setelah satu jam.
Namun, jika CTG kedua menunjukkan bayi tetap tidak memberi respon baik atau denyut jantung tidak seperti yang seharusnya, dokter akan merujuk Moms melakukan USG untuk menilai profil biofisik bayi.
Tempat Melakukan CTG (Cardiotocography)
Foto Ilustrasi Konsultasi Dokter (Orami Photo Stock)
Moms bisa melakukan CTG di setiap rumah sakit, RSIA, hingga puskesmas.
Pemeriksaan ini dilakukan dan diinterpretasikan oleh dokter spesialis kandungan.
Namun ternyata, alat CTG cenderung mahal sehingga hanya rumah sakit atau puskesmas yang memiliki cukup dana saja yang mampu untuk membeli alat ini.
Thanks to technology, alat CTG pun terus dikembangkan dan hadirlah alat bernama TeleCTG.
Alat ini berukuran lebih kecil dan beroperasi secara digital sehingga dapat dibawa dengan mudah. Alat ini bahkan bisa menjangkau ibu hamil di pelosok.
Dijelaskan oleh situs Sehati Group, alat ini dapat digunakan oleh bidan bersamaan dengan aplikasi penyerta dan hasil pemeriksaan bisa dilihat dari layar monitor smartphone dan kemudian dikirim ke dokter spesialis kandungan dan kebidanan untuk dibaca.
Baca juga: Program Hamil Anak Kedua, Ini Hal yang Harus Moms Pertimbangkan
Jika Moms berdomisili di Jakarta, Bekasi, Tangerang dan Banten, coba kunjungi klinik bersalin maupun Praktik Bidan Mandiri yang telah memiliki pelayanan pemeriksaan CTG menggunakan TeleCTG:
- PMB Astrid: Jln Kemang Sari 1, GG. Hj.Wahab No 63 B , RT006 RW003 Kel Jatibening Baru Kec. Pondok Gede, Kab. Bekasi, Prov. Jawa Barat
- Klinik Pratama Balqis: Jl. Raya Jatibening No.18 RT01 RW02, Desa Jatibening Baru Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi.
- Klinik Nani Medika: Jl. Batu Giok Raya No. 91 RT.001/037, Rawa Lumbu, Kota Bekasi
- Klinik dan RB Amira: Jl. Urip Sumoharjo No. 78 RT.10/RW.04, Desa Karangsari, Kecamatan Cikarang Timur, Kab. Bekasi.
- PMB Ati Muryati: Bugel Mas Indah Blok C 22, N. 6 RT4/RW9, Kel. Bugel, Kec. Karawaci, Kota Tangerang
- PMB Mastuti Lisnani: Pamulang Permai I Blok B-22/8 RT 1 RW 14 Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan
- Klinik Muchib’bat: Kp. Kadingding, RT 001 RW 002, Desa Bikin, Kec. Bikin, Kab. Serang, Provinsi Banten
- Klinik Pratama Mutiara Azzahra: Jl Bahari I, RT 09 RW 07, Kelurahan Gandaria Selatan Cilandak, Jakarta Selatan
- Klinik Arasyiffa: Jl.Bona no 55 B Rt 04 RW 03, Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur
- PMB Nila Waty Rocady: Jl. Pesing Koneng RT.008, RW001, No.3, Kelurahan Kedoya Utara, Kec. Kebon Jeruk, Jakarta Barat
- PMB Bidan Hj. Ripami: Jl. KRI Ajak No.42, Komp TNI AL, Radio Dalam, Jakarta Selatan
- PMB Bidan Jamilah: Komplek Kejaksaan Agung, RT02/RW03, Pasar Minggu, Jakarta Selatan
- PMB Endang: Jalan Kalibata Timur 1 no.42, RT10/01, Jakarta Selatan
- PMB Iin Handayani: Jl. Haji Soleh 2 RT06/02, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
- Birthopedia Care: Jl. Batu Giok Raya No.91 RT001/037, Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat
- Klinik Bersalin Anny Rahardjo: Pasar Rebo, Jakarta Timur
- Klinik Bidan Ana, Ciledug, Kota Tangerang, Banten
- Klinik Bidan Nurma, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
Itulah beberapa hal yang Moms perlu ketahui seputar CTG (Cardiotocography).
Tetap nikmati momen hamil Moms dan lakukan berbagai cara hidup sehat sambil menanti kehadiran Si Kecil, ya!
- https://geekymedics.com/how-to-read-a-ctg/
- https://www.pjmhsonline.com/2019/jan_march/pdf/119.pdf
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6510058/
- https://ibu.sehati.co/2020/05/08/ctg-di-bidan/
- https://www.babycenter.in/x1045384/what-is-cardiotocography-ctg-and-why-do-i-need-it
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.