Tortikolis Pada Bayi, Ini 5 Hal yang Perlu Moms Ketahui
Torticollis atau wryneck, secara harfiah berarti “leher bengkok” dalam bahasa Latin. Pada bayi baru lahir, tortikolis dapat terjadi karena posisi di dalam rahim atau setelah melalui proses persalinan yang sulit.
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut merupakan beberapa fakta mengenai tortikolis pada bayi yang telah kami rangkum dari berbagai sumber.
Baca Juga: 5 Stimulasi Untuk Memperkuat Leher Bayi
1. Posisi Sungsang Dapat Sebabkan Tortikolis Pada Bayi
Manusia memiliki otot panjang di setiap sisi leher yang membentang dari belakang telinga ke tulang selangka. Tulang ini disebut dengan sternocleidomastoid (SCM). Ketika seorang bayi mengalami tortikolis, otot ini lebih pendek di salah satu sisinya. Mengapa demikian?
Bayi mungkin mengalami kejang di dalam rahim atau berada dalam posisi abnormal, seperti sungsang. Kondisi semacam ini dapat memberi tekanan ekstra pada satu sisi kepala bayi yang dapat menyebabkan SCM mengencang.
Jika dokter menggunakan forsep atau alat vakum selama persalinan, itu juga dapat memberi tekanan pada SCM bayi.
2. Tortikolis Pada Bayi Memiliki Beberapa Gejala Berbeda
Bayi dengan tortikolis memiliki leher yang kaku dan tidak dapat menggerakkan leher mereka dengan bebas. Kepalanya juga mungkin miring ke satu sisi dan dagunya sedikit menonjol. Namun, berbagai jenis tortikolis pada bayi dapat menunjukkan gejala yang berbeda, yaitu:
- Beberapa bayi dengan tortikolis tetap mungkin terlihat tidak seimbang atau mengalami plagiocephaly.
- Bayi dengan tortikolis juga mungkin mengalami keterlambatan ringan dalam mengembangkan kemampuan menggunakan otot-otot mereka (keterampilan motorik).
- Seiring dengan bengkoknya leher, bayi dengan sindrom Klippel-Feil mungkin memiliki masalah lain, seperti kesulitan mendengar.
Baca Juga: Pelampung Leher Tidak Boleh Sering Digunakan Saat Bayi Berenang?
3. Lebih Cepat Diobati Lebih Mudah Disembuhkan
Tortikolis pada bayi dapat sembuh tanpa operasi ketika diobati lebih awal, idealnya dalam 1 atau 2 bulan pertama setelah bayi lahir. Tetapi, jika orang tua menunggu sampai bayi berusia 3 bulan atau lebih, proses pengobatan dan perawatan akan memakan waktu yang lebih lama.
“Dokter anak yang menangani akan menjelaskan cara memposisikan bayi serta melakukan pijat dan peregangan pada bayi, atau merujuk bayi dengan tortikolis ke pusat terapi fisik,” kata David A. Burke, D.O., dokter spesialis anak dari American Board of Pediatrics, seperti dikutip dari Cleveland Clinic.
4. Latihan Peregangan Dapat Dilakukan di Rumah
Kebanyakan bayi dengan tortikolis (posisi kepala miring atau kesulitan menoleh) memang tidak merasakan sakit sama sekali akibat tortikolis mereka. Biasanya kondisi menjadi lebih baik dengan perubahan posisi atau latihan peregangan yang bisa dilakukan di rumah.
Baca Juga: Waspadai Penyebab Kematian Bayi Mendadak (SIDS)
5. Tummy Time Termasuk Dalam Perawatan Ringan Tortikolis Pada Bayi
Tummy time dalam waktu singkat pada bayi adalah latihan yang sangat penting karena membantu memperkuat otot leher dan bahu.
Pergantian posisi ini juga mempersiapkan bayi sekaligus memperkuat otot leher, lengan, dan paha bayi sebelum merangkak. Sehingga latihan ini akan sangat membantu mengobati tortikolis pada bayi.
“Kami merekomendasikan tummy time untuk semua bayi. Tummy time juga dapat mengatasi plagiocephaly ringan dan membuat kepala bayi lebih bundar,” ujar Dr. Burke.
Itulah beberapa fakta terkait tortikolis pada bayi. Semakin cepat dikenali gejalanya, semakin cepat pula perawatan dan pengobatan dapat dilakukan.
Sudahkah Moms memeriksa kandungan untuk mengetahui kondisi dan posisi Si Kecil di dalam kandungan?
(RGW)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.