Waspada! Flu Australia Merupakan Penyakit Mematikan
Mungkin banyak yang sudah tidak asing lagi dengan virus flu A(H3N2) atau yang lebih dikenal dengan flu australia.
Flu yang ditemukan pertama kali di Australia, juga merambah ke Inggris, dan terparah menjatuhkan banyak korban di Amerika Serikat.
Dikutip dari Vox.com, 80% kasus flu tahun 2017 di Amerika Serikat didominasi oleh flu Australia. Kepala divisi flu Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, melaporkan ada sekitar 22,7% dari 100 ribu orang yang dilarikan ke rumah sakit selama seminggu (31 Desember 2017 - 6 Januari 2018).
Virus A(H3N2) dinobatkan sebagai virus terburuk dalam 5 tahun terakhir Australia, dan menyumbang sekitar 55% kasus di tahun 2017. Dikutip dari CNN.com, di Australia, sebanyak 745 dikabarkan meninggal akibat terserang flu A(H3N2). Ini melebihi rata-rata kematian orang akibat flu biasa.
Baca Juga: Catat! Ini Pentingnya Vaksin Influenza untuk Anak
Cara Penyebaran dan Gejala Flu Australia
Virus flu australia menyebar dengan cepat melalui udara saat penderitanya batuk atau bersin. Virus ini dapat bertahan di tangan atau udara selama 24 jam.
Maka dari itu, penyebarannya sangat cepat dan siapapun orang yang menghirup udara sekitar virus dapat dengan mudah terjangkit.
Gejala flu australia beraneka ragam, seperti demam tinggi, mual, muntah, diare, peradangan pada tenggorokan, bahkan gangguan tidur. Jika penyakit ini menyerang anak kecil, ada kemungkinan penderitanya akan merasakan sakit telinga.
Biasanya lama penyakit adalah 1-2 minggu, tergantung kondisi fisik setiap orang. Namun wanita hamil, manula, dan anak-anak jauh lebih rentan terkena penyakit ini.
Cara Membedakan Flu Australia dengan Flu Biasa
Yang membedakan flu ini dengan flu pada umumnya, adalah penyebarannya yang sangat cepat dan kondisi orang yang terjangkit akan jauh lebih parah dibanding jika terkena flu biasa.
Bahkan, efek terparah dari flu australia adalah dapat membuat komplikasi seperti pneumonia atau bahkan kematian.
Jadi, meskipun gejalanya sangat mirip dengan terkena flu biasa, kita dapat segera mengetahui perbedaannya dengan melihat gejala berikut:
- Penderita dapat terserang demam tinggi, secara tiba-tiba. Panas tinggi biasanya mencapai 38 derajat. Jika terkena flu biasa, demam tidak akan setinggi jika kita terkena flu australia ini.
- Penderita akan merasakan mual dan muntah, serta tidak nafsu makan. Hal ini jarang terjadi pada orang yang terkena flu biasa.
- Beberapa kasus juga mengatakan orang yang terkena flu australia tak jarang merasakan sakit di bagian perut, dan juga terserang diare.
- Ada pula orang yang benar-benar merasakan kelelahan yang teramat sangat, hingga nyaris sulit bangun dari tempat tidur, pusing, namun mereka kesulitan untuk tidur nyenyak.
Baca Juga: Mengenal Virus Influenza dan Cara Pencegahannya dengan Vaksin
Selain tanda-tanda di atas, gejala lainnya hampir sama dengan flu biasa, yaitu pilek, batuk berdahak, sakit kepala, serta sakit tenggorokan.
Namun bila kita merasakan gejala yang lebih parah dari flu pada umumnya, segera periksakan ke dokter untuk mengetahui lebih lanjut.
Cara Mencegah Flu Australia
Karena virus ini termasuk baru, penelitian tentang flu ini masih terus dikembangkan. Yang bisa dilakukan untuk mencegah virus ini mungkin sama dengan pencegahan virus flu pada umumnya, yaitu dengan menjaga kebersihan, mencuci tangan dengan sabun setelah beraktivitas di luar atau ingin makan.
Kita juga harus memperhatikan etika saat batuk dan bersin. Akan lebih baik, saat bepergian keluar, jangan lupa gunakan masker, untuk menghindari virus flu dapat langsung terhirup oleh kita.
Seperti dikutip pada theguardian.com pencegahan yang bisa dilakukan untuk menangkal virus ini adalah melakukan vaksin.
“Kondisi ini belum terlambat,” ungkap Kanta Subbarao, Direktur Pusat Penelitian Organisasi Kesehatan Dunia tentang influenza di Melbourne.
“Ada banyak influenza di masyarakat dan kami benar-benar tidak tahu apakah A (H3N2) sudah memuncak atau berapa lama virus ini terus berkembang. Musim flu biasanya masuk di bulan Oktober atau September, jadi belum terlambat untuk mendapatkan vaksin," tambahnya.
Baca Juga: Jangan Sampai Terlewat, Ini Jadwal Imunisasi Dasar Bayi dan Manfaatnya
Meskipun vaksin dinyatakan tidak terlalu berpengaruh 100% menangkal penyakit ini, namun akan lebih baik meminimalisir dibandingkan tidak sama sekali bukan?
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.