Dodol Betawi, Makanan Khas Jakarta yang Legit dan Manis!
Ada banyak jenis dodol yang ada di Indonesia, selain dodol Garut, ada juga dodol Betawi yang tidak kalah terkenal dan enak.
Makanan yang memiliki warna cokelat agak kehitaman ini memiliki rasa yang sedikit berbeda dengan dodol di daerah lainnya.
Seiring berjalannya waktu, makanan ini pun semakin sulit untuk ditemukan.
Yuk, simak ulasan lengkap seputar dodol Betawi, hingga cara membuatnya.
Baca Juga: Resep Kerak Telor, Makanan Khas Jakarta yang Bisa Dibuat Sendiri di Rumah, Pasti Lezat!
Mengenal Dodol Betawi
Dodol asli dari Jakarta ini biasanya dibuat saat sedang acara khusus, seperti pesta pernikahan, menyambut Idul Fitri atau Idul Adha.
Mengutip dari situs resmi Kemdikbud, pembuatan dodol juga sangat rumit dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Maka dari itu, produksinya lebih sering dilakukan pada momen tertentu saja.
Perlu diketahui, rasa dari dodol Betawi hanya terdiri dari 3 rasa, yaitu rasa ketan putih, ketan hitam, serta durian.
Ada beberapa daerah di Jakarta dan sekitarnya yang masih memproduksi dodol Betawi. Daerah tersebut, seperti Condet (Jakarta Timur), Bogor, Depok, dan Bekasi.
Hal ini karena area tersebut terdapat banyak komunitas warga Betawi.
Bukan hanya warga Betawi saja, dodol ini juga kerap dibuat oleh komunitas Tionghoa.
Bahan baku dari pembuatan dodol, antara lain ketan, gula merah, gula pasir, dan santan. Semua bahan tersebut harus dimasak di atas tungku dengan kayu bakar.
Proses memasaknya diperkirakan kurang lebih selama 8 jam. Pemilihan bahan-bahan yang bagus dapat membuat dodol terasa legit dan tahan lama.
Baca Juga: Aneka Menu Makan Malam untuk Keluarga yang Enak, Sehat dan Rendah Kalori
Cara Membuat Dodol Betawi
Dalam tradisinya, proses pembuatan dodol asli dari Jakarta ini memang sangat sulit. Sehingga, harus saling tolong-menolong agar bisa dibuat dengan baik.
Sebab, membuat dodol ini harus menggunakan panci kuali besar dengan diameter satu meter.
Selain itu, adonan harus diaduk selama 7 - 8 jam tanpa henti.
Jika adukan terhenti sebentar saja, adokan bisa keras dan rasanya tidak merata.
Meski begitu, Moms tetap bisa, lho membuatnya di rumah dan tidak perlu menghabiskan banyak waktu.
Porsinya bisa disesuaikan untuk dimakan sekeluarga. Makanan ini memiliki tekstur yang empuk, lembut, serta lengket.
Rasa manis berasal dari gula merah dan gula pasir bercampur dengan gurihnya santan.
Dodol ini bisa disantap untuk camilan, tetapi jangan dimakan dalam jumlah banyak.
Makan dodol secara berlebihan bisa membuat berat badan naik.
Resep Dodol Betawi
Mau bikin sendiri dodol Betawi di rumah? Berikut ini bahan-bahan yang dibutuhkan serta langkah-langkah membuatnya.
Untuk diperhatikan, hindari penggunaan gula pasir yang berlebih karena kue bisa terasa alot.
Sebagai alternatif, Moms bisa menggunakan tepung ketan siap pakai. Rasanya bisa sama, tetapi pengerasan relatif lebih cepat.
Bahan-bahan
- 1 liter beras ketan yang sudah dicuci, rendam, tiriskan, dan digiling
- 1 liter santan kental hasil perasan 2 buah kelapa tua
- 50 gram tepung ketan hitam
- 1,5 kg gula merah
- 50 gram gula pasir
- 1 sendok teh garam
Cara membuat:
- Campur tepung beras ketan, tepung ketan hitam, garam, dan santan hingga rata. Jika dirasa terlalu kental, Moms bisa menambahkan santan lagi hingga adonannya dirasa cukup.
- Masak di atas api kecil dan terus aduk.
- Setelah adonan terlihat mengeluarkan minyak dan tepung beraroma matang, masukkan gula merah dan gula pasir. Aduk terus hingga gula larut dan dodol matang.
- Cicipi dodol, tandanya jika dodol sudah matang adalah tidak menempel saat dikunyah.
- Siapkan wadah untuk menghidangkannya. Beri biji wijen tergantung selera.
Fakta Unik Dodol Betawi
Ada beberapa fakta yang perlu diketahui berhubungan dengan dodol Betawi, antara lain:
1. Makanan yang Sudah Mulai Langka
Memang, dodol asli dari Jakarta ini terbilang sudah mulai langka.
Ada banyak faktor yang memengaruhi hal tersebut, yaitu harga bahan dasar yang mahal, proses pembuatan yang lama, hingga pengalaman pembuatan yang mungkin hasil rasanya bisa berbeda.
2. Disajikan saat Acara Besar
Saat sedang acara besar dodol Betawi salah satu yang biasanya disajikan. Beberapa acara besar tersebut, seperti pernikahan dan Lebaran.
Makanan ini kerap disajikan sebagai pencuci mulut yang memang hanya tersedia di acara besar.
3. Proses Masak yang Lama
Seperti yang disebutkan sebelumnya, pembuatan dodol dalam tradisinya untuk menghasilkan dalam jumlah banyak membutuhkan waktu 8 - 12 jam.
Dodol butuh diaduk terus-menerus agar matang dan rasanya nikmat. Maka dari itu, hal ini membuat dodol Betawi menjadi langka dijual di pasaran.
4. Berkaitan dengan Status Sosial
Tidak banyak orang yang paham jika dodol berhubungan erat dengan status sosial pada masyarakat Betawi.
Apabila ada satu keluarga yang tidak menyajikannya di hari besar, bisa dibilang kondisi ekonominya sedang tidak stabil.
5. Ajang Mencari Jodoh
Proses pembuatan dodol Betawi juga kerap dimanfaatkan sebagai momen untuk mencari jodoh. Sang pria coba untuk berkenalan dengan putri dari keluarga yang sedang membuat dodol dengan cara membantunya.
Dengan begitu, pendekatan awal lebih mulus yang bisa berlanjut ke tahap yang lebih serius.
Baca Juga: Daftar Makanan Khas Tulungagung yang Wajib Dicoba
6. Lambang Gotong Royong
Dodol Betawi kerap menjadi lambang untuk gotong royong karena proses pembuatannya. Selama proses pembuatan, kerja tim yang dilakukan dapat mempererat tali persaudaraan.
Baik pria maupun wanita saling membagi tugas sehingga lama pembuatan yang dibutuhkan tidak terlalu dirasakan.
Nah, itulah pembahasan tentang dodol betawi yang tidak banyak orang ketahui serta cara pembuatannya.
Di masa modern ini, tidak sedikit makanan asli dari berbagai daerah yang dilupakan.
Maka dari itu, cobalah untuk mulai mempelajarinya kembali dengan begitu, makanan khas daerah ini akan terus lestari.
- https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=500
- https://id.wikipedia.org/wiki/Dodol_betawi
- https://www.daaitv.co.id/DAAI-WP/2021/10/08/asal-usul-dodol-betawi-makanan-untuk-mencari-jodoh/
- https://cookpad.com/id/resep/270532-dodol-khas-betawi
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.