Mengenal Gejala Demam Kuning yang Sering Dianggap DBD
Selain demam berdarah, ada juga penyakit yang disebut demam kuning.
Mengapa penyakit ini disebut demam kuning? Apa perbedaannya dengan demam berdarah? Mari kita pelajari lebih lanjut.
Apa Itu Demam Kuning?
Demam kuning yang disebut juga dengan yellow fever adalah infeksi virus yang disebarkan oleh jenis nyamuk tertentu.
Infeksi ini paling umum di daerah Afrika dan Amerika Selatan. Umumnya, penyakit ini menyerang masyarakat setempat dan wisatawan yang berkunjung ke negara dengan risiko penularan.
Pada kasus ringan, demam kuning menyebabkan demam, sakit kepala, mual dan muntah.
Akan tapi, penyakit ini bisa menjadi lebih serius karena bisa menyebabkan masalah jantung, penyakit liver, dan penyakit ginjal bersama dengan perdarahan.
Sebanyak 50% dari mereka yang terinfeksi demam kuning mengalami kondisi parah.
Tidak ada pengobatan khusus untuk demam kuning.
Kabar baiknya, dengan divaksinasi sebelum bepergian ke daerah berisiko, seseorang dapat terlindungi dari penularan demam kuning.
Baca juga: 10 Pilihan Minuman Penurun Demam, Alami dan Ampuh!
Beda Demam Kuning dengan Demam Berdarah
Banyak orang yang menganggap demam kuning dan demam berdarah sama. Padahal, keduanya merupakan penyakit yang berbeda.
Keduanya sering disamakan karena memiliki persamaan berikut ini.
- Ditularkan oleh nyamuk.
- Cenderung terjadi pada daerah tropis dan subtropis.
- Dalam kebanyakan kasus demam berdarah dan demam kuning, pasien menunjukkan gejala seperti flu, seperti demam, menggigil, nyeri otot dan tubuh, mual, dan atau muntah.
Meskipun terlihat sama, ada perbedaan yang bisa Moms dan Dads amati, yakni demam kuning dapat menyebabkan jaundice (penyakit kuning).
Oleh karena itulah, penyakit ini disebut sebagai demam kuning. Semantara demam berdarah tidak menyebabkan kondisi demikian.
Apakah Demam Kuning Sama dengan Malaria?
Demam kuning dan malaria adalah dua penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk. Hal ini membuat banyak orang mengiranya sama.
Baik demam kuning maupun malaria dapat menyebabkan gejala awal seperti demam tinggi, menggigil, sakit kepala, dan nyeri otot.
Gejala ini sering kali mirip dengan gejala flu pada umumnya. Karena itulah, sulit untuk membedakan antara kedua penyakit ini hanya berdasarkan gejala awalnya.
Selain itu, jika tidak diobati, baik demam kuning maupun malaria dapat menyebabkan komplikasi serius yang dapat mengancam nyawa.
Keduanya dapat menyebabkan penyakit kuning, di mana kulit dan mata menjadi kuning karena masalah pada hati.
Selain itu, penyakit ini juga dapat berujung pada kondisi yang lebih parah seperti kerusakan organ dan gangguan fungsi tubuh lainnya.
Namun, walaupun ada persamaan yang mencolok, terdapat perbedaan signifikan antara demam kuning dan malaria, yaitu:
1. Penyebab Penyakit
Malaria disebabkan oleh parasit yang dikenal sebagai Plasmodium, sedangkan demam kuning disebabkan oleh virus yang dikenal sebagai virus demam kuning.
Ini adalah perbedaan mendasar dalam agen penyebab penyakit keduanya.
Baca juga: Manfaat Jamu Manjakani untuk Kesehatan Umum dan Organ Wanita
2. Jenis Nyamuk Penyebar
Nyamuk Anopheles adalah vektor utama penyakit malaria, sementara nyamuk Aedes aegypti adalah vektor utama penyakit demam kuning.
Ini berarti bahwa penyebaran penyakit ini terjadi melalui spesies nyamuk yang berbeda.
3. Vaksinasi
Terdapat perbedaan signifikan dalam hal vaksinasi, antara demam kuning dan malaria.
Saat ini, telah dikembangkan vaksin untuk mencegah demam kuning, yang dapat memberikan perlindungan kepada individu dari risiko penyakit ini.
Namun, belum ada vaksin yang sepenuhnya efektif untuk mencegah malaria.
Ini membuat pencegahan malaria lebih bergantung pada penggunaan obat-obatan dan langkah-langkah pencegahan seperti penggunaan kelambu saat tidur.
Itulah beberapa poin perbedaan antara demam kuning dan malaria. Dapat diketahui bahwa keduanya adalah penyakit yang berbeda, meski gejalanya mirip.
Memahami perbedaan ini penting untuk dapat mengambil tindakan pencegahan dan pengobatan yang tepat.
Tanda dan Gejala Demam Kuning
Dalam tiga hingga enam hari pertama pasca-infeksi, seseorang biasanya tidak menunjukkan tanda atau gejala apa pun.
Setelah ini, infeksi memasuki fase akut dan kemudian, dalam beberapa kasus, fase toksik dapat mengancam jiwa.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah gejala demam kuning yang dibagi menjadi dua fase menurut situs Mayo Clinic.
1. Fase Akut
Setelah infeksi memasuki fase akut, Moms dan Dads mungkin mengalami tanda dan gejala, seperti:
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri otot, terutama di punggung dan lutut
- Sensitif terhadap cahaya
- Mual, muntah atau keduanya
- Kehilangan selera makan
- Pusing
- Mata merah, wajah atau lidah
Biasanya, tanda dan gejala ini membaik dan menghilang dalam beberapa hari.
Baca juga: Rekomendasi Buah untuk BAB Berdarah, Yuk Konsumsi Moms!
2. Fase Toksik
Walaupun tanda dan gejala mungkin menghilang setelah satu atau dua hari pasca fase akut, beberapa pasien dengan demam kuning mungkin akan memasuki fase toksik.
Selama fase toksik, tanda dan gejala akut kembali dan yang lebih parah dan mengancam jiwa juga muncul.
Gejala yang umumnya dialami, di antara:
- Menguningnya kulit dan bagian putih mata (jaundice)
- Sakit perut dan muntah, terkadang berdarah
- Buang air kecil berkurang
- Perdarahan dari hidung, mulut dan mata
- Detak jantung lambat
- Gagal hati dan gagal ginjal
- Disfungsi otak, termasuk delirium, kejang dan koma
Jika mengalami gejala yang disebutkan di atas, terutama setelah bepergian ke negara berisiko, segera konsultasikan dengan dokter.
Setiap orang dapat mengalami gejala yang berbeda-beda. Ada pula yang mengalami gejala yang tidak disebutkan di atas.
Baca juga: 9 Obat Demam Berdarah Alami untuk Bantu Naikan Trombosit, Catat!
Apa Penyebab Demam Kuning?
Demam kuning disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
Nyamuk ini berkembang biak di sekitar manusia, yakni di genangan air bersih.
Manusia dan monyet paling sering terinfeksi virus demam kuning.
Nyamuk menularkan virus bolak-balik antara monyet, manusia, atau keduanya.
Ketika nyamuk menggigit manusia atau monyet yang terinfeksi demam kuning, virus memasuki aliran darah nyamuk dan beredar sebelum menetap di kelenjar ludah.
Ketika nyamuk yang terinfeksi menggigit monyet atau manusia lain, virus kemudian memasuki aliran darah inang. Akhirnya, terjadilah penyakit.
Baca juga: Ibuprofen vs Paracetamol, Mana Obat Demam yang Paling Baik?
Pilihan Pengobatan Demam Kuning
Tidak ada obat antivirus yang terbukti membantu dalam mengobati demam kuning.
Pengobatan akan difokuskan untuk meringankan gejala dan mencegah terjadinya kondisi lebih parah, dengan obat atau prosedur medis tertentu.
Tim medis akan melakukan beberapa tindakan berikut ini.
- Menyediakan cairan dan oksigen
- Menjaga tekanan darah selalu stabil
- Mengganti kehilangan darah
- Menyediakan dialisis untuk gagal ginjal, dan
- Mengobati infeksi lain yang berkembang
Beberapa orang menerima transfusi plasma untuk menggantikan protein darah yang meningkatkan pembekuan.
Bila Moms atau Dads mengalami demam kuning, dokter kemungkinan akan menyarankan untuk tetap berada di dalam rumah, jauh dari nyamuk, untuk menghindari penularan penyakit kepada orang lain.
Setelah sembuh dari demam kuning, Moms dan Dads akan kebal terhadap penyakit ini seumur hidup karena tubuh sudah membentuk antibodi.
Baca juga: 9 Penyebab Menggigil Tanpa Demam dan Cara Mengatasinya
Cara Mencegah Demam Kuning
Demam kuning merupakan penyakit yang diakibatkan oleh virus, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes.
Untuk mencegahnya, ada beberapa hal yang bisa Moms lakukan:
1. Mendapatkan Vaksinasi
Langkah pertama yang sangat penting dalam mencegah demam kuning adalah mendapatkan vaksinasi sebelum melakukan perjalanan ke daerah yang berisiko.
Vaksin demam kuning dapat memberikan perlindungan yang signifikan terhadap penyakit ini.
Disarankan untuk mendapatkan vaksin sekitar tiga hingga empat minggu sebelum perjalanan.
Bagi sebagian besar orang, satu dosis vaksin memberikan perlindungan seumur hidup.
2. Menggunakan Obat Nyamuk yang Mengandung DEET
DEET atau diethyltoluamide adalah bahan aktif yang umumnya terdapat dalam berbagai produk pengusir serangga seperti nyamuk.
Menggunakan obat nyamuk yang mengandung DEET dapat membantu mengurangi risiko gigitan nyamuk yang dapat menyebarkan virus demam kuning.
3. Pilih Pakaian yang Tepat
Saat berada di daerah yang berisiko demam kuning, penting untuk mengenakan pakaian yang tepat.
Kenakan celana panjang, kemeja lengan panjang, dan kaus kaki untuk melindungi kulit dari gigitan nyamuk.
Moms juga bisa memilih pakaian yang dirancang khusus dengan bahan atau perlakuan yang dapat mengusir nyamuk.
Baca juga: 16 Manfaat Belimbing Wuluh, Buah Kecil dengan Cita Rasa Asam
4. Gunakan Kelambu di Tempat Menginap
Jika Moms sedang menginap di suatu tempat tanpa AC atau perlindungan jendela yang memadai, sebaiknya gunakan kelambu.
Kelambu dapat menjadi penghalang fisik antara Moms dan nyamuk, membantu Moms tidur dengan nyenyak tanpa harus khawatir tentang gigitan nyamuk.
5. Menghindari Aktivitas di Waktu Nyamuk Aktif
Nyamuk pembawa virus demam kuning biasanya lebih aktif dari senja hingga fajar.
Hindari kegiatan di luar ruangan selama periode ini untuk mengurangi risiko gigitan nyamuk.
6. Menjaga Kebersihan Lingkungan
Mengendalikan populasi nyamuk di sekitar tempat tinggal Moms merupakan salah satu langkah penting dalam pencegahan demam kuning.
Pastikan tidak ada genangan air di sekitar tempat tinggal Moms, karena nyamuk Aedes berkembang biak di air yang stagnan.
7. Tetap Waspada Jika Pernah Terdiagnosis Demam Kuning
Jika Moms pernah terdiagnosis menderita demam kuning sebelumnya, tetaplah waspada.
Meskipun Moms akan memiliki kekebalan terhadap penyakit ini setelah sembuh, tetaplah menjaga agar nyamuk tidak menggigit Moms.
Nyamuk dapat menjadi vektor untuk menularkan virus kepada orang lain.
Baca juga: 11 Pertolongan Pertama saat Asam Lambung Naik, Jangan Panik!
Itulah pembahasan mengenai demam kuning, dan hal-hal yang perlu Moms pahami.
Karena penyakit ini bisa menjadi serius, penting untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan agar Moms dan keluarga terhindar dari penyakit ini.
Penting bagi Moms untuk mengenali demam kuning, terutama karena gejalanya yang mirip dengan demam berdarah.
Dengan lebih waspada terhadap penyakit, memungkinkan Moms dan Dads mendapatkan pengobatan lebih cepat dan tepat.
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/yellow-fever
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/yellow-fever/symptoms-causes/syc-20353045
- https://www.healthline.com/health/yellow-fever
- https://www.passporthealthglobal.com/2022/01/are-dengue-and-yellow-fever-the-same/
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23162-yellow-fever
- https://www.cdc.gov/yellowfever/symptoms/index.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.