Ensefalopati Hepatik pada Anak: Ini Gejala dan Penyebabnya
Ensefalopati hepatik adalah komplikasi (bukan penyakit) yang terjadi akibat gagal hati akut atau penyakit hati kronis.
Tak hanya terjadi pada orang dewasa, ensefalopati hepatik pada anak bisa terjadi.
Namun, hal yang membedakan adalah gejala yang terjadi di antara orang dewasa dan anak.
Ensefalopati hepatik atau ensepalofati portal-sistemik adalah gangguan otak yang berkembang pada penderita penyakit hati.
Kondisi metabolik ini umum terjadi pada anak-anak.
Penyebab ensefalopati hepatik pada anak bervariasi, mulai dari hepatitis akibat virus sampai kesalahan metabolisme bawaan.
Pada orang dewasa, biasanya hal yang menjadi penyebab utamanya adalah penyakit hati alkoholik.
Nah, ingin tahu informasi lebih lanjut mengenai ensefalopati pada anak? Simak artikel ini hingga akhir, ya Moms!
Baca Juga: Apa itu Fatty Liver? Kenali Gejalanya dan Hindari Penyebabnya
Tipe Ensefalopati Hepatik
Menurut situs web National Organization for Rare Disorders, ensefalopati hepatik dibagi menjadi tiga subtipe, yakni:
- Tipe A yang berkaitan dengan gagal hati akut
- Tipe B yang berasosiasi dengan pintasan (shunt) portosistemik tanpa adanya penyakit hati. Pada kondisi ini, terjadi ketidaknormalan jalur darah dari saluran gastrointestinal yang harusnya masuk ke hati malah melewatkannya.
- Tipe C yang berhubungan dengan luka parut dan buruknya fungsi hati (sirosis) yang sering terjadi pada penyakit hati kronis
Gejala pada subtipe-subtipe di atas mirip, tapi penderita gagal hati akut cenderung mengalami pembengkakan di otak dan peningkatan tekanan di dalam tengkorak.
Hal ini berpotensi menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa.
Baca Juga: 5 Dampak Gangguan Elektrolit pada Anak
Gejala dan Tingkat Keparahan Ensefalopati Hepatik
Gejala ensefalopati hepatik berbeda tergantung pada penyebab yang mendasari kerusakan hati.
Dalam kebanyakan kasus, bayi dan anak-anak dengan ensefalitis mengalami gejala ringan seperti flu, termasuk:
- Sakit pada otot atau persendian
- Kekakuan tubuh
- Menonjol di titik lunak (fontanel) tengkorak bayi
- Kelelahan atau kelemahan
- Demam
- Sakit kepala
- Mudah marah
- Mual dan muntah
Beberapa kondisi di atas merupakan gejala ensefalopati hepatik yang terjadi secara umum, tapi tidak semua penderita mengalami semua gejala yang sama.
Ini karena, setiap gejala ensefalopati pada anak dapat berbeda-beda bergantung pada kondisi dan tingkat keparahannya.
1. Ensefalopati hepatik minimal (MHE)
Gejalanya tidak tampak jelas, hanya ada sedikit perubahan pada fungsi memori, konsentrasi, dan intelektual.
Beberapa orang mengalami gangguan koordinasi tubuh, keterlambatan reaksi, serta asterixis (tangan naik-turun saat direntangkan ke depan).
Meski gejalanya ringan, MHE tetap berpengaruh signifikan terhadap kehidupan sehari-hari. Karena itu, MHE perlu dideteksi sejak dini agar penanganan bisa segera dimulai.
Baca Juga: 8 Pertanyaan Tentang Hipertensi pada Anak yang Perlu Diajukan pada Dokter
2. Ensefalopati hepatik nyata (overt)
Ketika penderita ensefalopati hepatik menunjukkan gejala yang jelas, kondisi tersebut dinamakan overt hepatic encephalopathy.
Gejalanya di antaranya:
- Berkurangnya kesadaran
- Rentang perhatian lebih pendek
- Pola tidur terganggu
- Kebingungan ringan
- Melambatnya kemampuan melakukan tugas mental,
- Perubahan suasana hati atau kepribadian
- Perubahan fungsi memori, konsentrasi, atau intelektual juga lebih jelas terlihat
3. Ensefalopati hepatik parah
Gejala yang paling parah di antaranya:
- Kebingungan atau disorientasi
- Amnesia
- Gangguan kognitif
- Hilangnya kemampuan motorik halus
- Kejang
- Kesadaran yang jauh berkurang atau bahkan koma
Ensefalopati hepatik bisa berkembang perlahan seiring waktu pada penderita penyakit hati kronis.
Bisa juga terjadi secara episodik, yakni memburuk, membaik, lalu kambuh lagi.
Kondisi tersebut bisa berkembang dengan cepat dan tanpa peringatan sehingga membutuhkan rawat inap.
Gejala-gejala tersebut bisa diatasi dengan penanganan yang tepat.
Jadi, jika Si Kecil menunjukkan beberapa gejala di atas ada baiknya segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Baca Juga: Ketahui Bahaya Fatty Liver Disease Yang Mengintai Anak Obesitas
Penyebab Ensefalopati Hepatik pada Anak
Ensefalopati hepatik terjadi pada penderita penyakit hati ketika toksin yang biasanya disaring di hati terakumulasi di darah, lalu berjalan menuju otak dan merusak otak.
Peneliti percaya bahwa tekanan darah tinggi di vena utama hati (hipertensi portal) menyebabkan darah tidak masuk ke hati, melainkan hanya dilewati.
Mekanisme yang mendasari bagaimana penderita penyakit hati bisa mengalami ensefalopati hepatik belum diketahui pasti.
Namun, tingginya kadar zat yang dihasilkan oleh proses pencernaan protein, seperti amonia, diyakini berperan besar.
Kondisi ini diketahui memengaruhi otak pada kasus gangguan lain seperti Reye’s syndrome serta gangguan metabolik tertentu.
Baca Juga: Manfaat Cod Liver Oil di Musim Pancaroba bagi Si Kecil
Faktor lainnya yang berpotensi berperan dalam pengembangan ensefalopati hepatik di antaranya:
- Toksisitas mangan dan terganggunya fungsi beberapa sel sistem saraf pusat (astrosit) yang berperan mengatur sawar darah otak
- Disfungsi sawar darah otak yang mencegah senyawa berbahaya sampai ke otak
- Ketidakseimbangan asam amino
- Asam lemak rantai pendek
- Infeksi
- Peradangan
- Peningkatan aktivitas GABA, neurotransmiter inhibitor di sistem saraf pusat
Tidak datang secara tiba-tiba, ensefalopati hepatik dapat dipicu oleh beberapa masalah kesehatan, seperti:
- Infeksi seperti pneumonia
- Masalah ginjal
- Dehidrasi
- Hipoksia, atau kadar oksigen rendah
- Operasi atau trauma baru-baru ini
- Obat yang menekan sistem kekebalan tubuh Anda
- Makan terlalu banyak protein
- Obat yang menekan sistem saraf pusat Anda, seperti obat Penenang barbiturat atau benzodiazepin
- Ketidakseimbangan elektrolit, terutama penurunan kalium setelah muntah atau minum diuretik
Baca Juga: Hepatitis Akut Misterius pada Anak, Yuk Kenali Gejala hingga Diagnosisnya!
Diagnosis Ensefalopati Hepatik
Ketika menemukan beberapa gejala yang telah disebutkan di atas, tim medis mungkin membutuhkan beberapa tes untuk mendiagnosis ensefalopati hepatik.
Berikut ini beberapa tes yang biasanya digunakan untuk mendiagnosis ensefalopati hepatik.
Tes Darah
Tes darah dilakukan guna menghitung darah lengkap memeriksa sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Jumlah sel darah merah yang rendah menunjukkan kehilangan darah dan kekurangan oksigen.
Selain itu, tes darah juga dapat digunakan untuk memeriksa kadar natrium, kalium, dan amonia dalam darah.
Tes Pencitraan
Tes pencitraan, seperti CT scan atau MRI, dapat memeriksa perdarahan di kepala atau kelainan di otak.
Tes Fungsi Hati
Tes fungsi hati dilakukan untuk memeriksa peningkatan kadar enzim.
Peningkatan enzim menunjukkan stres pada hati atau kerusakan hati.
Baca Juga: Gagal Ginjal pada Anak, dari Penyebab hingga Cara Mengobati
Pengobatan Ensefalopati Hepatik
Perawatan bervariasi tergantung pada gejala dan kesehatan secara keseluruhan dan seberapa parah kondisinya.
Menurut Postgraduate Medical Journal dalam menangani ensefalopati hepatik pada anak diperlukan perawatan intensif dasar dengan pengaturan status cairan, glukosa, dan homeostasis elektrolit.
Penanganan spesifik ensefalopati hepatik pada anak di antaranya langkah mengurangi konsentrasi serum amonia, serta pencegahan dan penanganan komplikasi yang cepat dan tepat.
Dengan mendapatkan pengobatan yang tepat, mungkin ini bisa memperlambat, dan mencegah penyakit menjadi lebih buruk.
Untuk menghadapi kondisi ini dokter mungkin merekomendasikan satu atau kedua perawatan ini:
- Antibiotik
Bakteri dalam tubuh membuat racun alami dari makanan yang dicerna.
Antibiotik, seperti rifaximin (Xifaxan®), menghentikan pertumbuhan bakteri, sehingga menghasilkan lebih sedikit racun.
- Obat Pencahar
Larutan oral laktulosa, obat pencahar yang terbuat dari gula laktosa, menarik racun ke dalam usus besar.
Pencahar merangsang sering buang air besar yang membantu mengeluarkan racun dari tubuh.
Baca Juga: Gagal Hati: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya
Komplikasi Ensefalopati pada Anak Jangka Panjang
Jika kondisi ensefalopati pada anak tak kunjung diobati, maka kemungkinan komplikasi lain bisa hadir yang bisa bertahan selama berbulan-bulan atau bahkan seumur hidup seseorang.
Komplikasi ini meliputi:
- Cacat pendengaran atau penglihatan
- Masalah memori
- Kelumpuhan
- Kelelahan yang terus-menerus
- Perubahan kepribadian
- Gangguan bicara
- Kelemahan atau kurangnya koordinasi otot
Baca Juga: Anak Tidak Berhenti Makan? Hati-hati Sindrom Prader Willi, Yuk Ketahui Moms!
Itulah informasi mengenai ensefalopati pada anak yang bisa Moms ketahui.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, jika Si Kecil menunjukkan gejala-gejala yang disebutkan ada baiknya untuk segera berkunjung ke dokter.
Konsultasikan pada dokter untuk perawatan yang tepat bagi Si Kecil, ya Moms.
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/20065339/
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/20065339/
- https://journals.lww.com/jpgn/Fulltext/2019/07000/Hepatic_Encephalopathy_in_Children_With_Acute.22.aspx
- https://www.healthline.com/health/hepatic-encephalopathy-2#symptoms
- https://www.childrens.com/specialties-services/conditions/encephalopathy
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21220-hepatic-encephalopathy
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.