22 Juni 2020

Ini Faktor Risiko Noise Induced Hearing Loss (NIHL) pada Anak, Wajib Tahu!

Mendengarkan musik dengan earbud bisa jadi salah satu penyebabnya

Paparan terhadap bunyi bising adalah penyebab umum gangguan pendengaran yang kita alami.

Efek kumulatif dari lingkungan yang bising, yang juga dikenal sebagai polusi suara, akan mempengaruhi struktur halus telinga bagian dalam, yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen. Hal ini biasa dikenal dengan Noise Induced Hearing Loss (NIHL).

Baca Juga: Gangguan Pendengaran dan Efeknya untuk Kesehatan Otak, Begini Penjelasannya

Bukan hanya orang dewasa saja yang memiliki risiko tertinggi gangguan NIHL yang disebabkan oleh kebisingan ini, peningkatan penggunaan headphone dan earbud pada anak-anak dan remaja juga bisa berisiko.

Apa saja faktor risiko NIHL yang bisa terjadi pada anak-anak atau remaja? Yuk, kita simak Moms.

Faktor Risiko Noise Induced Hearing Loss pada Anak

“Faktor risiko NIHL pada anak tentunya adalah pajanan bising yang berulang atau intensitas yang tinggi,” jelas dr. Rangga Rayendra Saleh, dokter spesialis THT RS Pondok Indah – Puri Indah.

Menurut dr. Rangga, semakin sering terpapar bising, dan semakin lama durasi paparan, maka semakin tinggi risiko terjadinya NIHL pada anak.

Suara bising dapat merusak sel-sel rambut di telinga bagian dalam dan saraf pendengaran. Ini disebut gangguan pendengaran sensorineural atau tuli saraf. Gangguan pendengaran sensorineural juga memiliki banyak penyebab lain.

Baca Juga: Sebutan "Tuli" atau "Tunarungu", Mana yang Lebih Disarankan?

Kehilangan pendengaran karena suara keras dapat terjadi cepat atau lambat. Jika sudah terjadi, hal ini bisa berakibat seumur hidup (permanen) atau jangka pendek (sementara).

Gejala Noise Induced Hearing Loss pada Anak

Noise Induced Hearing Loss pada anak
Foto: Noise Induced Hearing Loss pada anak

Foto: Orami Photo Stock

Mengutip University of Rochester Medical Center Rochester, mengalami gangguan pendengaran adalah gejala utama dari Noise Induced Hearing Loss yang disebabkan oleh kebisingan. Anak mungkin akan mengalami gejala berikut:

  • Kesulitan mendengar suara lembut atau samar.
  • Percakapan normal mungkin terdengar teredam atau tidak jelas
  • Dering atau dengung di telinga (tinnitus)
  • Anak dapat mendengar, namun mengalami kesulitan memahami apa yang dikatakan orang lain, karena terdengar seperti bergumam.
  • Anak akan mengalami rasa sakit di telinga setelah paparan suara keras.
  • Si Kecil berbicara keras atau setengah berteriak.

Jika Si Kecil mengalami gejala-gejala di atas, segera hubungi dokter ya Moms.

Baca Juga: Cara Membersihkan Telinga Anak, Ketahui Agar Tak Alami Risiko Berbahaya

Mencegah Noise Induced Hearing Loss

Noise Induced Hearing Loss pada anak
Foto: Noise Induced Hearing Loss pada anak

Foto: focus.masseyeandear.org

NIHL yang disebabkan oleh kebisingan biasanya terjadi secara permanen, jadi penting bagi kita untuk mengambil tindakan pencegahan dalam melindungi telinga anak.

Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi berada dalam situasi kebisingan yang keras, termasuk:

1. Gunakan Penutup Telinga

Untuk mencegah NIHL, penutup telinga bisa digunakan. Alat ini jika benar-benar pas di telinga dan membentuk segel kuat, akan menurunkan tingkat kebisingan 15 hingga 30 dB.

Moms dapat memasangkan penutup telinga dan plug secara bersamaan sebagai upaya mengurangi tingkat kebisingan.

2. Mengecilkan Suara Musik

Earbud yang dimasukkan langsung ke saluran telinga akan menempatkan musik keras tepat di gendang telinga kita.

Moms tidak boleh membiarkan Si Kecil mendengarkan musik dengan suara yang keras, dan jangan menggunakan musik untuk menghalangi suara yang tidak diinginkan.

3. Berhati-hatilah

Setelah Moms menyadari bahaya kebisingan, Moms mungkin harus lebih berhati-hati. Misalnya hindari untuk berjalan langsung ke daerah yang sedang aktif melakukan pembangunan dan carilah jalan lain.

Tetap berhati-hati dan jaga agar kita dan anak tidak mengalami Noise Induced Hearing Loss ya, Moms. Semoga bermanfaat.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.