Do’s and Don’ts Menghadapi Balita yang Terlalu Lengket dengan Orang Tua
Beberapa anak memang memiliki watak yang lebih manja dibanding anak lain. Tapi, cara orang tua menghadapi balita yang menempel bisa berdampak besar pada seberapa lama dan seberapa parah kelekatannya. Bahkan, jangan-jangan Moms yang menyebabkan anak terlalu menempel?
Ini hal yang harus dilakukan dan dihindari saat menghadapi balita yang terlalu lengket dengan orang tua:
1. Do: Terima Kebutuhan Anak Akan Kelekatan dan Berikan Sebanyak Mungkin
Foto: filterfreeparents.com
Kelekatan yang dalam dengan anak akan membantu mereka tumbuh sebagai individu yang berbeda dan memungkinkan mereka menghadapi perpisahan yang lebih banyak nantinya.
Baca Juga: 5 Manfaat Orang Tua Bermain Bersama Anak
2. Don’t: Memperburuk Perpisahan dengan Hukuman
Foto: healthline.com
Jangan menolak jika anak ingin dekat dengan Moms karena hal ini bisa merusak hubungan Moms dengan Si Kecil atau malah membuatnya lebih manja.
Jika anak sedang lengket dengan Moms dan Moms malah memberi “hukuman” yang memperparah perpisahan seperti time out, emosi anak menjadi diaduk-aduk dan perilaku mereka jadi lebih sulit diatur. Fokuslah pada hubungan baik Moms dan Si Kecil.
3. Do: Kenalkan Anak dengan Pengasuh Lain
Foto: huffingtonpost.com
Anak memang lebih suka menempel dengan orang tua. Tapi, mereka bisa, kok, dekat dengan orang lain juga. Karena bayi dan balita umumnya bersifat pemalu, Moms perlu mengenalkan mereka dulu ke orang yang akan mengasuh mereka.
Beri tahu apa kesamaan mereka dan tunjukkan bahwa Moms menyukai dan mempercayai pengasuh tersebut. Anak akan mengikuti Moms, sehingga mereka akan menurut dengan pengasuh meski kadang membutuhkan waktu dan kesabaran.
Baca Juga: 5 Hal yang Harus Orang Tua Lakukan Saat Ajak Anak Ke Kebun Binatang
4. Don’t: Pergi Diam-diam
Foto: media.vanityfair.com
Sebagian Moms menganggap pergi diam-diam lebih baik. Sebab, jika anak sadar Moms akan pergi, ia akan menempel terus dan mempersulit Moms.
Ternyata, hal ini malah memperparah ketidakpastian yang dialami anak. Ia jadi bertanya-tanya, seberapa lama Moms dan Dads akan membersamai mereka?
“Moms seperti mengatakan pada anak, ‘Oke, ketika kamu tidak sadar, waspadalah, karena orang yang kamu percaya bisa menghilang tiba-tiba’,” kata Ross Thompson, psikolog perkembangan dari UC-Davis, Amerika Serikat.
5. Do: Katakan Pada Anak Kapan Moms Akan Pergi dan Kembali
Foto: ctfassets.net
Sebelum pergi, beri tahukan pada anak kapan Moms akan berangkat. Apakah besok pagi, atau lima menit lagi? Katakan juga kapan Moms akan kembali dan apa yang akan dilakukan.
Sebaiknya lekatkan waktu pada peristiwa konkret agar anak mudah memahaminya. Misalnya, Moms akan pulang di waktu anak makan siang, lalu Moms akan makan bersama Si Kecil. Jadi, anak bisa memprediksi kapan Moms pergi dan kapan pulang.
Baca Juga: Pertengkaran Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Psikologi Anak
Memang tak tega melihat anak menangisi kepergian Moms. Tapi, dengan mengomunikasikan kepergian dan kepulangan dengan jelas, anak jadi punya alat konseptual untuk mengatur dan memahami situasi. Si Kecil jadi punya semacam kendali, dan itulah yang ia butuhkan.
Moms harus menyediakan seseorang yang nyaman bagi anak untuk berbagi kesedihan dan mendapat penghiburan. Jika anak bisa mengandalkan seseorang untuk membantu mereka secara emosional, anak akan membangun rasa percaya dan aman dengan pengasuh. Jadi, ia dapat beradaptasi saat berpisah dengan Moms.
6. Don’t: Terlihat Khawatir Saat Berpisah dengan Anak
Foto: medicalnewstoday.com
Anak memiliki “antena” emosional yang sangat baik. Jadi, jika mereka melihat Moms tidak tenang, anak juga akan merasa tidak nyaman.
Baca Juga: 5 Perilaku Orangtua yang Mengganggu Psikologi Anak
Jika anak ingin menempel terus padahal Moms harus melakukan hal lain…
Foto: scarymommy.com
Karena Moms harus menuruti anak saat ia ingin dekat terus dengan Moms, Moms perlu melakukan penyesuaian dalam hal lain.
Misalnya, jika Moms harus membersihkan dapur sementara anak mau Moms tetap bermain bersamanya, Moms bisa membuatkan area main kecil di dapur. Jadi, anak bisa bermain sambil tetap melihat Moms.
Menghadapi balita yang lengket dengan orang tua memang melelahkan. Namun, Moms harus mengerti bahwa dunia tampak menakutkan bagi bayi dan balita.
Sebagai orang tua, Moms punya kekuatan untuk membuat semuanya tampak lebih baik di hadapan anak. Anakpun akan lebih percaya diri menghadapi dunia dan ketidakpastiannya, kelak tanpa bantuan kita lagi.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.