15 Efek Sering Berhubungan Intim yang Kurang Baik, Ketahui!
Ternyata, efek sering berhubungan intim dapat memengaruhi kesehatan fisik dan emosional jika tidak dilakukan dengan bijak.
Meskipun aktivitas seksual memiliki manfaat seperti meningkatkan suasana hati dan mempererat hubungan, terlalu sering melakukannya bisa menyebabkan berbagai dampak negatif.
Moms dan Dads pun mungkin tidak menyadari bahwa tubuh membutuhkan jeda untuk pulih dari intensitas tersebut.
Frekuensi Keseringan Berhubungan Intim
"Sering berhubungan intim" adalah istilah yang bisa berbeda maknanya bagi setiap orang atau pasangan, tergantung pada standar pribadi atau kebiasaan masing-masing.
Namun, dalam konteks medis atau kesehatan seksual, "sering" bisa mengacu pada frekuensi yang lebih tinggi dari rata-rata pasangan.
Beberapa aspek umum yang bisa masuk dalam kategori "sering" antara lain:
1. Berhubungan Setiap Hari
Berhubungan intim setiap hari memang bisa termasuk dalam kategori "sering," meskipun sebagian besar pasangan mungkin memiliki frekuensi yang lebih rendah.
2. Beberapa Kali Sehari
Berhubungan intim beberapa kali dalam satu hari juga termasuk intensitas yang tinggi dan biasanya digolongkan sebagai "sering," terutama jika ini dilakukan secara konsisten dalam jangka waktu tertentu.
Efek Sering Berhubungan Intim
Setiap orang memiliki kebutuhan dan batasan berbeda dan frekuensi hubungan seks.
Sering berhubungan intim umumnya tidak masalah selama tetap merasa nyaman, tidak menyebabkan kelelahan fisik, dan tidak ada masalah kesehatan atau psikologis yang muncul akibat intensitas tersebut.
Namun, ada efek sering berhubungan intim yang kurang baik dan mungkin dialami.
1. Kelelahan
Aktivitas seksual membutuhkan energi fisik, mirip seperti olahraga intens, karena memicu peningkatan detak jantung dan laju pernapasan.
Selama hubungan intim, tubuh melepaskan berbagai hormon, seperti norepinefrin, adrenalin, dan kortisol, yang merangsang metabolisme dan meningkatkan tekanan darah.
Meskipun hormon-hormon ini bermanfaat dalam jangka pendek, jika dilepaskan terus-menerus tanpa istirahat yang cukup, tubuh akan mengalami kelelahan.
2. Penis Nyeri dan Bengkak
Melansir Healthline, efek sering berhubungan intim juga bisa menyebabkan penis terasa nyeri dan mengalami pembengkakan.
Kondisi ini biasanya terjadi akibat gesekan berulang dan stimulasi yang berlebihan selama hubungan seksual, terutama jika tidak disertai dengan pelumasan yang cukup.
Rangsangan manual yang berlebihan atau ejakulasi paksa juga dapat memperparah kondisi, sehingga penis mengalami lecet dan iritasi pada kulit luar.
Jika dibiarkan tanpa istirahat, kondisi ini bisa memperburuk peradangan dan meningkatkan risiko infeksi pada saluran reproduksi, seperti infeksi pada testis, prostat, atau epididimis.
3. Pembengkakan pada Vagina dan Labia
Tak hanya menyerang pria, wanita juga dapat mengalami efek sering berhubungan intim.
Selama aktivitas seksual, aliran darah ke area genital meningkat, sehingga menyebabkan pembuluh darah di vagina dan labia melebar.
Proses ini normal sebagai respons terhadap rangsangan, namun jika hubungan intim dilakukan terlalu sering tanpa jeda, aliran darah berlebihan bisa memicu pembengkakan.
Pembengkakan vagina sering kali disertai dengan rasa nyeri dan ketidaknyamanan, terutama jika tidak ada pelumasan yang memadai selama hubungan intim.
Kondisi ini semakin rentan terjadi pada wanita yang mengalami vagina kering, misalnya akibat perubahan hormon atau penggunaan kontrasepsi tertentu.
4. Dehidrasi
Aktivitas seksual dapat menguras energi dan membuat tubuh banyak berkeringat, terutama saat hubungan berlangsung lama atau intens.
Kehilangan cairan melalui keringat tanpa diimbangi asupan air yang cukup dapat menyebabkan tubuh mengalami dehidrasi.
Kondisi ini bisa semakin parah jika sebelumnya mengonsumsi alkohol, karena alkohol menghambat produksi hormon antidiuretik, yang penting untuk mengatur penyerapan cairan dalam tubuh.
5. Nyeri Punggung Bawah
Posisi tertentu seperti berdiri atau menekuk punggung saat seks dapat memberi tekanan lebih besar pada tulang belakang bagian bawah.
Ketika gerakan ini dilakukan terlalu cepat atau dalam waktu lama tanpa jeda, risiko cedera semakin meningkat.
Nyeri punggung bawah atau low back painlansi dapat bersifat sementara, namun dalam beberapa kasus, ketegangan otot yang berlebihan bisa menyebabkan nyeri kronis.
6. Cedera Saraf
Selama aktivitas seksual, tekanan atau gesekan berulang pada bagian tubuh tertentu, seperti leher, punggung, atau area genital, bisa mengakibatkan saraf terjepit atau iritasi.
Kondisi ini dapat memicu rasa nyeri, mati rasa, kesemutan, atau bahkan kelemahan otot di area yang terdampak.
Dalam kasus tertentu, cedera saraf dapat menyebabkan rasa nyeri yang menetap sehingga membatasi gerakan tubuh.
7. Masalah Orgasme
Efek sering berhubungan intim selanjutnya adalah munculnya masalah dalam mencapai orgasme, terutama pada pria.
Secara fisiologis, pria membutuhkan waktu sekitar 48 jam untuk memulihkan jumlah dan kualitas sperma setelah ejakulasi.
Jika hubungan seksual terjadi terlalu sering, kualitas sperma dan kepuasan seksual bisa menurun.
Masalah ini juga bisa diperburuk oleh stres dan kelelahan, yang memengaruhi fungsi libido dan performa seksual.
Akibatnya, meski ada keinginan untuk berhubungan, tubuh tidak merespons rangsangan dengan optimal, yang akhirnya dapat menyebabkan frustrasi dan ketidakpuasan.
Baca Juga: 10 Penyebab Keluar Darah setelah Berhubungan Seks, Simak!
8. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Siapa sangka, terlalu sering berhubungan juga dapat meningkatkan risiko terkena infeksi saluran kemih (ISK).
Hal ini karena selama hubungan intim, bakteri dari area genital atau anus dapat terdorong masuk ke dalam uretra (saluran tempat keluarnya urin) yang meningkatkan risiko infeksi.
Dalam hal ini, wanita lebih rentan mengalami ISK karena uretra mereka lebih pendek dan lebih dekat dengan vagina, sehingga memudahkan bakteri seperti Escherichia coli masuk dan berkembang di saluran kemih.
Gejala ISK meliputi nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil, sering merasa ingin berkemih meskipun hanya sedikit urin yang keluar, urin keruh atau berdarah, serta nyeri di punggung bawah atau perut bagian bawah.
Bahkan dalam beberapa kasus, infeksi ini juga bisa disertai dengan demam atau bau urin yang tidak sedap.
9. Berisiko Terkena Penyakit Menular Seksual
Melansir laman HealthCentral, efek sering berhubungan intim lainnya adalah dapat meningkatkan risiko terkena penyakit menular seksual.
Trutama jika dilakukan tidak menggunakan pengaman seperti kondom atau dental dam.
Hubungan seksual yang berulang dengan beberapa pasangan atau tanpa jeda memudahkan penularan infeksi seperti HIV, klamidia, gonore, sifilis, dan human papillomavirus (HPV).
Virus dan bakteri penyebab PMS dapat menyebar melalui cairan tubuh, kontak langsung dengan kulit atau selaput lendir yang terinfeksi, dan melalui darah.
10. Kecanduan Seks
Kecanduan seks ditandai dengan dorongan yang kompulsif dan tak terkendali untuk terus melakukan hubungan intim atau aktivitas seksual lainnya, meskipun sering kali tidak memberikan kepuasan yang diharapkan.
Dorongan tersebut tidak hanya memengaruhi kondisi emosional, tetapi juga dapat menyebabkan tindakan ekstrem seperti perselingkuhan, penipuan, atau perilaku berisiko, seperti sering berganti pasangan tanpa perlindungan.
Selain itu, kecanduan seks sering kali tidak memberi kenikmatan sejati, melainkan muncul sebagai respons untuk meredakan kecemasan atau tekanan mental sementara.
11. Rambut Rontok
Aktivitas seksual yang berlebihan dapat memengaruhi keseimbangan hormon, terutama hormon dihydrotestosterone (DHT), yang terkait dengan kerontokan rambut.
Bagi yang belum tahu, DHT adalah turunan dari hormon testosteron yang dapat memengaruhi folikel rambut, sehingga membuatnya menyusut dan menghambat pertumbuhan rambut baru.
Akibatnya, folikel yang melemah dapat menyebabkan pola kebotakan, terutama pada pria.
Selain faktor hormonal, hubungan seksual yang terlalu sering bisa memicu stres dan kelelahan, yang juga berperan dalam memperburuk kondisi rambut rontok.
12. Otot Tegang
Selama hubungan intim, banyak kelompok otot yang bekerja untuk mendukung gerakan dan menjaga keseimbangan tubuh, terutama otot-otot di punggung, paha, dan panggul.
Jika posisi atau gerakan tertentu dilakukan dengan intensitas tinggi atau dalam waktu lama, otot bisa menjadi tegang, sehingga menyebabkan rasa sakit, kram, atau bahkan kekakuan.
13. Penglihatan Menurun
Salah satu efek jarang tetapi mungkin terjadi akibat terlalu sering berhubungan intim adalah penurunan sementara pada penglihatan.
Saat berhubungan intim, terutama saat mencapai orgasme, tekanan darah dan detak jantung meningkat, yang dapat memicu pecahnya kapiler di mata.
Hal ini dapat menyebabkan penglihatan kabur atau munculnya bercak merah pada bagian putih mata (subconjunctival hemorrhage).
Meskipun kondisi ini terlihat mengkhawatirkan, biasanya tidak berbahaya dan akan pulih dengan sendirinya dalam beberapa hari tanpa memerlukan perawatan khusus.
14. Serangan Jantung
Efek sering berhubungan intim berikutnya yang juga patut untuk Moms dan Dads sadari adalah dapat menyebabkan serangan jantung.
Aktivitas seksual melibatkan respons fisik mirip dengan olahraga ringan hingga sedang.
Bagi orang sehat, aktivitas ini cenderung aman dan justru bermanfaat bagi kesehatan jantung.
Namun, bagi yang memiliki penyakit jantung koroner atau gangguan kardiovaskular, tekanan yang berlebihan selama hubungan intim dapat memicu gejala seperti nyeri dada (angina), sesak napas, atau bahkan serangan jantung mendadak.
15. Menurunkan Produktivitas
Aktivitas seksual yang berlebihan dapat menguras energi fisik dan mental, yang pada akhirnya menyebabkan kelelahan, penurunan fokus, dan kesulitan berkonsentrasi.
Ketika tubuh dan pikiran tidak mendapatkan istirahat yang cukup, performa dalam pekerjaan atau aktivitas lain bisa terganggu.
Hal ini dapat membuat Moms atau Dads merasa kurang efektif dalam menyelesaikan tugas-tugas harian dan menurunkan motivasi untuk bekerja atau belajar.
Baca Juga: 12 Penyebab Meriang Setelah Berhubungan Seks, Simak Moms
Itulah beberapa efek sering berhubungan intim yang sebaiknya Moms dan Dads pahami.
Yuk, lebih berhati-hati dalam melakukan hubungan seksual secukupnya.
Jangan lupa untuk berdiskusi dengan pasangan agar hubungan tetap harmonis, ya!
- https://www.healthline.com/health/healthy-sex/sore-penis-after-sex
- https://www.healthcentral.com/sex-and-relationships/how-much-sex-is-too-much
- https://bebodywise.com/blog/disadvantages-of-having-sex-everyday/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.