Demam setelah Imunisasi, Wajarkah? Bagaimana Penanganannya?
Imunisasi penting dilakukan pada Si Kecil agar menghindari risiko terinfeksi oleh virus berbahaya yang bisa menyebabkan kematian.
Mengutip situs UNICEF, sejauh ini hanya cacar (smallpox), yang telah diberantas total oleh vaksin, menyelamatkan sekitar 5 juta jiwa setiap tahun.
Namun secara keseluruhan, keberadaan vaksin telah mengontrol 7 penyakit: cacar, difteri, tetanus, demam kuning, batuk rejan, polio, dan campak agar tak terjadi outbreak yang bisa merugikan.
Sayangnya, masih ada beberapa orang tua yang enggan melakukan vaksinasi kepada anaknya, karena beberapa faktor. Salah satunya, karena efek samping yang disebabkan oleh vaksin itu sendiri, yaitu demam.
Perlu diketahui bahwa demam sendiri merupakan efek samping yang wajar dialami usai Si Kecil divaksinasi.
"Jika anak tidak diimunisasi, ia mempunyai risiko tinggi menderita penyakit yang mematikan, membuat cacat atau menimbulkan wabah. Dampaknya, anak tersebut dapat menjadi sumber penularan penyakit bagi anak lain," jelas Dr. dr. Hindra I. Satari, Sp. A (K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Penyakit Tropis dan Infeksi di RS Pondok Indah – Pondok Indah.
Mengutip dari WebMD, reaksi ringan setelah vaksin menunjukkan bahwa vaksin tersebut bekerja. Gejala-gejala ini adalah tanda bahwa tubuh anak Anda membuat antibodi baru. Biasanya, reaksi ini hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Baca Juga: 3 Langkah Deteksi Anak yang Alami Stunting
Efek Samping Umum Usai Imunisasi
Foto: medicalnewstoday.com
Beberapa efek paling umum yang mungkin dialami anak termasuk kemerahan di lokasi suntik vaksin, sedikit bengkak di lokasi suntik vaksin, anak rewel, demam ringan, dan sulit tidur.
Kadang-kadang, vaksin difteri seperti DTaP dan vaksin pneumokokus dapat menyebabkan reaksi lain, seperti pembengkakan satu seluruh kaki atau lengan.
Efek samping yang lebih jarang terjadi termasuk muntah, rasa kantuk, dan kehilangan selera makan.
Gejala Parah Usai Imunisasi yang Harus Menghubungi Dokter
Foto: momsxyz.com
Ada beberapa anak yang alergi terhadap vaksin tertentu, Moms akan melihat tanda-tanda bahwa ada sesuatu yang salah. Biasanya, reaksi ini terjadi cepat setelah vaksin, dalam beberapa menit atau beberapa jam.
Efek samping yang parah jarang terjadi, hanya 1 dari 1 juta anak yang memilikinya. Namun, penting untuk mengetahui gejala apa yang perlu diketahui dokter, sehingga Moms bisa meminta bantuan untuk ditindaklanjuti.
Beberapa tanda khusus yang harus dicari termasuk:
- Masalah pernapasan seperti mengi
- Suara serak
- Wajah pucat
- Lemah dan lesu
- Detak jantung cepat
- Pusing
- Pembengkakan di wajah atau tenggorokan
- Demam lebih dari 40 derajat Celcius
- Kejang
- Tanda lain jika Si Kecil menangis tak terkendali selama 3 jam atau lebih
Baca Juga: Tinggi Badan Anak Dipengaruhi secara Genetik, Benar atau Salah?
Penanganan Demam pada Anak Usai Vaksin
Jika Moms merasa khawatir dengan demam yang dialami Si Kecil usai vaksin, Moms bisa melakukan penanganan yang dibutuhkan. Menurut dr Hindra, jika anak demam usai vaksin, sebaiknya gunakan kompres yang hangat. "Jika diperlukan, berikan juga parasetamol," tambahnya.
Demam karena vaksin pada umumnya berlangsung selama 2 hingga 3 hari, usai 12 jam semenjak dilakukan imunisasi. Ini normal, dan tidak berbahaya.
Dikutip dari Seattle Children's, beberapa langkah yang bisa dilakukan, yaitu:
- Untuk demam di atas 39 derajat Celcius, Moms bisa berikan produk asetaminofen (seperti Tylenol)
- Jika Si Kecil berusia lebih dari 6 bulan, dapat memberikan produk ibuprofen (seperti Advil)
- Pastikan anak mendapatkan cairan tubuh yang cukup
- Jangan menggunakan terlalu banyak pakaian atau selimut untuk anak
Ternyata, demam setelah imunisasi adalah hal wajar Moms. Jadi, Moms tidak perlu terlalu khawatir. Yang terpenting, Moms tahu cara penanganannya.
(AP/AND)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.