Kakek Nenek Sering Belikan Cucu Hadiah, Ini Dampak Buruknya Pada Anak
Drama antara kakek nenek, orang tua, dan cucu memang kadang tak bisa dihindari. Kasih sayang kakek dan nenek pada Si Kecil ternyata dapat bertentangan dengan aturan maupun pola asuh yang diterapkan Moms. Hal ini akhirnya dapat menyebabkan perilaku anak menjadi berubah, hingga dampak lainnya yang sebenarnya bisa dicegah dari awal.
Salah satu perilaku kakek nenek pada cucunya yang sering kita temui adalah keinginan kakek nenek untuk membelikan cucu hadiah. Jika membelikan hadiah saat Si Kecil ulang tahun atau pada momen-momen khusus, tentunya tak masalah.
Namun, ketika kakek nenek terlalu memanjakan cucu dan sering membelikan hadiah, maka hal ini dapat berdampak buruk. Apa dampaknya kakek nenek terlalu memanjakan cucu dan kerap menghadiahi banyak barang pada mereka?
Baca Juga: Bagaimana Cara Mengatasi Kakek Nenek yang Memanjakan Cucu?
Kakek Nenek Sering Membelikan Hadiah untuk Cucu
Tipe kakek nenek yang sering membelikan hadiah untuk cucunya masuk ke dalam tipe super shopper grandparents. Kakek nenek terlalu memanjakan cucu, sehingga bersemangat dan berlebihan dalam berbelanja barang-barang untuk cucu mereka.
“Contohnya mereka membelikan terlalu banyak barang untuk cucu, membeli benda-benda tidak penting, hadiah yang dibelikan kakek nenek jauh lebih mahal dibandingkan yang dibelikan orang tua, dan membelikan barang yang tidak sesuai value orang tua. Nah, hal ini dapat berdampak pada perilaku anak,” ungkap psikolog klinis Pramudita Tungga Dewi lewat bincang-bincangnya pada Kulwap Orami Community, Jumat (21/6) lalu.
Kebiasaan seperti ini dapat membuat anak menjadi manja dan ia bisa-bisa hanya bergantung pada kakek-neneknya. Si Kecil merasa kakek-neneknya yang hanya mau menuruti keinginannya dan hal ini dapat membuat ia menjadi anak yang tak penurut pada orang tua.
“Wajar jika kakek dan nenek ingin membangun kedekatan dengan cucunya, mereka ingin menunjukkan betapa berharganya cucu di hidup mereka. Namun, ketika bertentangan dengan aturan dan pola asuh orang tua, maka hal ini harus segera diatasi,” lanjut Pramudita yang merupakan associate di APDC (Analisa Personality Development Center).
Kebiasaan tersebut harus segera dihentikan sebelum anak menjadi manja dan sulit diatur. Mungkin Moms dan pasangan merasa sungkan dan takut menyinggung perasaan orang tua (kakek-nenek), namun kenyataannya jika ada kerja sama antara kakek nenek dan orang tua, maka kondisi ini dapat diatasi.
Baca Juga: Kakek Nenek Tidak Dekat dengan Cucu, Apa Sebabnya?
Bedakan Keinginan dan Kebutuhan Anak
Hal utama yang harus dilakukan adalah membuat kesepakatan antara Moms dan pasangan tentang pola asuh yang ingin diterapkan pada anak. Setelah itu, menyampaikan bagaimana pola asuh orang tua kepada kakek nenek secara berkesinambungan.
Dibutuhkan kerja sama dalam mengomunikasikan pola asuh kepada masing-masing orang tua (kakek nenek), karena hal ini penting dan cukup krusial.
“Isu pola asuh ini cukup sensitif, sehingga lebih baik jika orang terdekat (anak sendiri) yang menyampaikan kepada orang tua (kakek nenek) sehingga komunikasi dapat berjalan dengan lebih baik dan meminimalisir ketersinggungan antara satu dengan yang lain,” ujar Pramudita.
Jika kakek nenek mempunyai kebiasaan membelikan hadiah untuk anak, Moms dan pasangan bisa membuat aturan yaitu membuat daftar mainan yang ingin dikasih kakek nenek dengan daftar benda yang dibutuhkan anak. Hal ini untuk mencegah memberikan mainan terlalu banyak untuk anak.
Baca Juga: 7 Kesalahan Orang Tua yang Tanpa Disadari Membuat Anak Jadi Nakal dan Manja
Moms dan pasangan juga dapat memberikan pengertian kepada anak tentang barang-barang apa saja yang ia butuhkan dan tidak. Atau juga, mainan yang sudah lama tidak dipakai dapat disumbangkan ke saudara atau orang lain yang lebih memerlukan.
Mengajarkan berbagi pada anak sejak kecil dapat menumbuhkan rasa simpati dan menjaga agar anak tidak menjadi egois.
Dengan begitu, Moms tetap dapat membiarkan Si Kecil memiliki kedekatan dengan kakek dan neneknya, tanpa membuat anak menjadi manja.
(DG)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.