30 April 2024

Serba-serbi Daging Tumbuh di Gusi Menurut Dokter, Simak!

Butuh pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui daging jinak atau ganas

Adanya daging tumbuh di gusi pasti menimbulkan kekhawatiran.

Bukan cuma mengganggu penampilan, kondisi ini pun bisa berbahaya jika didiamkan tanpa pengobatan.

Yuk, cari tahu penyebab daging tumbuh di gusi dan cara tepat untuk mengatasinya!

Baca Juga: 7 Jenis Antibiotik untuk Gusi Bengkak

Penyebab Daging Tumbuh di Gusi

Ilustrasi Daging Tumbuh di Gusi
Foto: Ilustrasi Daging Tumbuh di Gusi

Menurut drg. John Gunawan Lusari, Sp. Perio, Dokter Gigi Spesialis Periodonsia, daging tumbuh di gusi bisa disebabkan oleh banyak kondisi.

Mulai dari infeksi akibat karang gigi, pengaruh hormon, hingga pengaruh obat hipertensi.

"Umumnya kondisi daging yang tumbuh di gusi tidak berbahaya," tambah dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah, Bintaro Jaya, kepada Orami.

Lebih lanjut, munculnya daging yang abnormal di gusi, bisa juga menandakan adanya masalah kesehatan.

Apa saja? Berikut di antaranya:

1. Polip Pulpa

Polip umumnya muncul di usus atau hidung. Ternyata, kondisi ini juga bisa menyerang gigi, Moms.

Kondisi ini dikenal juga sebagai pulpitis hiperplastik kronis, yakni peradangan pada pulpa gigi yang menyebabkan perkembangan jaringan.

Tumbuhnya jaringan merupakan respons terhadap peningkatan iritasi dan infeksi bakteri di pulpa.

Polip pulpa pada sebagian orang mungkin tidak menimbulkan gejala. Akan tetapi, bisa juga menimbulkan gejala sebagai berikut:

Baca juga: Bolehkah Bayi Dimandikan Setelah Imunisasi? Ini Kata Dokter!

2. Tumor Jinak Gingiva

Penyebab daging tumbuh di gusi ini dikenal dengan istilah medis epulis.

Epulis mengarah pada pembentukan tumor (massa), bukan kanker pada gusi. Ada tiga tipe epulis yang perlu Moms ketahui, yakni:

  • Epulis fissuratum: pertumbuhan berlebih di jaringan ikat fibrosa di sekitar tepi gigi tiruan yang tidak pas
  • Giant-cell epulis Granuloma: sel raksasa perifer yang muncul secara eksklusif dari ligamen periodontal yang menutupi akar gigi
  • Epulis kongenital: tumor langka pada bayi baru lahir yang muncul dari mukosa gingiva

Gejala khas dari epulis adalah munculnya lesi (luka) yang membentuk jaringan berlebih.

Jika diperhatikan, jaringan tambahan tersebut keras, berserat, dan berwarna merah muda.

Kondisi ini bisa diikuti iritasi parah yang menyebabkan kemerahan pada gusi.

Tergantung jenisnya, lesi dapat terbentuk di antara dua gigi, tepi gigi tiruan, atau di linggir alveolar bagian depan.

Baca juga: Waspadai Abses Gusi, Kenali Gejala dan Pengobatannya, Yuk!

3. Kista Periapikal

Kista periapikal, juga dikenal sebagai kista radikular, adalah lesi kistik di antara gusi dan gigi.

Pada pencitraan, mereka umumnya muncul sebagai lesi berbentuk biasanya berukuran kurang dari 1 cm.

Kista jenis ini terjadi ketika gigi terinfeksi, menyebabkan jaringan di sekitarnya membusuk.

Infeksinya dapat menyebar ke puncak, dan ke tulang yang berdekatan, yang akhirnya dapat menyebabkan pembentukan kista.

Selain itu, juga bisa disebabkan oleh peradangan pulpa atau karies gigi.

Gejala khas dari kista periapikal adalah munculnya benjolan berukuran kecil yang berisi cairan (darah, gas, atau cairan lainnya).

Awalnya mungkin tidak terlihat, tetapi jika menjadi terlalu besar dapat mempengaruhi gigi dan posisinya.

Baca juga: Gigi Gigis pada Bayi, Mengapa Bisa Terjadi?

Apakah Daging Tumbuh di Gusi adalah Tumor Ganas?

Ilustrasi Daging Tumbuh di Gusi
Foto: Ilustrasi Daging Tumbuh di Gusi (Madewithoils.com)

Untuk mendiagnosis apakah daging yang tumbuh di gusi bersifat jinak atau ganas, dokter gigi spesialis periodonsia harus memeriksa terlebih dahulu kondisi yang dialami pasien.

"Pemeriksaan tersebut meliputi anamnesis atau wawancara medis serta pemeriksaan fisik untuk mengetahui penyebab serta melihat bentuk dan konsistensi daging yang tumbuh di gusi," jelas drg. John Gunawan.

Pemeriksaan laboratorium patologi juga dilakukan untuk memastikan apakah daging yang tumbuh tersebut termasuk jinak atau ganas.

Munculnya daging tumbuh di gusi umumnya bukan menandakan penyakit yang serius kecuali jika tumor yang muncul bersifat kanker.

Tumor bisa terus membesar, menyebar, dan merusak fungsi jaringan atau organ di sekitarnya sehingga butuh perawatan segera hingga tuntas.

Walaupun umumnya bukan penyakit serius, gejalanya tetap bisa mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga perawatan dokter tetap diperlukan.

Di sisi lain, mungkin Moms pernah berpikir apakah daging tumbuh di gusi bisa disebabkan karena mengonsumsi makanan tertentu?

Nah, menurut drg. John Gunawan, pola makan saja tidak akan menyebabkan daging tumbuh.

Namun jika tidak menjaga kebersihan gigi dan mulut hingga terbentuknya karang gigi, maka bisa saja terdapat daging yang tumbuh di gusi.

Baca juga: Gusi Hitam, Ternyata Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Cara Mengatasi Daging Tumbuh di Gusi

Ilustrasi Pemeriksaan Gigi (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Pemeriksaan Gigi (Orami Photo Stock)

Sebelum memulai tindakan perawatan, dokter akan memeriksa Moms atau Dads dengan serangkaian tes kesehatan.

Tes ini bertujuan untuk menentukan penyebab daging yang tumbuh di gusi. Setelah diketahui, dokter dapat menyarankan pengobatan yang sesuai.

Selain itu, sebaiknya Moms menghindari pengobatan mandiri tanpa konsultasi ke dokter terlebih dahulu.

"Jika mengalami kondisi daging yang tumbuh di gusi, sebaiknya tidak ditangani sendiri tanpa pengawasan dokter," saran drg. John Gunawan.

Moms bisa berkonsultasi dengan dokter gigi spesialis periodonsia untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang disesuaikan dengan penyebabnya.

drg. John Gunawan juga menambahkan bahwa daging tumbuh di gusi tidak bisa mengecil dengan sendiri tanpa pengobatan.

"Jika pertumbuhan daging ini jinak, maka daging tersebut dapat mengecil setelah penyebabnya ditangani," jelasnya.


1. Pengobatan Polip Pulpa

Polip pulpa diobati dengan mengangkat massa jaringan ikat baru yang terbentuk dan melakukan terapi endodontik pada struktur akar gigi yang tersisa.

Membiarkan polip pulpa tanpa perawatan dapat menyebabkan sejumlah masalah.

Bakteri berbahaya mungkin menyebar ke gigi sehat tambahan yang mengarah ke gigi berlubang lain, yang mengarah ke kebutuhan untuk perawatan gigi lebih banyak dan kompleks.

Akhirnya, gigi mungkin terlalu terpengaruh untuk direstorasi dan gigi yang impaksi mungkin harus dicabut.

Baca juga: Apakah Nanas Bisa Mencegah Kehamilan? Ini Kata Dokter!

2. Perawatan Tumor Jinak Gingiva

Kebanyakan epulis cenderung mengalami regresi dan menghilang selama 8 bulan pertama kehidupan jika tipenya adalah Epulis kongenital.

Oleh karena itu, jika lesinya kecil mungkin tidak diperlukan pengobatan.

Lesi yang lebih besar yang dapat mengganggu pernapasan dan atau makan, mungkin perlu diangkat melalui pembedahan.

Laser karbon dioksida telah berhasil digunakan untuk menghilangkan lesi besar.

Kekambuhan daging tumbuh di gusi karena penyebab ini belum pernah dilaporkan dan umumnya mengganggu erupsi gigi.

Untuk kasus Giant-cell epulis Granuloma, perawatan melibatkan eksisi bedah dari lesi dan kuretase dari setiap cacat tulang yang mendasarinya.

Gigi yang terkena mungkin perlu diekstraksi, atau mungkin diperlukan prosedur scaling dan root planing.

Sementara jenis epulis fissuratum dapat dipotong dengan pembedahan.

Meskipun lesi ini sangat jarang dikaitkan dengan karsinoma sel skuamosa oral, sebagai tindakan pencegahan, lesi yang diangkat harus dikirim untuk pengujian mikroskopis.

Selain menghilangkan lesi, gigi tiruan harus dimodelkan ulang agar pas dengan gusi untuk mencegah iritasi lebih lanjut.

Baca juga: Mengenal Posisi Gigi Miring pada Gigi Bungsu, Tidak Harus Selalu Dioperasi!

3. Pengobatan Kista Periapikal

Menurut UK Health Center, daging tumbuh di gusi ini dapat diobati dengan perawatan saluran akar pada gigi yang sakit.

Tujuannya adalah untuk menyelamatkan dan memulihkan pulpa (bagian dalam gigi).

Dokter gigi akan mengebor ke dalam gigi untuk memungkinkan nanah keluar melalui gigi.

Jaringan pulpa yang mati akan diangkat selama proses ini.

Dokter kemudian akan mengisi ruang tersebut dengan pengisian akar guna mencegah infeksi lebih lanjut.

Pengobatan untuk daging yang tumbuh di gusi akan disesuaikan berdasarkan penyebab utamanya.

Setelah penyebabnya diatasi, maka daging yang tumbuh tersebut dapat diangkat agar hilang.

"Untuk itu, jika mengalami pertumbuhan daging di gusi, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter gigi spesialis periodonsia," tutup drg. John Gunawan.

Baca Juga: Gigi Gigis pada Bayi, Mengapa Bisa Terjadi?

Jika Moms mendapati daging tumbuh di gusi, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.

Apalagi, jika daging yang tumbuh sudah sangat besar, maka dibutuhkan tindakan pembedahan untuk mengangkat daging tersebut.

Melakukan pengobatan dengan segera bisa membantu mengurangi komplikasi, seperti mulut yang tidak simetris, muncul benjolan yang terlihat aneh, dan sebagainya.

Semakin cepat diobati, kemungkinan untuk sembuh bisa semakin tinggi!

  • https://www.drchetan.com/pulp-polyp-chronic-hyperplastic-pulpitis-proliferative-pulpitis.html
  • https://dermnetnz.org/topics/epulis
  • https://radiopaedia.org/articles/periapical-cyst
  • https://www.healthcentre.org.uk/cosmetic-treatments/cysts-periapical-cyst.html

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.